Oneshot: Monstrous Being

"Hanako..., Hanako..., Oi." Kata Arumi pada Hanako yang lagi-lagi hilang dalam pikirannya.

"Ehh... Iya? Ada apa Arumi?" Tanya Hanako kaget pada Arumi.

"Kau kenapa selama seminggu ini bengong melulu Hanako? Apakah ada masalah yang mengganggumu saat ini?" Tanya Arumi yang sekarang duduk disamping sambil minum kopi kalengan.

"Mhhh... Tidak, aku merasakan ketenangan saja ketika aku sedang bengong jadi aku sering melakukannya." Kata Hanako pada Arumi disampingnya.

"Mau satu?" Kata Arumi sambil menyodorkan salah satu kopi kalengan miliknya dari plastik kecil yang dibawa Arumi.

Hanako mengambil kopi kalengan itu dari tangan Arumi dan meminumnya dengan pelan. Rasa manis kopi itu ditambah dengan segarnya kopi kaleng yang dingin membuat Hanako menghabiskannya.

"Hahhhh~~ Makasih Rumi." Kata Hanako lalu melempar kaleng kopi yang sudah kosong dengan presisi yang tajam ke tong sampah yang jauh didepannya.

"Kau tidak melihat Yume dan Yuma(Forgiveness Part 2) yang sekarang sedang berusaha lulus Ujian Chunin?" Tanya Arumi pada Hanako yang sekarang sedang mengelus lembut Nobu dan Muri dipangkuannya.

"Tidak aku yakin dengan kekuatan mereka berdua dan mereka pasti akan lulus Ujian Chuunin dengan mudah." Kata Hanako pada Arumi dengan rasa percaya diri yang tinggi.

Lalu melanjutkan keheningan mereka berdua ditaman Konoha yang sekarang sepi senyap karena banyak warga menonton pertandingan Chuunin yang sekarang diselenggarakan di stadiun Konoha.

"Hanako." Panggil Arumi.

"Iya, Arumi." Balas Hanako.

"Kenapa kau waktu itu menolak tawaran Klan Uchiha dan ibumu untuk tinggal bersama mereka kembali?" Tanya Arumi pada Hanako yang masih mengelus Nobu dan Muri.

"Hmm... Aku hanya ingin bebas Arumi." Jawab Hanako sambil menatap pohon rimbun yang dedaunannya bergoyang karena angin.

"Huh?" Bingung Arumi pada Hanako.

"Aku ingin bebas dan tidak terikat dengan aturan Klan, Arumi. Aku ingin bebas seperti burung Jeager dan pergi kemanapun aku berada. Berteman dengan segala orang dari berbagai kalangan dan mencintai orang yang benar-benar kucintai hingga akhir hayatku." Kata Hanako sambil membentangkan tangannya ke langit sambil menikmati angin yang menerpa wajahnya.

"Hmm... Tapi benerankan alasannya seperti itu? Ini bukan tentang ayahmu lagi kan?" Tanya Arumi memastikan.

"Tidak, ayahku sudah meminta maaf dengan tulus dan aku sudah memaafkannya. Buat apa lagi aku memasalahkan hal sepele seperti itu." Jawab Hanako pada Arumi.

"OOO... OOO... OOO..." Gerih Toji yang sekarang sedang memberikan sinyal bahaya pada Hanako.

Toji kemudian melompat ke bahu Hanako bersiap membantu tuannya dalam pertempuran yang akan dihadapinya.

Nobu sekarang sudah berada di tanah dan memancarkan sedikit cahaya keputihan dari bulu abu-abunya dan Muri sudah melekat erat ditubuh tuannya.

Dan mereka berdua sudah siap bertempur bersama Hanako.

"Oh... Dan ini mungkin sudah waktunya bagimu untuk bersembunyi didalam Muri, Arumi." Kata Hanako pada Arumi yang sekarang sedang menyentuh Muri.

"Kupercayakan keselamatan Konoha padamu Hanako." Kata Arumi pada Hanako sebelum ditelan seluruhnya oleh Muri.

"Tentu saja Arumi. Mana mungkin Konoha luluh lantah jika ada aku disini." Kata Hanako dengan senyum lebar diwajahnya.

(Boom...)

"Dan mari kita bersihkan hama-hama yang mengganggu dalam desa dulu. Toji, Nobu, Muri Ayo kita bikin rusuh." Kata Hanako pada mereka bertiga sebelum menghilang dari tempatnya.

[Disisi Makoto]

"Katon: Goukakyou no Jutsu." Kata Makoto menyerang ular raksasa yang sekarang sedang mengamuk di Konoha dengan Jutsu apinya.

Jutsu apinya hanya mampu memukul mundur ular raksasa itu beberapa meter sebelum ular raksasa itu mengalihkan pandangannya pada Makoto yang sekarang bulu kuduknya berdiri semua.

"Sial..." Kata Makoto lalu menghindari serangan yang diarahkan ular raksasa itu padanya.

[Disisi Kakashi]

"Kakashi-senpai, kita harus mencegah ular itu datang ke kerumunan warga yang sedang mengungsi." Kata Yugao Uzuki yang sekarang sedang menahan salah satu pedang ninja Sunagakure dengan pedangnya.

'Jika saja Guy dan ninja handal lainnya atau Hanako sedang tidak menjalankan misi diluar Konoha. Mungkin kita sudah berada diatas angin sekarang.' Batin Kakashi yang sekarang sedang menghadapi Tiga ular raksasa yang menatapnya dengan tatapan lapar.

"Sial." Kata Kakashi melebarkan matanya ketika salah satu ular raksasa dihadapannya menyerangnya secara tiba-tiba.

(Boom...)

Kakashi kemudian melemparkan dua kunai yang dialiri Chakra petir ke kedua mata ular raksasa tersebut.

"GROAHHH..."

'Titik lemah' Batin Kakashi senang ketika melihat celah terbuka dileher ular raksasa yang sekarang sedang mengaum kesakitan karena kedua matanya hancur oleh kunai yang dilemparkan Kakashi kepadanya.

"RAIKIRI." Teriak Kakashi kemudian melesat cepat ke arah leher ular itu.

Tapi sayang...

Kakashi merasakan tanda bahaya dari kedua sisinya saat Kakashi menerjang ular didepannya.

Kakashi melihat kedua ular raksasa sekarang sedang menerjangnya dengan mulut raksasa yang terbuka lebar bersiap untuk menelannya bulat-bulat.

'Terlambat, aku tak bisa menghindar' Batin Kakashi yang sudah putus asa melihat kedua ular sudah sangat dekat dengannya.

"KAKASHI-SENPAI"

Kakashi menutup matanya menerima ajal yang akan menghampiri dalam sekejap mata. Dia sudah puas dengan hidupnya selama didunia ini dan dia bersyukur dalam menjalani hidupnya.

Menepati janji senseinya untuk melindungi Kushina-sama.

Menjadi guru sekaligus anggota keluarga bagi Naruto.

Melindungi Naruto dari para warga yang membencinya saat masih kecil.

Itu sudah cukup bagi Kakashi untuk meninggalkan dunia ini dengan damai dan bertemu dengan orang yang ingin ditemuinya di dunia selanjutnya.

"Obito, Rin, Minato-Sensei, Ayah. Aku pulang." Kata Kakashi.

"Hehehe... Belum waktunya bagimu untuk pulang Kakashi." Kata seorang berambut perak panjang dengan pedang yang dikenal Kakashi dipunggungnya.

(Slash... Slash... Slash...)

(Crashhh...)

Kakashi membuka matanya dengan terkejut ketika dirinya merasakan pelukan yang hangat dari seseorang dan merasakan hujan berbau amis membasahi dirinya.

