(Sudut pandang : Aldric Wycliff)
"ALDRIC JANGAN KABUR!!! HABISKAN DULU MAKANANMU!"
"MAAF IBU AKU SUDAH KENYANG LAGI PULA AKU INGIN BERMAIN!" aku berlari meninggalkan meja makan menuju pintu keluar.
"ADUH!" Ketika baru saja aku meninggalkan rumah tiba-tiba aku menabrak seseorang di depanku.
"Hei nak selalu saja kau tidak berfokus saat melakukan sesuatu" orang itu kakek-kakek yang sudah cukup tua menggunakan pakaian penyihir lengkap dengan topi dan membawa tongkatnya
"KAKEK!" aku sedikit terkejut dan heran, padahal aku berlari cukup kencang tadi tetapi dia tidak bergerak sedikitpun
"Mau pergi kemana kamu? Bukankah hari ini hari ulang tahunmu"
"Aku ingin pergi bermain dengan teman-temanku, aku sudah berjanji dengan mereka untuk bermain di sungai"
"Baiklah kalau begitu kamu harus berjanji padaku untuk pulang sebelum sore hari"
"memangnya kenapa?" kakek hanya tersenyum kepadaku
"baiklah aku berjanji" sebenarnya aku ingin bermain dengan temanku sampai sore hari tapi karna kakek tidak menjawab mungkin dia ingin melihat perkembangan sihirku.
"anak pintar, berhati-hatilah"
"Baik" aku pergi meninggalkan rumah.
(Sudut pandang : Fillbert Wycliff)
Terdengar suara tak asing dari luar, mungkin orang itu datang.
"Haloooo"
"Tunggu sebentar" aku bergegas membukakan pintu
"Silahkan masuk tuan halbert, seperti yang saya duga anda akan datang hari ini"
"Hai fill, lama tak berjumpa"
Kami berjalan memasuki rumah menuju meja makan yang baru saja di bereskan oliv
"Lama tak jumpa tuan halbert, bagaimana kabarmu?"
"Seperti biasa, banyak sekali orang datang ke klinikku belakangan ini, entah mengapa setiap pekan semakin meningkat, aku masih menyelidikinya tetapi aku memiliki kecurigaan"
"Kecurigaan?"
"Itu tidak penting, bagaimana dengan kandungan olivia?"
Aku terkejut saat dia mengetahui kalau olivia sedang hamil, padahal baru beberapa hari kami mengetahuinya dan tidak pernah membahasnya dengan siapapun.
"Aku senang sekali! akhirnya setelah beberapa tahun kami menikah olivia bisa mengandung, dan sebentar lagi kami memiliki anak kandung"
"syukurlah, aku turut senang mendengarnya" kamipun duduk di meja makan yang sudah di bereskan oleh olivia
( Sudut pandang : Aldric Wycliff )
Hari ini adalah hati spesial untukku, karna hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke 6, aku berniat menghabiskan siang hari bermain sepuasnya dengan teman-temanku dan malamnya mengadakan pesta ulang tahunku
"Oy Al, bisakah kau membuat kolam dan peluncuran di sebelah sini" ucap devian
"Sepertinya menarik, baiklah tunggu sebentar"
Aku menggunakan sihirku untuk memenuhi permintaan mereka, umumnya hanya orang-orang tertentu yang dapat menggunakan sihir dan itupun baru bisa menggunakannya saat usianya menginjak 12 tahun, tapi entah mengapa aku bisa menggunakannya saat usiaku 5 tahun, bahkan orang tuakupun tidak bisa menggunakan sihir, mungkin ini adalah anugerah yang di berikan dewa padaku.
"Baiklah 1.... 2... 3...!!!" kami bertiga berlari dan meloncat ke kolam yang baru saja aku buat.
Aku merayakan ulang tahunku bertiga dengan temanku, temanku yang pertama adalah devian dia lebih muda beberapa bulan dariku, dan yang kedua adalah clave dia setahun lebih tua dariku.
Kami bersenang-senang sepanjang hari, berenang, memancing, memasak ikan. Biasanya kegiatan seperti ini sering kami lakukan, tapi belakangan ini kami jarang sekali bermain karna ada semacam wabah yang cukuo berbahaya.
Hari sudah mulai sore, tapi aku masih ingin bermain dengan teman-temanku, karna jarang sekali aku bisa bermain seperti ini. Lalu tiba-tiba
"AL... KEMARILAH!!!" saat aku sedang asik memancing tiba-tiba saja devian memanggilku dengan berteriak.
"ASTAGA APA YANG TERJADI!?" saat aku sampai aku melihat clave sedang berbaring sambil menahan sakit, saat aku mendekat aku melihat banyak lebam di sekujur tubuhnya.
