Oneshot: Forgiveness

"Meng"

Hanako hanya menghiraukannya dan kembali ke alam mimpinya.

"Meng"

Hanako kemudian menarik selimutnya untuk menutupi wajahnya dari gangguan yang ada disekitarnya.

Hanako lalu merasakan bulu-bulu hangat diwajahnya dan jilatan kasar disekitar jidatnya, Hanako kemudian membuka matanya dan menangkap pelaku yang menjilati wajahnya.

"Aku bangun Nobu." Kata Hanako lalu mencium kucing kesayangannya menggunakan hidungnya.

"Meng" Balas Nobu dan balas mencium Hanako di hidungnya.

"Baiklah ayo ikut aku Arumi-san tadi malam bilang dia akan memasakkan kita makanan yang enak pagi ini." Kata Hanako pada Nobu yang berada dibawahnya.

"Meng"

"Oh ya dan tunggu sebentar." Kata Hanako dan menunduk untuk mengambil sesuatu dibawah kolong kasurnya.

"Toji, ayo sini." Kata Hanako mencoba mengambil sesuatu yang bergerak di bawah kasurnya.

Nobu kemudian juga menengok kebawah dan memanggil teman baru yang dikenalnya selama 3 Minggu terakhir ini.

"Meng." Panggil Nobu.

Toji kemudian dengan malu-malu keluar dari bawah kasur Hanako dan menggapai tangan Hanako dengan tangannya sendiri.

Bulu putihnya yang halus dan lembut membuatnya sangat disayangi Hanako. Hanako pertama kali menemukannya disemak-semak jalan Konoha saat dia selesai pulang dari regimen pelatihannya.

Dan Hanako kemudian merasakan sesuatu yang lembek melompat ke punggungnya dan menempelnya dengan erat lalu menghisap chakranya secara perlahan.

"Pagi Muri." Sapa Hanako pada hewan peliharaannya yang ketiga yaitu seekor ulat parasit yang sudah bersamanya sejak dirinya bereinkarnasi ke dunia ini.

Muri merupakan ulat yang sangat mirip dengan cursed spirit milik Toji Fushiguro yang mampu menyimpan barang apa saja didalam tubuhnya dan sebagai imbalannya Hanako selalu memberikan imbalan berupa chakra sebagai makanannya sehari-hari.

"Ayo Toji, Nobu, Muri kita ke bawah untuk sarapan." Kata Hanako sambil menggendong Toji ditangannya dan Nobu mengikuti langkah kakinya dibelakang.

Menuju ke lantai bawah Hanako sudah mencium bau harum masakan yang Arumi masak dilantai bawah.

"Hanako sini. Aku sudah memasak cukup banyak untuk ibu Mitra dan anaknya serta kita semua." Kata Arumi sambil menyuruh Hanako duduk di Kursi yang telah disiapkannya untuk Hanako.

"Terima kasih Arumi. Kau temanku yang terbaik." Kata Hanako sambil duduk di kursinya dan menaruh Toji dipangkuannya sedangkan Nobu naik ke atas meja untuk melihat hidangan apa saja yang ada dimeja.

"Nobu kelakuan." Kata Hanako pada Nobu yang ada dimeja makan.

"Meng." Balas Nobu sedih.

"Sini duduk bareng Toji." Kata Hanako sambil menepuk paha kirinya yang masih kosong.

Nobu yang melihat itu kemudian melompat ke paha kiri Hanako dan duduk bersama Toji yang masih memeluk baju Hanako.

(Kriekk...)

Kemudian pintu terbuka dan menampilkan seorang wanita parubaya cantik dan anaknya yang juga cantik yang sekarang membawa tas belanjaan dikedua tangannya.

"Pagi Bu Mitra." Sapa Hanako dan Arumi secara bersamaan.

"Pagi dan Hamari sayang tolong kau masukkan bahan makanan ke laci bawah." Kata Mitra sambil menaruh beberapa sayuran dan daging ke kulkas.

Setelah Hamari selesai menaruh bahan makanan ditempat yang disuruh ibunya. Hamari kemudian mendekati Hanako dan melihat ke arah Toji dan Nobu dipangkuan yang berada dipangkuan Hanako.

Hanako hanya mengangkat alisnya dan berkata.