"Hatake-san... Belum waktunya bagimu untuk mati." Kata Hanako tersenyum dengan wajah berlumuran darah.

"Ehh... Hanako-san." Kata Kakashi kaget saat dirinya digendong Hanako dengan gaya pengantin.

Yugao Uzuki serta Shinobi lainnya sekaligus Shinobi musuh membelakakkan mata mereka semua ketika ketiga kepala ular raksasa berhasil dipotong bersih dengan sekali tebasan oleh seorang Shinobi misterius yang memakai baju hitam ketiak sekaligus membawa ketiga hewan disisinya.

Fiturnya yang ikonik dan cantik serta membawa ulat dipunggungnya membuat para Shinobi yang berasal dari Konoha merasakan kesenangan yang luar biasa dihati mereka.

"KEMENANGAN ADALAH MILIK KONOHA"

Teriak salah satu Shinobi Konoha dengan sangat keras membuat Shinobi lainnya berteriak sangat keras.

"WOOOO..."

"KITA SELAMAT... HOREYYY..."

Sedangkan disisi musuh.

"Sialan... Hanako the Butcher ada disini."

"Kabur bodoh, salah satu tangan dan kaki kita akan dipotong jika kita berhadapan dengan dia disini."

"A-aku tak mau menjadi disabilitas."

Kata kedua Shinobi pria dari Sunagakure dan salah salah satu Shinobi wanita dari Kumogakure dengan kaki kanan dan tangan kiri yang sudah terpotong bersih dari tubuh mereka.

(Bugh... Bugh... Bugh...)

Mereka bertiga terkejut ketika mereka terjatuh ketanah dan merasakan rasa sakit disalah satu kaki dan tangan mereka sebelum mereka memberanikan diri melihat ke anggota tubuh mereka.

Mereka bertiga membelakakkan mata dengan horor ketika melihat apa yang terjadi dengan diri mereka

Tangan dan kaki mereka terpotong dengan tunggul yang menghitam gosong karena terbakar.

"AAAAAA... KUMOHON BUNUH AKU."

"WAAAAAA... TANGANKU. KEDUA TANGANKU WAAAAAA..."

"AAAAAAAAAA..."

Lalu banyak teriakan dari seluruh penjuru Konoha yang meminta tangan atau kaki mereka dikembalikan.

Tentunya ini adalah kejadian horror terutama bagi musuh yang belum diincar Hanako mendengar teriakan rekan sejawat mereka melolong kesakitan dan meminta pertolongan membuat sebagian dari mereka menyerah dan sebagian lainnya berusaha menolong teman mereka atau tetap berdiri melawan ninja Konoha.

Sedangkan sebagian Shinobi Konoha ada yang tersenyum senang karena pekerjaan mereka lebih mudah dalam membunuh musuh yang tergeletak menggeliat dalam tanah.

"KUMOHON JANGAN... AKU MEMPUNYAI KELUARGA YANG MENUNGGUKU DIRUMAH." Teriak salah satu Shinobi Sunagakure dengan mata berair dan wajah ketakutan mencoba menjauhi Shinobi Konoha yang mendekatinya dengan kunai berdarah dengan wajah hitam karena marah serta mata yang penuh dengan dendam.

"TIDAK!!... JANGAN." Kata Shinobi Sunagakure menutup matanya ketakutan melihat kunai yang datang dengan cepat berusaha menusuk tenggorokannya.

(Grab...)

"Sudah jangan... Dia sudah tak berdaya." Kata salah satu Shinobi Konoha menahan tangan temannya yang sekarang sudah beberapa inci dari tenggorokan musuh yang bergeletak tak berdaya dan bergetar hebat.

Dan sebagian lainnya berusaha menahan teman mereka dalam membunuh sesama manusia lainnya.

"TOLONG... SESEORANG TOLONG AKU." Teriak salah satu Shinobi Kumogakure meminta tolong.

"TUNGGU..." Kata Medic Nin perempuan yang sekarang berlari kearahnya setelah menyelamatkan nyawa rekan-rekannya.

Medic Nin itu kemudian duduk disamping rekannya yang sedang menggeliat kesakitan.

"HIKSS... Bagaimana aku bertemu dengan anakku dan istriku sekarang... Hiks... Hiks..." Kata Shinobi itu menangis tersengguk-tersengguk melihat satu tangan dan kedua kakinya terpotong.

Medic Nin itu hanya diam saja dengan mata berair dan tangan bergetar lalu mengambil salah satu alkohol dan kasa pembersih di tas medisnya untuk membersihkan tunggul yang gosong agar tidak terjadi infeksi lebih lanjut.

"Hei-Hei sedang apa kau hah?" Kata salah satu Shinobi Konoha dibelakang Medic Nin itu dengan pedang ditangannya bersama satu temannya dibelakangnya yang sekarang berjalan mendekat kearah mereka berdua.

Medic Nin itu tentunya tetap diam dan melanjutkan sterilisasi pada Shinobi yang sekarang melihat kebelakangnya dengan ketakutan.

"Ohh... Jadi kau pura-pura tulinya." Kata Shinobi Konoha berbisik tepat ditelinga Medic nin yang sekarang bergetar ketakutan.

(Grab...)

"AGH..."

"SINI." Kata ninja Konoha keras menjenggut rambut Medic Nin itu dengan keras dan menjauhkan dari rekannya yang sekarang sedang membutuhkan bantuan medis.

(Bugh...)

"AGH..." Teriak Medic Nin itu kesakitan ketika dirinya dilempar dan tangannya diinjak dengan keras oleh sepatu boot.

"Beraninya ya kau menghiraukanku. Padahal aku sudah baik-baik loh ngomong." Kata Ninja Konoha menekan kakinya lebih keras ke tangan Medic Nin yang tak berdaya itu membuatnya berteriak lebih kesakitan.

"Baji, hancurkan kotak medisnya." Kata Jounin itu memberi perintah pada bawahannya yang sekarang terdiam melihat pemukulan brutal yang dilakukan oleh pimpinannya.

"BAJI, CEPAT HANCURKAN." Teriak Jounin Konoha masih menginjak-nginjak Medic Nin itu dengan keras.

"Ba-Baik." Kata Chunin itu bergetar dan berlari menuju kotak medis yang tergeletak disamping ninja Kumogakure yang sedang sekarat.

"Ku-Kumohon tolong Medic Nin itu. Aku sudah melihat banyak orang didunia ini dan aku tau orang seperti apa dia itu." Kata Ninja Kumogakure dengan nafas yang sudah tersenggal-senggal pada Taji.

"Ma-Maafkan aku." Kata Baji gemetaran memegang kotak medis lalu pergi meninggalkan ninja Kumo yang sekarat itu.

"TUNGGU KUMOHON JANGAN HANCURKAN KOTAK MEDISKU. MASIH BANYAK ORANG YANG MEMBUTUHKAN PERTOLONGAN DENGAN ITU." Teriak Medic Nin itu sambil meronta dalam pelukan Jounin Konoha yang sekarang memaksanya menatap kotak medis yang berada ditanah.

"Ahahahahaha... Mukamu yang putus asa sangat cantik, aku ingin tau bagaimana rasanya ketika mukamu itu mempunyai ekspresi yang lebih putus asa dari sekarang. Apakah lebih cantik atau tidak?" Kata Jounin itu lalu mengunci Medic Nin ke tanah dengan kedua tangan dan kakinya membuat Medic Nin itu lebih ketakutan dengan apa yang akan menimpanya selanjutnya.

"A-APA YANG INGIN KAU LAKUKAN PADAKU? SESEORANG TOLONG AKU." Teriak Medic Nin itu meronta-ronta mencoba melepaskan cengkraman kuat yang membelenggu tangan dan kakinya.