"Aku tidak tahu, tiba-tiba saja clave terjatuh dan muncul lebam di tubuhnya" dengan panik devian menjelaskan apa yang baru saja terjadi
"AYO CEPAT BAWA KERUMAHKU DISANA ADA KAKEK" aku segera membawa clave pulang kerumahku.
"Bertahanlah clave sebentar lagi kita akan sampai"
Rumahku sudah mulai terlihat
"KAKEKKK!!! TOLONG AKU KAKEKKK!!!" dengan panik aku memanggil kakek dari kejauhan
Seketika kakek dan orang tuaku keluar dari rumah
"ASTAGA APA YANG TERJADI AL!?" ibuku tekejut .
"Cepat bawa dia ke kamar" dengan segera ayahku membawa clave Ke kamar dan membaringkannya.
Kakek mulai membaca mantra dan muncul lingkaran sihir di tubuh clave, tubuhnya bersinar, clave mulai kesakitan bahkan untuk berteriak saja dia tidak mampu, kakek masih terus berusaha keras menyembuhkan clave sampai keringat bercucuran, memar di tubuh clave tidak mau menghilang malahan memar itu semakin banyak.
"dewa, kumohon selamatkan clave" aku dan devian hanya bisa berdo'a kepada dewa sembari menangis, aku berharap clave baik-baik saja.
Bebarapa saat kemudian tubuh clave berhenti bergerak, kakek memberhentikan pengobatannya, tapi memar di tubuh clave tidak menghilang dan kondisinya sangat mengenaskan.
Ibu dan ayahku terkejut, aku dan devianpun demikian.
"Bagaimana kakek? Apa clave baik-baik saja?" aku sangat mengharapkan jawaban iya dari kakek, tapi kakek hanya diam sambil menutup matanya
"Al, bukankah kau sudah berjanji padaku" tiba-tiba saja kakek mengatakan itu
"Kau melanggar janjimu" aku hanya bisa diam dan terkejut, tiba-tiba saja aku teringat ucapan kakek untuk pulang sebelum sore hari, tapi aku melanggarnya hanya karna alasan sepele, tanpa sadar air mataku keluar banyak dan aku manangis kencang. Aku harus kehilangan sahabatku karna sebuah janji yang aku ingkari, ini benar-benar hari paling buruk seumur hidupku
.
.
( Sudut pandang : Halbert Islwyn )
Keesokan harinya
Aku melanjutnya penyelidikanku ketempat aldrick bermain.
"Jadi disini dia bermain" aku melihat kolam yang cukup besar di samping air terjun yang tidak begitu tinggi, di samping air terjun itu ada pijakan seperti tangga yang terbuat dari susuna batu, pijakan itu menuju seluncuran air yang terbuat dari sihir tanah, sepertinya itu semua sihir aldric.
Melihat kemampuannya yang sekarang, meskipun ini sihir dasar tapi melihat dia melakukan di usianya yang baru menginjak 6 tahun ini sangat luar biasa, Aku menatap langit sembari tersenyum.
"keturunanmu tidak pernah gagal ya Sieghart"
Aku melanjutkan perjalanan menyusuri sungai karna kecurigaanku atas wabah ini berasal dari mata air sungai ini. beberapa jam sudah berlalu, hari sudah mulai gelap aku istirahat sebentar untuk merenggangkan kakiku sembari menyiapkan sihir cahaya untuk melanjutkan perjalanan di malam hari, aku harus segera menyelesaikan masalah ini, melihat kejadian kemarin aku tidak ingin wabah ini menjadi semakin parah dan memakan korban lebih banyak.
Malam semakin larut, aku memberhentikan langkahku karna kurasa sudah waktunya untuk istirahat dan melanjutkan perjalanan esok hari, ketika aku sedang menyiapkan mantra pelindung seketika angin berhembus kencang membawa bau busuk yang sangat tajam
"Ukhuk, bau busuk macam apa ini" aku menutupi hidungku dan berlari menuju bau busuk ini berasal, bau yang sangat menyengat di hidung sampai-sampai membuatku ingin muntah, di sepanjang jalan ada banyak sekali bangkai hewan yang mati membusuk di sepanjang pinggir sungai, sepertinya mereka mati karna meminum air dari sungai ini, setelah beberapa lama aku berlari betapa terkejutnya aku melihat apa yang ada di depanku.
"siapa yang telah membunuhnya?" bangkai monster yang sangat besar, paling di takuti, dan di kenal sebagai lambang kehancuran dan kekacauan. Bangkai seekor NAGA itu tepat berada di tengah kolam mata air