"Kau mau mencoba memegang mereka berdua Hamari?" Kata Hanako sambil menawarkan Toji dan Nobu kepada Hamari yang melihat mereka berdua dengan mata berbinar.

"Bolehkah?" Tanya Hamari memastikan.

"Boleh." Balas Hanako.

"Nobu, Toji." Kata Hanako pada mereka berdua dan hanya dibalas dengan lompatan Toji dan Nobu kearah Hamari.

"Woah... Hahahaha." Tawa Hamari karena lompatan mengejutkan yang tiba-tiba dari kedua peliharaan Hanako.

"Hamari, cepat duduk." Perintah Bu Mitra pada anaknya.

"Baiklah semua mari kita duduk dan mulai makan." Kata Arumi yang sudah menaruh hotpot dengan aroma yang luar biasa wangi menyebar ke seluruh ruangan.

"Woahh... Wangi sekali masakannya Arumi Nee-chan." Puji Hamari pada masakan Arumi.

"Aku tidak sabar untuk mencicipinya." Kata Hanako yang sudah menyiapkan sumpit dan mengambil bakso yang ada di hotpot.

"Hanako taruh kembali baksonya mari kita berdoa terlebih dahulu." Kata Bu Mitra sambil mencegah tangan Hanako yang ingin mengambil bakso yang ada dalam panci.

"Maaf Ibu kost." Kata Hanako lalu menaruh kembali bakso daging ke hotpot kembali.

"Baik semuanya sebelum kita makan mari kita berdoa terlebih dahulu. Berdoa dimulai." Kata Mitra lalu menangkupkan kedua tangannya diikuti yang lainnya.

"Oke semuanya mari makan." Kata Mitra lalu memulai sarapan pagi bersama.

(Time Skip)

Hanako dan Arumi sekarang sedang mencuci piring bersama dibantu dengan Bu Mitra yang sekarang sedang membersihkan meja makan.

Nobu dan Toji masih menemani Hamari yang sedang bermain dikamarnya.

"Hanako." Panggil Bu Mitra pada Hanako yang masih fokus mencuci piringnya.

"Iya Bu Mitra." Balas Hanako sambil menolehkan kepalanya ke arah Bu Mitra.

"Kudengar kau akan datang dan tinggal ke komplek Uchiha baru yang disahkan Hokage seminggu lalu." Kata Mitra masih membersihkan meja makan.

"Hahh... Beneran kau mau pindah Hanako?" Tanya Arumi serius pada Hanako ketika mendengar kabar yang disampaikan Bu Mitra.

"Hmm... Tidak." Jawab Hanako to the point pada Mitra dan Arumi.

"Kenapa kau tidak kembali ke keluargamu Hanako? Kudeta Uchiha sudah berhasil ditekan sendiri oleh tindakanmu dan Fugaku-san sudah memaafkan semua kesalahanmu dan memastikan kau akan mendapatkan posisi khusus di Klan Uchiha dan kepolisian, jadi apa yang membuatmu ragu untuk datang kembali ke keluargamu?" Tanya Mitra yang sekarang bersandar dimeja makan yang sudah bersih mengkilap.

"Aku mempunyai alasannya sendiri Bu Mitra." Kata Hanako lalu menaruh piring yang bersih ke rak dan mengambil piring lain yang kotor.

"Fuhh..." Arumi menghela nafas lega mendengar jawaban yang keluar dari mulut Hanako.

"Oh iya... Aku akan keluar untuk melakukan latihan yang biasa ku lakukan." Kata Hanako menaruh piring terakhir di rak piring dan memakai sepatu ninjanya bersiap untuk keluar.

"Hah? Kau masih mau latihan walaupun kau sudah sekuat itu?" Kata Arumi kaget pada dedikasi Hanako pada latihannya.

"Jika aku tak berdedikasi dalam latihanku mana mungkin aku sekarang mampu menyelamatkan klanku dari kehancuran Arumi." Kata Hanako pada Arumi dengan serius lalu menutup pintu rumah kontrakan dengan pelan.

"Hmm... Apa aku salah ngomong Bu Mitra?" tanya Arumi sambil membenarkan kacamatanya.

"Tidak, Arumi-san." Jawab Bu Mitra dan mulai bersiap untuk menonton acara tv mingguannya.