Baji yang sudah menghancurkan kotak medis ditanah terdiam membeku melihat adegan didepannya dan teringat apa yang dikatakan ninja Kumogakure yang sekarat tadi.

(Kumohon tolong Medic Nin itu)

Baji memegang kunai berdarah ditangan bernodanya dengan gemetar. Lalu maju dengan pelan ke arah pemimpinnya dengan pandangan mata ketakutan.

(Slash...)

(Glundung...)

Kepala Jounin itu terpisah dari tubuhnya dan terjatuh ketanah bersama kepalanya meninggalkan Medic Nin dengan pandangan membeku melihat adegan pemenggalan didepannya.

"Manusia bejat..." Kata Hanako lalu menatap kearah Medic Nin yang sekarang sedang meringkuk ketakutan ditanah.

"Nona. Benarkan bajumu ada seseorang yang sekarang sedang membutuhkan pertolonganmu." Kata Hanako pada Medic Nin yang sedang meringkuk ketakutan.

"JA-JANGAN DEKATI AKU." Teriaknya sambil menepis tangan Hanako yang mencoba memeganginya.

"Baiklah. Tapi kumohon selamatkan dia yang sekarang sedang terbaring disana." Kata Hanako pada ninja Kumogakure yang sedang terkapar.

"Dan ini..." Kata Hanako kemudian mengeluarkan sebuah gulungan -

(Pooff...)

- Yang mengeluarkan kotak medis dengan peralatan dan perlengkapan yang lebih lengkap dari sebelumnya.

Hanako kemudian melihat ke arah baji yang terdiam membeku dengan sekujur tubuh yang bergetar hebat melihat adegan pemenggalan yang dilakukan Hanako terhadap pemimpinnya.

"Bro..." Panggil Hanako pada baji yang masih tidak bergerak.

"Bro hei Bro..." Kata Hanako lagi dengan lebih keras.

Hanako kemudian mendekati Baji dan melihat Baji masih terdiam kaku sama ditempatnya sebelumnya.

"Ahh sial... Dia terkena katatonik." Kata Hanako menggaruk kepalanya melihat Baji masih terdiam ditempatnya.

'Tidak ada pilihan lain." Kata Hanako menyalakan Sharingannya lalu menatap lekat-lekat Baji.

"Tidur." Kata Hanako.

Hanako kemudian menangkap tubuh baji yang terjatuh ke jalan dan menaruhnya dengan lembut disalah satu dinding bangunan yang masih bagus dan terlindungi dari serangan Sunagakure dan Kumogakure.

'Baguslah wanita itu masih melakukan tugasnya' Batin Hanako melihat wanita yang tadi diselamatkannya mulai menyelamatkan orang-orang yang sedang sekarat dengan kotak medis pemberiannya.

"Aku akan memberi tau diriku yang asli untuk memikirkan konsekuensi dari tindakan yang telah kita lakukan. Apakah ini pilihan yang tepat bagi kita?" Kata Bunshin Hanako sebelum pergi membantu Shinobi Konoha lainnya.

=======

Para ular raksasa yang sekarang sedang meluluh lantahkan Konoha dengan serangannya sekarang mengarahkan pandangannya kearah timur ketika koneksi batin mereka antara ketiga saudaranya terputus dan menghilang tanpa jejak.

"HEI... ULAR BODOH, LIHAT AKU MEMENGGAL KETIGA SAUDARAMU." Teriak Hanako sambil menjulurkan lidah mengejek para ular yang sekarang melihat kearahnya.

Ular raksasa yang melihat ketiga saudaranya terpenggal diatas reruntuhan rumah Konoha mendesis dengan marah dan melaju ke arah Hanako dengan cepat. Menghiraukan para Shinobi Konoha yang menyerangnya ditengah jalan.

Melihat para ular yang sekarang sudah menaruh perhatian padanya. Hanako asli tidak bisa menahan senyum lebar diwajah cantiknya karena adrenalin yang mengalir dalam dirinya mendambakan pertarungan yang epik dan fantastik.

"Ahahaha... Aku suka ini. MARI KITA BERDANSA." Kata Hanako lalu melesat cepat ke arah ular raksasa yang sekarang sedang menyerbunya.

"MURI." Kata Hanako pada ulat kesayangan yang melekat erat dipunggungnya.

Muri kemudian mengeluarkan dua buah pedang pendek(Blade of Chaos) yang masing-masing terpasang oleh rantai panjang dari tubuh Muri.

Hanako kemudian memutar pedangnya dengan sangat cepat dan melemparkan pedangnya pada salah kepala ular hingga menancap dikepalanya.

Hanako menarik rantai pedangnya dengan kuat membuat meluncur ke udara dengan cepat mendekati ketujuh ular raksasa yang sekarang menyerang kearahnya.

Hanako menghindari serangan kedua ular raksasa yang menyerangnya dengan elok di udara.

Hanako kemudian mendarat dengan keras dikepala ular yang ditancapnya. Lalu mencabik-cabik kepala ular itu dengan sadis hingga ular itu menjerit kesakitan.

(GROAAH...)

Ular itu kemudian memutar kepalanya dengan kencang dan keras membuat Hanako terpental ke udara membuka celah bagi kedua ular dibawahnya untuk menyerangnya.

Hanako kemudian mengalirkan Chakra api pada dua pedang yang dipegangnya lalu bersiap menghadapi serangan dari arah bawahnya.

"SOLAR WHEEL." Kata Hanako sambil menghindari kedua serangan itu lalu memutar tubuhnya diudara dengan cepat melebarkan jarak serangan pedang dengan cara memegang rantainya

(SLASH... SLASH...)

Kedua ular itu membelakakkan matanya ketika kepala mereka sudah terpisah dari tubuhnya dan melihat sebuah bola api besar mendatangi mereka berdua.

(BURNN...)

"Bagus, 2 sudah hangus tinggal 5 lagi." Kata Hanako lalu melemparkan salah satu pedangnya ke arah ular yang sekarang mencoba menjaga jarak darinya.

Ular raksasa yang melihat pedang Hanako melesat cepat ke arahnya kemudian menghindar ke samping menyebabkan pedang Hanako melesat jauh ke belakang.

Hanako tersenyum senang kemudian menarik pedangnya membuat leher ular itu terikat dengan erat oleh rantainya.

Hanako kemudian menarik dirinya kearah ular itu dengan cepat dan melakukan serangan mematikan ketika mendarat dikepala ular itu.

"Raiton: Thunderous Hell." Kata Hanako sambil mengalirkan kekuatan chakra petir yang luar biasa besar pada pedangnya lalu menancapkannya pada kepala ular yang malang itu.

(BZZT...)

Dan yang tadinya ular berwarna putih bersih menjadi ular dengan warna hitam legam seperti warna langit malam dengan aroma daging hangus terbakar yang menyebar ke seluruh Konoha.

"3 sudah mati tinggal 4 lagi." Kata Hanako lalu meloncat dengan kuat dari kepala ular yang sudah gosong menyebabkan ular itu jatuh ke tanah

"MURI." Kata Hanako pada Muri diudara melesat dengan cepat.

Muri kemudian memuntahkan sebuah pedang besar melengkung dengan gerigi dibelakangnya(Han Jian Heavy Sword) kepada Hanako.

Hanako kemudian mengganti pedang berantainya dan menggantinya dengan pedang yang Muri berikan padanya.

Hanako kemudian mengosongkan pikirannya di udara dan memfokuskan chakranya ke pedang Han Jian yang dia pegang.

"Fyuhh..."

