Jengah

“Gue dulu deh ngomong,” cetus Dessy di tengah derai tawanya. “Kamu di sini lagi ngapain?”

“Ini tempat aku tinggal selama di Jakarta.”

“O ya?” Dessy melihat lingkungan sekitar.

Adri mengangguk. “Aku betah di sini. Makanya aku suka bantu-bantu. Gardening dan cuci mobil itu yang biasa aku lakukan.”

“Kamu sendiri di sini mau apa?”

“Monique kan sekarang kos di sini.”

“Monique? Nyanda.”

“Duh, lu itu mau sampe kapan sih ganti kata ‘nyanda’ dengan ‘nggak’...?”

Adri tersenyum kecil. Saat itu muncullah seseorang lain. Jalannya yang tertatih dibantu sebuah tongkat kruk di tangan kanan membuat Dessy tahu bahwa orang itu difabel.

“Met siang....”

“Selamat siang, Pak,” sapa Dessy ramah. Tangannya terjulur siap untuk menyalami.

“Maaf tangan ini sedang kotor. Bapak lagi ngurus akuaponik dengan dibantu orang ini,” katanya sambil menunjuk Adri dengan dagunya.