[Disisi Hanako]

"95... 96... 97... 98... 99... 100..."

"Nee-chan kau masih sama saja seperti dulu, selalu latihan seperti itu." Kata seorang remaja laki-laki berumur 14 tahun dengan rambut hitam berantakan dan wajah yang tampan.

"Ehh! Makoto sejak kapan kau berada disini?" Tanya Hanako kaget pada Makoto yang sudah duduk duduk diatas batu besar yang ditempatkan ditaman Konoha.

"Baru saja Nee-chan." Kata Makoto lalu melompat turun dari batu besar itu.

"Muri ayo sini datang ke paman." Kata Makoto sambil mengadahkan tangannya ke arah Muri yang masih menempel dipunggung Hanako.

Muri hanya diam dan malah menyembunyikan kepalanya dibalik surai hitam pendek Hanako.

"Aneh, biasanya dia akan selalu mau jika aku memintanya untuk menemaniku." Kata Makoto sambil menggaruk kepalanya bingung.

Hanako hanya mengelus kepala Muri dengan lembut dan penuh kasih sayang sebelum dia menepuk kepalanya dua kali menyuruhnya untuk mengecil ke ukuran seekor ulat normal.

"Makoto aku yakin kau kesini tidak hanya untuk menyapaku, pasti ada alasan lain mengapa kau datang kesini." Kata Hanako pada Makoto.

"Nee-chan ayo pulang, Ibu merindukanmu." Kata Makoto dengan nada sedih.

Mendengar perkataan Makoto tentunya Hanako sudah tau karena ibunya memang menyayanginya sejak kecil dan selalu menyemangatinya walaupun Hanako dikucilkan tetapi masalahnya adalah ayahnya.

Ayahnya adalah perwujudan orang tua yang ditakuti oleh anak-anak diseluruh benua Asia. Hanako masih ingat saat dirinya dipukuli habis-habisan ketika dirinya berbeda dari anggota klan lainnya.

Hal ini membuat hubungan dia dan ayahnya masih renggang sampai sekarang.

"Lalu ayah?" Kata Hanako kepada Makoto dengan kepala menunduk.

"Aku yakin ayah pasti akan takjub dengan kekuatanmu yang sekarang Nee-chan." Kata Makoto meyakinkan Hanako untuk pulang ke rumahnya.

"Maaf Makoto tapi aku tidak bisa." Kata Hanako dengan jawaban yang tegas pada Makoto.

Makoto tidak percaya dengan kata-kata yang dilontarkan Hanako kepadanya. Dia tidak menyangka kakaknya mampu melontarkan kata-kata penolakan kepadanya walaupun ibu mereka sendiri yang meminta.

"Kakak! Ibu yang meminta sendiri kau untuk datang. Aku tau kegilaan ayah terhadap tradisi klan tapi ku yakin setelah semua apa yang kau lakukan terhadap klan Uchiha dan juga kekuatan yang kau tunjukkan saat melawan Fugaku dan para tetua. Aku yakin ayah akan membuka dirinya untukmu." Ucap Makoto keras dengan mata yang memerah karena menahan tangisan.

Hanako hanya menghela nafas untuk menenangkan gejolak dalam dirinya. Kalau ibunya sendiri yang meminta maka tidak ada pilihan lain selain untuk datang ke rumahnya.

"Baik. Aku akan datang, kau pergi duluan Makoto. Aku akan datang ke rumah nanti malam." Kata Hanako pada Makoto yang sekarang sudah tersenyum senang.

"Apakah kau berjanji?" Tanya Makoto yang sudah mengusap matanya yang berair.

"Ya aku berjanji. Kau kira kakakmu ini pernah tidak menepati janjinya kepada adik kecilnya yang manis?" Kata Hanako dengan alis terangkat pada Makoto.

"Ahh... Terima kasih banyak Nee-chan, aku yakin ayah dan ibu pasti akan senang mendengar kabar ini." Kata Makoto senang lalu pergi menjauh sambil melambaikan tangannya.

Hanako balas melambaikan tangannya sambil tersenyum kecil pada adiknya. Adiknya tidak pernah berubah selalu menyayanginya dan melindungi dari segala cemohan anggota klan Uchiha padanya.