Hanako kemudian memasuki mode 'Tranqulity' dimana ikatan dirinya dengan dunia sekitarnya terputus menyisakan ketenangan dan keheningan disekitarnya.

"Clear Blue Sky." Kata Hanako dengan nada kosong lalu memutar tubuhnya 360° mengirimkan Shockwave udara ke 4 ular yang sekarang menyerangnya secara bersamaan.

Ke-4 kepala ular tersebut terpotong bersih dari tubuh mereka membuat banyak mata yang memandang terbelakak kaget dengan wajah ternganga-nganga dengan kekuatan yang ditunjukkan Hanako.

(Blarr...)

Monumen Hokage juga ikut terkena imbasnya karena berada dibelakang serangan Hanako hingga membuat ukiran wajah para pemimpin desa itu rusak berat.

Hanako kemudian mendarat dengan elegan ke tanah sambil menyarungkan pedang Han Jian-nya kembali ke dalam Muri.

"Boss." Panggil Bunshin Hanako pada dirinya yang sekarang sedang berjalan menuju stadiun ujian Chunnin dengan pelan.

"Apakah semuanya sudah kau lakukan dengan bersih?" Tanya Hanako pada bunshinnya yang sekarang sedang berjalan disampingnya.

Dijalan yang dilewati Hanako sekarang banyak Musuh-musuh yang ditahan dan diobati oleh pasukan Konoha banyak diantara mereka yang melihat Hanako dengan marah dan ketakutan setelah apa yang dilakukan Hanako pada mereka semua.

Banyak Shinobi Konoha yang memberikan hormat pada Hanako dijalan-jalan dan hanya dibalas anggukan oleh Hanako.

"Kami sudah melakukan apa yang kau suruh bos." Kata Bunshin Hanako patuh disampingnya sambil melihat musuh-musuh yang tertunduk di jalan dengan mata kosong.

"Tidak ada yang mati kan?" Kata Hanako dengan mata yang tertutup surai hitam rambutnya membuat ekspresi Hanako tak terbaca.

"Tidak bos semuanya aman dan tidak ada satupun yang terluka." Kata Bunshin Hanako padanya yang membuat hati Hanako tenang.

"Ohh... Baguslah." Kata Hanako masih terus berjalan didepan tanpa melihat ke arah belakang.

"Dan bos hmm.... Aku ingin bertanya satu hal padamu." Kata Bunshin Hanako dengan keraguan dalam nadanya.

"Apa itu diriku." Balas Hanako pada tiruannya yang mengikutinya dari belakang.

"Apakah semua yang kita lakukan berharga dan layak untuk dilanjutkan?" Tanya Bunshin Hanako dengan nada makin mengecil di setiap katanya.

Hanako yang asli yang mendengar itu terdiam dan hanya melihat musuh-musuh Konoha yang sekarang duduk dan berbaring tak berdaya di jalan dengan wajah yang menangis sedih dan marah karena perbuatan yang Hanako lakukan pada mereka.

"Aku tidak tau." Kata Hanako dengan nada dan tatapan mata yang kosong.

"Tapi-"

(Poff)

Hanako bersyukur ketika chakra yang ada didalam bunshinnya habis sehingga bunshinnya itu tidak menanyakan hal-hal yang selalu membuatnya pusing.

Hanako tak tau mengapa tapi setiap bunshinnya memiliki kepribadian dan pemikirannya masing-masing sama seperti Bunshin milik Naruto yang pernah menyandera Naruto disebuah kapal disalah satu episode filler Naruto.

(Syuut...)

Hanako dengan cepat menangkap kunai yang tiba-tiba dilempar menuju kepalanya dan melihat siapa pelaku yang melemparkan kunai dengan niat membunuh.

Seorang Kunoichi dari Sunagakure dengan luka sabetan ditubuhnya melihat Hanako dengan pandangan kosong dan mati seperti orang yang dikendalikan oleh Genjutsu.

Hanako yang merasa ada yang tidak beres kemudian melihat kunai ditangannya yang ternyata telah ditempeli dua segel peledak digagangnya.

"Sial..." Kata Hanako dengan pandangan kosong melihat segel peledak itu bercahaya ditangannya.

(DUARRR...)

"TIDAK. HANAKO-SAMA" Teriak seorang Shinobi Konoha dipinggir jalan yang melihat kejadian itu dari dekat.

"DASAR BOCAH BANGSAT..." Kata seorang Shinobi Konoha lalu menendang dan menginjak Kunoichi Sunagakure dengan brutal hingga luka yang telah dijahit dan diperban Medic Nin Konoha terbuka kembali.

Pemukulan brutal terjadi terhadap Kunoichi oleh banyak Ninja Konoha yang berada disekitarnya.

(Bugh....)

"MATI KAU"

(Bugh....)

"RASAKAN INI"

(Bugh....)

"BAKAR SAJA DIA"

(Bugh....)

"Hei-Hei sudah cukup." Kata Hanako dengan muka dan tubuh yang berasap berjalan mendekati gerombolan yang sekarang mengeroyok gadis yang sudah bersimbah darah dijalan.

"Hanako-sama apakah ada yang luka atau sakit"

"Gila masih selamat saja dia"

"Bro... Beneran lu ngomong sekeras itu didekatnya?"

Dan Hanako tidak mempedulikan perkataan serta bisikan-bisikan yang ada disekitarnya dan hanya fokus menuju ke arah gadis yang sudah bersimbah darah.

Hanako kemudian berhenti tepat didepan Gadis yang tengkurap itu lalu mengalirkan chakra ditangannya hingga membentuk bola api hijau yang berputar lambat.

Hanako kemudian melemparkan bola api itu pada gadisnya dibawahnya hingga terbakar membuat para Shinobi Konoha mundur kebelakang dan membuat Shinobi Sunagakure dan tim dari Kunoichi tersebut memalingkan mukanya dari pembakaran yang dilakukan dihadapan mereka.

Hanako kemudian berbalik pergi meninggalkan gerombolan yang mengelilinginya dan berjalan menuju tempat dimana Hokage ketiga bersama Toji dan Nobu sedang bertarung bersama Orochimaru dan Raikage.

Keajaiban terjadi ketika mayat yang seharusnya sudah hangus terbakar ditanah terbangun dalam posisi duduk dan melihat seluruh tubuhnya yang sudah sembuh dari semua luka yang diterimanya.

"Huh?" Kata gadis itu sambil menggerakkan tubuhnya yang sudah sehat seperti sedia kala.

"Ikat dan tutup mulut dia." Kata seorang Shinobi Konoha pada bawahannya untuk mengikat gadis itu.

(Tap... Tap... Tap...)

"Permisi Pak. Apakah kau melihat kakakku?" Tanya seorang laki-laki dengan fitur Uchiha diwajahnya.

"Kesana." Kata lelaki tua itu menunjuk jalan yang dilalui Hanako sebelumnya.

"Terima kasih Pak." Kata Makoto lalu pergi melesat menuju kakaknya berada.

"Kapten Tanaka. Pak." Panggil bawahan ninja tua itu setelah melihat Makoto telah pergi menjauh dari lokasi.

Kunoichi Suna itu telah diikat dan diperban mulutnya serta dibawa ninja Konoha ke penjara untuk ditahan.

"Misi kita untuk membunuh Hanako Uchiha telah gagal Kapten. Tapi kita telah berhasil membunuh dan mempertahankan Konoha dari serangan 3 desa dengan sukses." Kata bawahan Tanaka padanya.

Tanaka hanya terdiam mencerna laporan dari bawahannya. Misi utama yang telah Danzo-sama bebankan padanya telah gagal yang pasti akan menimbulkan kemarahan pada tuannya.

