For You, I will Keep Moving

( Sudut pandang : Aldric Wycliff )

"MAAFKAN AKU CLAVE... MAAFKAN AKU"

Sudah 3 hari berlalu, aku hanya bisa menangis, aku tidak bisa melupakan kesalahanku, aku benar-benar menyesal, aku selalu berharap kejadian itu tidak pernah terjadi, aku bahkan berdoa sepanjang malam pada dewa untuk bisa mengulang waktu tapi itu sia-sia.

"Dug dug dug" terdengar suara pintu di ketuk.

"Al... makan nak... sudah 2 hari makananmu tidak kamu sentuh"

"Sudahlah nak, jangan menyalahkan dirimu terus, ini sudah kehedak dewa bukan kesalahanmu"

"Al... kumohon bukalah pintunya nak"

ibuku terus memanggilku dengan khawatir tapi aku tidak meresponnya sama sekali, aku bahkan bahkan lupa kapan terakhir kali aku makan, Pintu kamar sengaja ku kunci dan ku tahan menggunakan sihir tanah agar tidak ada yang berhasil mendobrak masuk.

"Al..." aku sedikit terkejut karna yang kudengar itu adalah suara devian.

"Al ayo kita pergi ke makam clave".

mendengar dia mengucapkan clave tiba-tiba saja hatiku sakit.

"Hey al, apakah clave akan senang jika melihatmu seperti ini?".

kumohon jangan mengatakan nama itu lagi!.

"Aku tidak mengerti mengapa kamu menjadi seperti ini, kamu bahkan tidak datang ke pemakaman clave".

"Aku tidak mengerti mengapa kamu merasa paling bersalah, memang kita bermain untuk merayakan hari ulang tahunmu, tapi".

"Maksudku kita sudah sangat jarang sekali bermain bersama lagi, orang tua kita selalu melarang kita untuk pergi keluar".

"ketika kamu datang menyelinap melalui jendela dan memberi tahuku, aku bahkan memohon kepada orang tuaku untuk mengizinkanku pergi keluar sehari saja untuk merayakan ulang tahunmu".

"Aku tidak menyangka kalau clavepun melakukan hal yang sama, dan di hari itu kita bermain sangat gembira kan!".

"Ketika kita bersama kita selalu bersenang-senang, kita tertawa sepanjang hari, walau terkadang kita bertengkar satu sama lain, tapi tidak begitu lama kita tertawa kembali"

"Kemarin adalah hari yang spesial untuk kita, ketika sudah lama kita tidak bertemu, akhirnya kita bisa berkumpul kembali dan bermain sepanjang hari".

mendengar ucapan devian aku hanya bisa terdiam.

"Al, kakek baru saja memberi tahu kalau sumber wabah ini sudah di temukan, dia sedang membereskannya saat ini, dia juga berterima kasih, berkat kalian sumber masalahnya bisa lebih cepat di ketahui"

tiba-tiba saja suara ayahku berbicara seperti itu, meskipun sumber masalahnya di ketahui, tapi itu tidak dapat merubah apapun.

"Hey al, bukankah clave pernah berkata ketika salah satu dari kita sedang bersedih, sebagai teman, bukankah kita harus saling berbagi kesedihan kita?"

"KITA INI MASIH BERTEMAN KAN?!"

teriakan devian benar-benar membuatku terkejut, sakit di hatiku tiba-tiba menghilang begitu saja, kesadaranku kembali berjalan. Benar, aku tidak ingin clave menangis disana melihatku seperti ini terus, aku ingin dia bahagia disana, aku tidak ingin membuat clave lebih menderita.

Aku mulai bergerak dari kasurku, badanku terasa lemas sekali, aku berjalan perlahan menuju pintu kamar, aku membatalkan sihirku dan membuka kunci, ketika aku membuka pintu aku melihat devian, ayah dan ibuku terkejut melihatku. Sekilas, aku melihat clave di belakang mereka, dia tersenyum padaku sembari meneteskan air matanya, kemudian dia menghilang perlahan, tiba-tiba saja aku menangis sambil memeluk devian, ibuku turut memeluku sembari menangis, aku menangis kencang, sangat kencang sekali sekali saat itu seakan melepas semua perasaanku saat itu juga.