Mungkin tidak ada salahnya untuk mencoba datang ke rumah barunya.

Tapi...

[Ichiraku Ramen]

Hari sudah sore.

Dan Hanako sekarang berada di kedai ramen paling ikonik di seri Naruto.

Ichiraku Ramen.

Ini adalah pertama kalinya Hanako datang ke sini. Selama hidupnya didunia ini dirinya tak pernah datang ke kedai ramen ini.

Hanako lebih menyukai masakan buatan ibunya atau buatannya sendiri daripada mengkonsumsi sesuatu yang kurang sehat dan sekarang Hanako sekarang hanya duduk menatap teh hijau dengan tatapan kosongnya yang membuat Ayame dan Teuchi takut.

Dipandangan ayah dan anak pemilik kedai tersebut, Hanako yang terkenal karena berhasil mencegah dan memadamkan kudeta klan Uchiha dan secara tiba-tiba datang ke kedai ramen mereka berdua dan hanya memesan teh hijau lalu menatap kosong teh hijau hangat yang diberikan selama setengah jam lamanya membuat mereka berdua takut.

Jadi Ayame dan Teuchi hanya fokus pada pesanan pelanggan lain yang datang. Pelanggan lain yang melihat lambang Uchiha dibelakang baju Hanako dan ulat melilit erat tubuh gadis itu tentunya tau siapa gadis yang sedang bersinggah dikedai ramen Ichiraku itu.

Hanako merupakan gadis yang paling ikonik dan tidak biasa yang ada diseluruh konoha setelah Anko Mitarashi dan Might Guy. Gadis yang selalu membawa ulat hidup raksasa dipunggungnya dan gadis yang selalu latihan keras sama seperti Might Guy dan muridnya yang bernama Lee.

Dan karena itu untuk sore ini banyak pelanggan setia dari Ichiraku ramen membawa pulang makanan mereka ke rumah setelah melihat siapa yang sedang bersinggah di kedai Ichiraku.

"Ingat ya Naruto. Minggu ini kita makan ramen tapi ingat kau tidak boleh makan ramen kembali untuk seminggu ke depan." Kata seorang Wanita berambut merah panjang dan cantik yang sekarang sedang menggandeng seorang anak berambut kuning masuk ke kedai Ichiraku.

"Tapi Kaa-Chan." Kata seorang bocah kecil berambut kuning merengek pada ibunya.

"Tidak ada Tapi-tapian." Kata Kushina dengan mata berapi-api dan rambut melayang untuk menakuti anaknya.

"Siap Kaa-Chan." Kata Naruto hormat dan patuh pada ibunya.

Hanako hanya menoleh kesamping dimana seorang keakraban anak dan seorang ibu yang berhasil diselamatkannya saat insiden penyerangan Kyuubi tejadi.

Kushina Uzumaki seorang janda beranak satu yang ditinggalkan suaminya saat penyerangan Kyuubi berlangsung dan Uzumaki Naruto sang Jinchuriki ekor sembilan.

Kehilangan suaminya yang tercinta membuat Kushina sangat terpukul dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Kalau bukan karena anaknya Uzumaki Naruto sebagai penerang hidupnya mungkin Kushina sudah ikut bersama suaminya ke alam baka.

Kejadian ini membuat Kushina menggiatkan latihannya dalam meningkatkan kemampuan dalam membuat segel yang membuatnya menjadi Seal master terkenal dan handal diseluruh Elemental Nation.

Sisa-sisa Anggota Uzumaki yang melarikan diri berdatangan ke Konoha mendengar nama seorang dengan akhiran Uzumaki dibelakangnya.

Hanako teringat kejadian dimana dirinya harus membiarkan hokage ke-4 terbunuh seperti alur ceritanya yang asli dalam genggaman Kyuubi.

Hanako terpaksa harus mengorbankan hidup Namikaze Minato ditangan Kyuubi demi menutupi identitasnya setelah Minato melihat langsung mata dan wajahnya saat dirinya membantunya melawan Obito Uchiha dalam duel 2 lawan 1.

Dan Hanako sama sekali tak menyesal saat hokage ke-4 melihat wajahnya dengan ekspresi yang tak terbaca dan hanya mengatakan maaf didepan mayatnya.