"Dan seberapa besar kerugian yang kita alami Karasu?" Kata Tanaka pada Karasu yang sekarang sedang berjalan bersamanya menuju tempat berkumpul para ninja Root yang telah disediakan oleh Danzo-sama.

"Setengah pasukan kita telah terbunuh Kapten. Kita masih bisa memobilisasi sisa legiun Root untuk menjalankan misi yang Danzo-sama berikan pada kita Kapten." Jawab Karasu pada Tanako.

"Bagus, kita akan laporkan misi khusus untuk membunuh Hanako telah gagal ke Danzo-sama dan menunggu misi yang akan Danzo-sama berikan pada kita selanjutnya." Kata Tanaka dibalas anggukan oleh Karasu.

"Dan sekarang kita mesti fokus mengorganisir kembali anggota kita yang tersisa." Kata Tanaka masuk kedalam gang yang gelap bersama dengan Karasu dibelakangnya.

(Disisi Hanako)

Sedangkan Makoto masih mencari kakaknya. Hanako sekarang sudah berada didepan Barrier dimana Hokage ke-3 bersama dengan Toji dan Nobu sedang bertarung melawan Raikage dan Orochimaru.

"Tomura, Bertahan ayo jangan tutup matamu." Kata seorang anbu perempuan melakukan cpr dengan mata berair melihat kekasihnya mengalami luka bakar yang parah setelah mencoba memaksa masuk Barrier yang dibuat oleh Sound 4.

Hanako yang melihatnya kemudian membuat sebuah segel tangan dan memanggil salah satu bunshinnya untuk membantu wanita itu.

"Siap laksanakan Bos." Kata Bunshin itu setelah menerima perintah dari Hanako untuk menolong orang-orang yang sekarat disekitar Stadion.

"HEI JANGAN MASUK." Teriak seorang anbu dari belakang mencoba menghentikan Hanako yang menyentuh Barrier itu dengan kedua tangannya.

(Pssttt...)

Kulit tangan Hanako mengeluarkan suara mendesis yang hebat ketika tangannya bersentuhan dengan Barrier ungu didepannya.

Hanako dengan sedikit kekuatannya kemudian memaksa masuk membuat tubuhnya secara perlahan-lahan masuk kedalam area dalam Barrier itu.

Kimimaro dan Tayuya melihat ini dari sudut Barrier serta para anbu Konoha yang mengelilingi Barrier membelakakkan mata mereka melihat seorang perempuan berhasil memaksa masuk Barrier kuat yang Orochimaru buat.

Raikage ke-4 menyipitkan matanya tau siapa yang akan datang ke pertempuran selanjutnya dan itu bukanlah berita bagus karena Raikage tau siapa itu Hanako Uchiha.

Hanako the Butcher, Ms. Invincible, Uchiha Queen, Mad Demon Hanako Uchiha, Hanako the Wicked Shinobi.

Masih banyak lagi julukan yang disematkan kepada Hanako Uchiha dan prestasinya yang membuat banyak Shinobi takut padanya.

Orochimaru yang melihat perempuan yang sudah lama diincarnya menjilati bibirnya dengan senang dan melakukan sebuah segel tangan yang tak diketahui untuk apa kegunaannya.

Hiruzen menghirup nafas lega setelah melihat siapa yang datang untuk membantunya melawan kedua monster dihadapannya.

Hiruzen hampir mati berkali-kali jika tak ada bantuan dari Toji dan Nobu yang dikirimkan Hanako secara misterius kepadanya.

Hanako yang sudah memasuki Barrier dengan sedikit luka lecet ditubuhnya kemudian berdiri disamping Hiruzen yang sekarang terlihat acak-acakan bersama Toji dan Nobu yang berdiri dikedua bahunya.

"Maaf membuatmu menunggu lama Hiruzen-sama." Kata Hanako dengan kepala menunduk disamping Hiruzen.

"Tidak masalah, sekarang tolong bantu aku melawan kedua monster ini Hanako." Kata Hiruzen lalu memutar tongkatnya.

"Hehehe..."

Hiruzen mengangkat alisnya mendengar suara tawa keluar dari Hanako. Hiruzen kemudian mengarahkan matanya ke arah Hanako dan terkejut melihat senyum maniak terpasang diwajah cantik milik Uchiha itu.

"HAHAHAHAHA..."

Raikage ke-4 dan Orochimaru kemudian merasakan aura menakutkan yang keluar dari arah Hanako yang membuat bulu kuduk mereka berdua berdiri.

"Huh... Maafkan aku Hiruzen-sama. Tapi aku akan menggila sedikit." Kata Hanako bergetar dengan mata merah menyala dan senyuman maniak diwajahnya.

Muri makin mengeratkan dirinya ditubuh tuannya menyiapkan dirinya untuk apa yang akan dilakukan Hanako selanjutnya.

Sementara Toji dan Nobu masih tetap bertengger dikedua bahu Hiruzen bersiap-siap untuk bertarung kembali.

"Hanako, kendalikan dirimu." Kata Hiruzen tidak mengalihkan pandangannya pada kedua musuh dihadapannya.

"Edo Tensei." Kata Orochimaru dengan kedua tangan terkatup.

Hiruzen yang melihat itu tentunya terbelakak dan mencoba membatalkan Jutsu terlarang yang sekarang dilakukan Orochimaru. Tetapi terlambat ketiga peti mati itu lebih cepat naik ke atas permukaan sebelum Hiruzen mampu membatalkan Jutsu terlarang yang Orochimaru gunakan.

"Ahh... Aku benar-benar tak suka ke arah mana pertarungan ini akan berlangsung jika Yondaime ikut bertarung." Kata Hiruzen dengan suara yang terdengar sangat lelah. (Alur cerita berubah karena Hanako mengintervensi amukan Kyuubi di Konoha)

"Menurutku ini malahan akan menjadi pertarungan yang bagus Hiruzen-sama." Kata Hanako yang sekarang merenggangkan seluruh tubuhnya sebelum bertarung.

"Kakak, Anak muda ini telah membangkitkan kita dengan jutsu terlarang." Kata Tobirama Senju melihat ke arah Hashirama yang sekarang sedang menggerakkan tangannya.

"Tobirama, Apakah benar kita sedang dikendalikan? Aku kok masih bisa menggerakkan tubuhku." Kata Hashirama sedikit melompat-lompat untuk merasakan tubuh barunya.

Mendengar kata-kata Hashirama membuat Orochimaru dengan cepat melakukan segel tangan untuk menghentikan sementara gerakan para kage yang belum dikendalikan sepenuhnya.

Orochimaru kemudian merasakan bilah dingin besi yang menggores lehernya dan melihat hokage ke-4 sudah bereaksi sangat cepat mendengar perkataan dari Hashirama tadi.

"Hahaha... Minato, kulihat kau lebih cepat setelah kau mati dari pada saat kau hidup." Kata Raikage takjub melihat kecepatan Minato yang berbeda dari sebelumnya

"Diam Ay. Kepercayaanku padamu menurun drastis setelah aku melihatmu disini mencoba menghancurkan Konoha." Kata Minato serius dengan posisi membeku tak bisa bergerak.

"Kakak. Kau adalah orang paling bodoh yang pernah kukenal." Kata Tobirama dengan urat dikepalanya pada Hashirama yang sekarang terbaring kaku dilantai karena Orochimaru menghentikan pergerakannya saat dia melompat.

"Sorry." Kata Hashirama meminta maaf dilantai.

"Terima kasih karena telah mengingatkan Shodaime Khuhuhu..." Kata Orochimaru yang sekarang sedang menanamkan tag seal dimasing-masing kepala Hokage.

