"BAKARRR!!!... BAKAR MEREKAAA!!!" teriakan yang sangat ramai dari depan bangunan, teriakan yang begitu penuh amarah di gelapnya malam, kerusuhan sudah tidak dapat lagi di bendung, kebakaran terjadi di sekitar bangunan kerajaan, rakyat yang memaksa masuk ke dalam bangunan dan prajurit yang sudah mulai kewalahan untuk menahan agar mereka tidak memasuki bangunan raja.
Di dalam kamar, sang raja hanya bisa menatap keluar sembari bersedih melihat rakyatnya, di belakang sang raja istrinya sedang menenangkan bayi yang sedang menangis kencang, sang raja berbalik kemudian memeluk istrinya.
"bagaimana dengan william?, apa yang harus kita lakukan?" ucap sang istri dengan nada sedih sembari menggendong anaknya yang sudah mulai tertidur pulas.
sang raja kemudian menggendong anaknya yang tertidur "william eleanor, kelak kau akan menjadi pribadi yang kuat, carilah guru agar kau menjadi ksatria yang hebat, carilah teman² yang dapat kau andalkan, berpetualanglah keliling dunia dengan teman – temanmu, kelak kau akan kembali kemari dan rebutlah kembali kerajaan, jadilah pemimpin yang bijaksana, bawalah kembali kedamaian di tanah eleanor ini" kata sang raja.
Kemudian istrinya menatap anaknya sembari mengeluskan tangannya di kepala sang bayi "william jangan nakal ya nak, jadilah anak yang baik, makanlah makanan yang sehat, jangan sampai kamu telat makan agar tidak sakit, carilah teman yang banyak agar kamu tidak kesepian, jangan mabuk-mabukan, jangan berjudi, jangan menjadi pria genit, carilah perempuan yang memberikan kebahagiaan padamu, buatlah keluarga yang harmonis, semoga kamu bahagia di luar sana"
kemudian terdengar suara pintu berhasil di dobrak di bawah.
"kita sudah tidak memiliki waktu lagi, floyd kemarilah" seorang pengawal kepercayaan raja yang sedari tadi berdiri di depan pintu kamar memperhatikan mereka.
"siap yang mulia" dengan sigap dia menghadap raja,
"kupercayakan dia kepadamu, kumohon selamatkan anakku, bawalah dia pergi jauh, bantulah dia membawa kedamaian kembali ketanah ini, aku akan memberikan liontin ini sebagai bukti kalau dia adalah anakku, pergilah melalui jalan rahasia disana"
sang raja memasangkan liontin berwarna emas dengan bergambarkan sorang dewi menggunakan mahkota di kepalanya dan ikatkan kain menutupi matanya.
"siap yang mulia, aku bersumpah akan membawanya pergi dengan selamat" kemudian sang pengawal bergegas berlali memasuki jalan rahasia.
Sang raja hanya tersenyum, kemudian memeluk dengan erat istrinya, tidak lama setelah pengawal pergi pintu kamar di dobrak, ada banyak sekali rakyat berhasil masuk membawa senjata tajam dan obor, kemudian sang raja tewas mengenaskan dengan kondisi tubuh di cincang dan istrinya di bakar hidup-hidup.