"Ayame tolong pesanan yang biasa kupesan."

"Baik Kushina-Sama." Kata Ayame sambil tersenyum manis pada Kushina.

"Ahh... Kushina kau makin lama makin cantik saja hahaha... Bagaimana kalau menu spesial hari ini untukmu dan Naruto kecil karena sudah lama aku tidak melihatmu datang kemari Kushina." Kata Teuchi sambil tertawa.

"Hahaha... Maafkan aku paman Teuchi selama sebulan ini aku sedang menjalankan misi untuk memperbaiki segel-segel keamanan Konoha yang sudah usang dan menguatkan segel gerbang di Takigakure." Kata Kushina dengan kata samaran pada segel gerbang di Takigakure.

Teuchi hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum pada Naruto.

"Oh... Baiklah bagaimana kalo ramen seafood dengan lobster spesial yang berada di laut Kirigakure untuk kerja kerasmu Kushina." Kata Teuchi pada Kushina yang matanya sudah bersinar semangat.

"Ahh... Betulan Paman? Kau dengar itu Naruto kita Ehh... Naruto!" Kata Kushina kaget setelah Naruto menghilang dari tempat duduknya.

Hanako kemudian merasakan seseorang menatapnya dari sampingnya. Hanako kemudian melihat ke samping bawahnya dan melihat seorang bocah berambut kuning duren sedang menatapnya dengan intens atau lebih tepatnya menatap muri dengan rasa penasaran yang sangat tinggi.

"Ada apa Nak? Apakah ada sesuatu diwajahku yang cantik ini?" Tanya Hanako dengan nada yang membosankan dan wajahnya yang polos seperti telur.

"Kenapa kakak membawa ulat raksasa dipunggung kakak? Bukannya itu menjijikkan?" Tanya Naruto dengan rasa penasaran yang tinggi.

Hanako yang mendengar pertanyaan Naruto hanya tertawa melihat kepolosan dan kemanisan dari protagonis utama di serial Naruto. Sedangkan Muri yang mendengar perkataan Naruto tentang dirinya hanya berwajah masam dan kembali menempelkan wajahnya dileher Hanako dengan erat.

Kushina yang mendengar itu tentunya malu dengan perkataan Naruto dan memanggil Naruto cukup keras yang tentunya membuat Naruto kaget.

"Naruto!" Ucap Kushina keras dengan wajah serius yang membuat Naruto berkeringat dingin.

"Ahh... Tidak apa-apa Kushina-Sama. Aku tidak merasa tersinggung atau apapun itu wajar bagi seorang anak kecil dengan rasa penasaran tinggi untuk menanyakan hal seperti ini." Kata Hanako mencoba menenangkan Kushina yang marah.

"Ahh... Maafkan kelakuan anakku Hanako-san. Anakku tidak bermaksud untuk menjelekkan hewan panggilanmu." Kata Kushina menghampiri Naruto dan menyambar tangan anaknya yang sekarang sudah menunduk.

"Hehehe... Betulan aku tidak tersinggung sama sekali Kushina-sama. Jadi mohon jangan dipikirkan." Kata Hanako pada Kushina yang sekarang sudah menggendong Naruto dipelukannya.

Hanako kemudian melihat waktu berapa sekarang di jam tangannya dan terkejut melihat angka yang ditunjukkan jarum jamnya sekarang.

17.50

10 menit lagi sebelum dirinya datang ke rumah dan makan malam bersama keluarganya.

Hanako lalu meneguk teh hijau (yang sudah dingin) yang disuguhkan Ayame dan Teuchi kepadanya setengah jam yang lalu dengan tegukan cepat.

"Ahh... Maafkan aku Tuan Teuchi dan nona Ayame karena bengong dan tidak memesan apa-apa selama disini. Aku berjanji besok aku akan ke sini dan membeli ramen terbaik buatanmu Teuchi-san, aku pergi dulu." Kata Hanako-

"Ehh... Tidak ap-"

-lalu langsung melesat pergi meninggalkan kedai ramen milik Teuchi membuat Kushina dan yang lainnya tercengang dengan kecepatan yang dimiliki Hanako.

"Mmm... Aku hanya bisa berkata Wow." Kata Kushina dengan sweatdrop dikepalanya melihat kelakuan Hanako.