"Oh ya Minato... Aku sangat ingin bertemu dengan anakmu, kudengar dia sedang melawan bocah Ichibi bersama temannya. Setelah pertarungan ini selesai aku mungkin akan berjumpa dengan anakmu dan istrimu." Kata Raikage dengan nada mengejek dan menggoda pada Minato yang sekarang dengan sekuat tenaga mencoba melawan pengaruh dari Edo Tensei.

"Ja-Ja-Jangan Coba-Co...ba." Kata Minato marah dengan terbata-bata.

"SENSEI, HARI INI ADALAH HARI KEMATIANMU DAN HARI DIMANA KONOHA AKAN DIKUASAI OLEHKU Dan Khuhuhu... ini juga adalah hari dimana aku bisa mendapatkan tubuhmu Hanako-san." Kata Orochimaru menjilati bibirnya dengan nafsu saat melihat kearah Hanako.

Hanako yang mendengar ini tentunya hanya memasang senyum lebar melihat kekuatan Kage yang dibangkitkan begitu besar dihadapannya. Rasa untuk memukuli dan membully Orochimaru beserta kawan-kawannya(Poor Minato, Hashirama, Tobirama, dan Ay) makin meningkat membuat Hanako bergetar dalam kesenangan.

"Oh ya Orochimaru-sama dan Raikage-sama aku mohon tolong berikan aku dan Hiruzen-sama waktu sebentar." Kata Hanako mencoba sopan lalu berjalan mendekat kearah barier ungu yang dibuat oleh Sound 4.

Sound 4 yang merasakan sesuatu yang berbahaya sedang membayang-bayangi mereka dari belakang menguatkan cengkeraman mereka.

Sedangkan Orochimaru dan Ay hanya melihat apa yang akan dilakukan Hanako dari jauh sambil bersiaga jika itu adalah tipuan yang dibuat Hanako untuk mereka berdua.

"Gadis itu... Aku rasa aku pernah bertemu dengannya." Kata Minato yang terasa familiar dengan aura Hanako.

Hanako kemudian mengepalkan tangannya dengan kuat lalu...

(DUARRR...)

...memukul Barrier dihadapannya sampai hancur berkeping-keping membuat suara besar yang terdengar hingga jauh.

"GAHKKK..."

Nasib malang menimpa Sound 4 yang juga ikut terkena imbas shockwave dari pukulan Hanako membuat mereka memuntahkan darah.

Para anbu yang melihat diluar Barrier juga ikut terpental kebelakang terkena shockwave dari pukulan Hanako

"Nah... Dengan begini sekarang Tempat bertarung kita semua lebih luas." Kata Hanako dengan senyuman maniak diwajahnya.

Langit yang mendung dan gelap membuat mata merah Hanako menyala lebih terang dari biasanya membuat hokage ke-3 juga merinding melihat penampilan Hanako sekarang.

"Namamu Orochimaru kan?" Tanya Hashirama serius pada Orochimaru yang berada dibelakangnya.

Membuat perubahan suasana yang sudah berat menjadi lebih berat dari sebelumnya, Tobirama juga ikut serius mendengar kakaknya yang berubah.

Ay juga kaget merasakan tekanan berat dan serius datang tiba-tiba dari hokage pertama membuat badannya merinding dalam sekejap.

"Iya betul Shodaime-sama." Jawab Orochimaru yang tiba-tiba sopan dan berkeringat dingin mendengar keseriusan Hashirama.

"Kesalahan bagimu untuk melawan perempuan itu. Aku sekarang seperti melihat reinkarnasi Madara dengan mata kepalaku sendiri." Kata Hashirama sambil menatap tajam Hanako Uchiha.

"Jadi Uchiha telah melahirkan monster seperti Madara kembali ke dunia ini. Aku benar-benar tak percaya ada potensi seperti dia terlahir kembali ke Klan terkutuk itu." Kata Tobirama tajam dengan kepala yang sudah terlepas dari tubuhnya pada Hanako yang sekarang sudah menusuk perut Orochimaru dengan kunai dibelakangnya.

"Karena tindakan dan ajaran bodohmu jugalah yang menyebabkan Uchiha hampir menemui ajalnya Nidaime-sama dan aku sangat mengutukmu sebagai hokage karena menjadikan Uchiha terkucilkan selama ini." Kata Hanako dengan mata merah menyala dan nada yang sangat serius pada kepala Tobirama dibawah kakinya sedangkan Tobirama hanya memandang Hanako dengan kaget sebelum dia merasakan kepalanya terlempar jauh ke udara.

"GAHKK..."

"APA? BAGAIMA-" Teriak Raikage sangat terkejut sebelum sebuah pukulan melanda mukanya.

(Buagh... Buagh... Buagh...)

Hanako dengan cepat memukul ketiga Kage (menendang kepala Tobirama) dan Raikage sendiri lalu mencengkram rambut Orochimaru dan melemparkannya ke arah Hiruzen yang melebarkan matanya melihat Orochimaru terbang kearahnya.

"Hiruzen-sama aku serahkan ular itu padamu. Aku mempunyai kencan dengan 4 orang yang sekarang sedang menungguku diluar Konoha." Kata Hanako tersenyum gila lalu...

(Boom...)

...melompat tinggi hingga melewati dinding yang mengelilingi desa.

"Uhuk... Uhuk... Monster." Kata Orochimaru mencoba bangun dengan susah payah sambil memakan pil yang dibuatnya untuk keadaan genting seperti ini.

"Huff... Sekarang aku merasa lebih baik." Kata Orochimaru dengan perut yang sudah mengeluarkan asap lalu melihat ke arah Hiruzen sekarang sudah bersiap menyerang dengan Toji dan Nobu dikedua bahunya.

"Sekarang hanya kita berdua yang tersisa disini Orochimaru." Kata Hiruzen membungkuk bersiap menghadapi Orochimaru yang sekarang memegangi perutnya.

"Khuhuhu... Setelah aku berurusan denganmu Pak tua. Aku akan menjadikan Hanako milikku." Kata Orochimaru lalu mengeluarkan pedang Kusanagi dari mulutnya.

"HAHAHAHAHA... Aku tak menyangka murid brengsekku bisa jatuh cinta terhadap seseorang." Kata Hiruzen tertawa hebat mendengar obsesi Orochimaru pada Hanako.

"Kita akan lihat siapa yang akan tertawa di akhir pertarungan ini Sensei." Kata Orochimaru jengkel mendengar ejekan Hiruzen.

Dan pertarungan mereka berdua dimulai.

{Disisi Hanako}

(Boom... Boom... Boom... Boom...)

Keempat orang yang terlempar jauh karena pukulan yang Hanako lancarkan pada mereka akhirnya mendarat dengan keras disebuah hutan luar didesa Konoha.

Pohon yang rimbun dan indah terpaksa harus hancur berkeping-keping menahan tubrukan dari tubuh kuat milik Raikage dan ketiga Kage lainnya.

"Gahh... Untung aku sudah melapisi tubuhku dengan perisai petirku kalau tidak bisa mati aku." Kata Ay yang sekarang telah bangun dan menghancurkan batang pohon yang menimpa tubuhnya.

"Hmphh..." Gumam Minato sesak napas menepuk-nepuk tangan Ay yang sekarang menindih kepalanya.

"Oh maafkan aku Minato." Kata Ay membantu Minato berdiri dari tanah dan membersihkan tubuhnya yang berdebu.

[Zinogre Battle Theme - Shamisen Cover]

(Boom...)

Tepat sebelum Hashirama akan menyambungkan kepala Tobirama ke tubuhnya. Musuh yang mengingatkan Hashirama kepada Madara itu datang dengan landasan yang epik dihadapan mereka berempat.

"Maaf membuat kalian berempat menunggu tadi ada burung yang menggangguku di udara sehingga membutuhkan sedikit waktu bagiku untuk sampai kesini." Kata Hanako dengan senyum haus darah diwajahnya.

Hujan mulai turun dengan deras, petir menyambar-nyambar membuat suasana menjadi semakin seram diantara mereka berlima(Minus Hanako).

"Tunggu Hanako-san." Kata Minato yang sekarang mengangkat tangannya pada Hanako.

"Aku ingin bertanya satu hal padamu." Kata Minato dengan nada serius pada Hanako yang sekarang sedang mengambil Playful Cloud dari mulut Muri.

"Hehehe... Dan apa itu Yondaime-sama." Kata Hanako yang sudah memutar-mutar Playful Cloud ditangannya dengan gerakan yang cepat.

"Kakak, tubuhku tak bisa digerakkan kembali." Kata Tobirama dengan kaki yang sekarang sudah diputari air.

"Hanako-san tolong berhati-hati dan jangan remehkan kemampuan kami." Kata Hashirama dengan kuda-kudanya dan tanah disekitarnya bergemuruh serta mengalami keretakan.

"Aku tak percaya melawan orang seperti dia harus membutuhkan ke-3 Kage terdahulu. Aku menyesal tak mendengarkan perkataan Orochimaru." Kata Ay melapisi tubuhnya dengan jurus andalannya.

(Trang)

"Apakah kau gadis kecil yang dulu membantuku melawan Madara Uchiha." Kata Minato serius pada Hanako didepan mata Sharingannya yang merah menyala.

"HAHAHAHAHA... BENAR YONDAIME-SAMA." Kata Hanako sambil menahan kunai Hiraishin Minato menggunakan Playful Cloud dengan senyum gila diwajahnya.

(Buagh...)

Hanako lalu memukul Minato dengan keras hingga terlempar ke arah Hashirama yang sudah menyiapkan akar-akarnya untuk menangkap Minato.

"SUITON: SUIDANHA." Kata Tobirama lalu menyemburkan air dengan konsentrasi yang sangat tinggi yang mampu memotong pohon-pohon besar dari jarak puluhan meter.

Hanako yang melihat jurus mematikan itu mengarah ke arahnya kemudian berlari dengan cepat menghindari Water Jet berkonsentrasi tinggi itu.

Hashirama yang melihat ini tak tinggal diam dan mencoba menangkap Hanako menggunakan akar-akar tumbuhannya tapi sayang Hanako terlalu cepat bagi akar nya untuk menangkap pergerakannya.

Hanako kemudian melesat cepat menyerang Tobirama menggunakan Playful Cloud sebelum Ay menghentikan serangannya lalu menendang Hanako dengan keras.

Ay kemudian melancarkan pukulan beruntun pada Hanako disepanjang jalan sebelum Hanako menahannya dan menendangnya dengan keras ke atas.

"AGH..."

Sebelum Hanako melompat dan melancarkan kombonya kepada Raikage sebuah kunai bercabang tiga melintas tepat didepan matanya membuat Hanako terpaksa harus membatalkan serangannya saat melihat Yondaime Hokage berada tepat didepan matanya dengan bola biru berputar ganas ditangannya.

"Sial Hanako-san menghindar." Kata Minato lalu menempelkan Rasengan itu tepat diwajah Hanako.

Minato mendorong wajah cantik Hanako masuk kedalam tanah dengan Rasengan hingga membuat tanah dibawah dan sekitarnya hancur lebur.

"Hmm... Kejam sekali." Kata Tobirama melihat mayat Hanako yang masih dibor Rasengan oleh Minato ditanah.

"Ughh... Kerja bagus Minato. Kau berhasil membunuh setan itu." Kata Raikage memegangi wajahnya yang memerah karena disabet oleh Playful Cloud.

(Tap...)

Minato yang telah berhasil membunuh Hanako kemudian berdiri disamping Hashirama menunggu instruksi selanjutnya dari Orochimaru.

Awan akhirnya mengeluarkan airnya setelah disimpan lama. Momen yang menandai kepergian Hanako Uchiha dari dunia ini dan mengakhiri sejarah kebuasan Hanako Uchiha dari dunia ini.

Tapi...

Petir menggelegar sangat kencang dan menyambar beberapa pohon hingga terbakar suasana makin menyeramkan ketika seseorang dengan mata merah darah bangkit dari lubang tempat Hanako berada dengan senyuman maniak dan tawa yang menyeramkan.

"HAHAHAHAHA... Ku akui kau memang yang tercerdik dan tercepat diantara para hokage Yondaime-sama." Kata Hanako keluar dari lubang besar itu dengan langkah pelan menuju ke arah para Kage yang tercengang.

Raikage dan ketiga Kage lainnya terkejut melihat Hanako mampu selamat dari serangan brutal yang Minato lancarkan padanya tadi.

Wajah Hanako sama sekali tidak menunjukkan luka sama sekali walaupun terkena serangan terkuat milik Minato yang membuat Raikage membelakakkan matanya.

"Hanako-san, kau kusarankan untuk segera menyegel kami bertiga sesegera mungkin karena aku sekarang sedang menahan diriku untuk mengeluarkan jurus terkuat yang kumiliki." Kata Hashirama dengan tangan kaku bergemetaran seperti sedang menahan sesuatu.

"Ohh... Betulkah, apakah nama jurus itu Senpo Mokuton Shin Susenju?" Kata Hanako sambil memastikan dengan senyum maniaknya.

Hashirama dan Tobirama yang mendengar perkataan Hanako tentunya terkejut karena Hanako mengetahui jurus terkuat milik Hashirama yang mampu mengalahkan Kyuubi yang bergabung dengan Susano'o armor milik Madara.

"Bagaimana Uchiha sepertimu tau jurus terkuat milik kakakku? Jurus itu merupakan rahasia tingkat tinggi yang bahkan dipastikan tak tertulis didokumen manapun di Konoha." Kata Tobirama dengan nada tajam pada Hanako.

"Tidak tau aku hanya menduganya." Kata Hanako mengangkat bahunya dengan senyuman yang mengatakan dia berbohong.

"Muri... Tolong pedangku." Kata Hanako lalu menarik pedang kesayangannya sejak kecil dari mulut Muri.

Sebuah Japanese Broadsword besar dan berat yang dengan mudah dipegang Hanako dengan 1 tangan. Dilihat dari segala sisi pedang itu biasa-biasa saja sama seperti pedang lain yang dapat ditemukan toko senjata dikonoha manapun tapi jika yang memegang pedang itu adalah Hanako Uchiha maka telah dipastikan pedang yang dipegangnya pasti akan menyamai atau melebihi 7 pedang hebat dari Kirigakure.

"Tapi sebelum kita memulai pertarungan kita... Izinkan aku mengatakan sesuatu Shodaime-sama." Kata Hanako dengan tubuh yang basah karena air hujan memperlihatkan lekukan tubuhnya yang indah.

Hanako mengangkat pedang yang beruap karena terkena air hujan mengarah ke arah Hashirama yang mengangkat alisnya dengan bingung.

"Jangan remehkan aku Shodaime-sama...

(Sying...)

Karena aku mampu mengalahkanmu dan Madara dengan mata tertutup." Kata Hanako didepan wajah hashirama setelah membelah tubuh kedua Kage Konoha dan memotong tangan kiri Raikage dengan pedangnya.

(Bugh)

Hanako lalu memukul perut Hashirama dengan sangat kuat hingga terlempar 1 kilometer jauhnya hingga mengenai sebuah bukit yang sekarang hancur berkeping-keping.

Dan tangan-tangan kayu besar mulai terlihat keluar dari reruntuhan bukit yang menimpa Hashirama dan lama-kelamaan sesosok Buddha kolosal raksasa seukuran gunung keluar dengan Hashirama yang berada diatas kepalanya.

"Dasar Monster." Kata Raikage yang sekarang sedang meringis kesakitan memegangi tangan kirinya yang terpotong oleh pedang panas Hanako.

Minato dan Tobirama hanya bisa terdiam dan regenerasi Edo Tensei mereka berhenti menyebabkan mereka sudah tak berguna lagi di medan laga.

Hanako hanya menghiraukan perkataan Ay yang berada dibelakangnya dan berjalan pelan ke arah Shodaime dengan senyuman yang masih terpasang diwajahnya.

Langkah Hanako makin cepat dari langkah ke langkah senyuman Hanako makin lebar seperti senyuman maniak dan dari langkah pun berubah menjadi lari cepat menuju Hashirama yang sekarang sedang menunggunya.

(BOOM...)

Hanako kemudian melompat hingga menyebabkan gempa bumi kecil yang terasa hingga ke seluruh Konoha.

"WOHOO..." Teriak Hanako diudara sambil menyalurkan chakra api ke pedang kesayangannya.

Hashirama yang sudah serius dengan pertarungan ini kemudian dengan kekuatan Mokutonnya mengendalikan tangan-tangan pada patung Buddha kolosal untuk menyerang Hanako.

Hanako dengan sigap dan cepat menangkis dan memotong serta memukul tangan-tangan kayu itu dengan kekuatan yang sangat luar biasa.

Hashirama tercengang Hanako mampu melawan ribuan tangan Buddha raksasa miliknya hanya dengan kekuatan mentah dari tubuhnya.

"MUSTAHIL... BAGAIMANA KAU MAMPU MELAWAN TEKNIK TERKUAT MILIKKU YANG BAHKAN MAMPU MENGALAHKAN MADARA." Teriak Hashirama dengan nada tak percaya melihat Hanako yang lama kelamaan makin dekat dan memukul mundur Buddha kolosal ciptaan Hashirama.

Hanako yang sekarang sudah berada didepan Hashirama kemudian menyarungkan pedangnya ke dalam Muri dan mengepalkan tangannya dengan kuat bersiap untuk memukul Hashirama dengan seluruh kekuatannya.

"HAHAHAHAHA... KARENA AKU ADALAH HANAKO UCHIHA. MANUSIA PALING TERHORMAT DI MUKA BUMI INI YANG BAHKAN MAMPU MEMBUAT BUDDHA SEKALIPUN BERTEKUK LUTUT DIBAWAH KAKIKU." Kata Hanako lalu memukul Hashirama dipipinya yang ketakutan melihat Hanako yang terlihat seperti iblis dimatanya.

Efek dari pukulan Hanako membuat tubuh edo tensei Hashirama beserta patung Buddha kolosal yang dinaikinya hancur berkeping-keping menyebabkan guncangan yang luar biasa besar yang melanda Konoha serta membuat awan mendung dilangit menghilang menyisakan langit biru yang indah dengan matahari yang bersinar terang menerangi Konoha dan seluruh land of fire.

Hiruzen yang sekarang sedang sekarat tersenyum senang melihat langit biru cerah yang menerangi seluruh Konoha yang menandakan Hanako telah berhasil mengalahkan ke-3 pendahulunya.

Toji dan Nobu sekarang sedang berusaha menghentikan pendarahan di dada hokage dengan kekuatan penyembuhan Nobu.

Hiruzen mengelus kepala monyet putih dan kucing abu-abu itu dengan lembut dan penuh kasih melihat usaha mereka berdua dalam menyelamatkan nyawanya.

Kehangatan sinar matahari yang melanda tubuh Hiruzen membuat Hiruzen rileks dan ingin menutup matanya untuk segera pergi ke alam mimpi.

(Tap... Tap... Tap...)

Hiruzen kembali membuka matanya ketika merasakan seseorang datang ke arahnya dengan langkah cepat.

"Hiruzen-sama kumohon bertahan dan jangan tutup matamu." Kata Hanako memegangi bahu Hiruzen dan melihatnya dengan tatapan khawatir.

Hanako kemudian mengeluarkan api hijau dan mengarahkannya pada dada Hiruzen berusaha menyembuhkan luka tusukan dari pedang Kusanagi milik Orochimaru.

Hiruzen merasakan nafasnya makin lega dan merasakan tubuhnya makin sehat setelah mendapatkan perawatan dari Hanako.

Toji dan Nobu senang tuannya telah kembali dari pertempuran dan memeluk kedua tangan Hanako yang sekarang sedang fokus mengalirkan chakra penyembuhannya.

Hanako tersenyum lembut merasakan kasih sayang dari kedua hewan yang selalu menemaninya selama ini.

(Grip...)

"Ahh... Waktu yang tepat bagimu untuk datang sebelum aku menutup mataku Hanako." Kata Hiruzen lalu memegang tangan Hanako dengan kedua tangannya yang sudah tua.

Lama-kelamaan banyak Shinobi yang datang mengelilingi Hanako dan hokage ke-3 yang terbaring ditanah.

Jiraiya yang baru datang dan khawatir akan keadaan gurunya membiarkan Hanako menangani luka-luka Hiruzen cekatan.

Para Shinobi Konoha hingga Uzumaki Kushina sudah berkumpul mengelilingi Hiruzen.

Sedangkan Shinobi yang baru pulang dari misi setelah mendapatkan pesan bahwa Konoha diserang segera bergerak cepat mengamankan keadaan disekitar Konoha dan membantu apapun yang bisa dibantu.

Hiruzen yang melihat sudah banyak Shinobi disekitarnya tersenyum senang melihat masih banyak yang mengkhawatirkan orang tua yang sudah bau tanah sepertinya.

Hiruzen kemudian mengalihkan pandangannya pada Hanako dan senyum damai diwajahnya berubah menjadi senyum jahil di mata Hanako.

Hanako yang tau apa maksud dari senyum jahil Hiruzen segera mengaktifkan Sharingannya untuk mencegah mengatakan sesuatu yang sangat tidak disukainya.

Dan Hanako terlambat menghipnotis Hiruzen karena Hiruzen sudah dengan cepat berteriak didepan semua orang yang berada di sekelilingnya.

"AKU MENUNJUK HANAKO UCHIHA SEBAGAI GODAIME HOKAGE MENGGANTIKANKU."

Dengan teriakan itu Hiruzen menutup matanya seperti orang tertidur nyenyak dengan senyuman damai diwajahnya meninggalkan Hanako yang sekarang Spechless.

'Orang tua An*in*' Batin Hanako yang sekarang ingin mencekik leher Hiruzen ditanah.

(To Be Continue)

===================================

[Next chapter 'Itachi'

"I-I-Izumi tunggu sebentar." Kata Itachi dengan wajah merah menyala karena Izumi baru saja menciumnya dengan mesra dikamarnya.

"Aku menjadikanmu genin kembali Itachi dan sekarang kau hanya bisa mengambil misi peringkat D dan C." Kata Hanako pada Itachi yang sekarang sedang menstempel beberapa dokumen yang sekarang ada dimejanya.

Sasuke kemudian berteriak kesakitan ketika segel kutukannya dicoba dihapus oleh Kushina.

Naruto kemudian mengatakan sesuatu yang membuat Hanako tersenyum.

"Aku menyarankan Itachi untuk dijadikan sebagai Elder baru di Konoha Hanako." Kata Arumi sekretariat pribadi yang sekaligus wakilnya.]