"Memang benar apa yang dirumorkan Hanako Uchiha adalah gadis yang aneh." Kata Ayame sambil menyilangkan tangannya dan memanyunkan bibirnya karena kesal Hanako tidak membeli apa-apa.

"Usstt... Kau tidak boleh seperti itu. Aku sangat yakin dia merupakan orang baik setelah melihat apa yang telah dilakukannya untuk menjaga perdamaian Konoha." Kata Teuchi masih yang hanya melihat tempat duduk Hanako.

"Yah... Dia gadis yang malang. Aku juga mendengar dari Mikoto-chan anak itu telah dikucilkan sejak kecil oleh ayahnya dan anggota klannya sendiri karena dia orang yang pendiam dan berbeda dari yang anggota klan lainnya." Kata Kushina dengan nada kasihan.

"Jadi apa ramennya sudah jadi Paman Teuchi?" Tanya Naruto digendongan ibunya.

Kushina yang mendengar ini tentunya tersadar dan langsung melihat Naruto dengan tatapan tajam setelah teringat apa yang Naruto katakan tadi pada hewan peliharaan Hanako.

"Setelah kita makan malam. Ibu akan mengajarimu bagaimana tata krama yang baik dalam berbicara pada orang yang tidak dikenal." Kata Kushina lalu mencubit pipi Naruto dengan cukup kencang membuat Naruto kesakitan.

"Aduh... Sakit Kaa-chan."

"Ahahahahaha..."

Ayame dan Teuchi hanya tertawa melihat pemandangan ibu dan anak yang sifatnya tidak jauh beda.

Dan Teuchi mengingat sesuatu yang akan dirayakan besar-besaran di Konoha malam ini. Yaitu perayaan kembalinya klan uchiha sebagai bagian dari keluarga besar Konoha. Banyak klan-klan besar dan bergengsi di Konoha diundang termasuk Sandaime Hokage dan mendatangkan Tsunade Senju sebagai perwakilan klan Senju.

"Oh iya Kushina... Apakah kau akan ikut Reuni besar yang dilakukan Konoha untuk klan Uchiha bersama anggota klan Uzumaki lainnya?" Tanya Teuchi pada Kushina yang sekarang sedang duduk kembali dikursi dengan Naruto dipangkuannya.

"Iya... Aku ikut. Mikoto juga telah mengajakku dan seluruh anggota klan Uzumaki untuk datang ke acara itu." Kata Kushina yang memeluk Naruto dengan erat ditangannya.

"Oh baguslah, akan sangat tidak baik bagi ketua klan Uzumaki untuk tidak menghadiri perayaan besar ini." Kata Teuchi sedang menghias mangkuk ramen dengan seafood.

"Dan ingat Naruto jangan sampai kau mengotori bajumu saat makan. Harusnya kau itu tahan rasa laparmu itu kan nanti kita juga akan makan banyak disana." Kata Kushina kesal pada Naruto.

"Kan itu keputusan Ka- Hmph..." Kata Naruto terpotong saat Kushina memegang kedua pipi kecilnya dengan telapak tangannya.

"Yahh... Pokoknya kamu salah karena lapar duluan sebelum Kaa-Chan, dasar anak nakal." Kata Kushina dengan pipi yang memerah malu.

"Hahaha... Oke-oke silahkan dimakan ramen spesial buatan Paman Teuchi Naruto, Kushina." Kata Teuchi lalu menyuguhkan ramen spesial buatannya hanya untuk pelanggan tersetianya.

"Ittadakimasu"

[Disisi Itachi]

Ketenangan dan kedamaian batin.

Itulah yang dirasakan Itachi dan Shishui ketika mengetahui kudeta klan Uchiha berhasil dihentikan.

Mimpi buruk yang sudah lama menghantui kedua jenius Uchiha itu selama berbulan-bulan.

Itachi dan Shishui tidak pernah merasakan tidur ternyenyak yang dirasakan selama ini dalam hidup mereka berdua.

Itachi tidak perlu memikirkan bagaimana kehidupan adiknya setelah kudeta klan Uchiha, Tidak perlu memikirkan bagaimana perasaan Izumi terhadapnya setelah dirinya berpihak pada Konoha, dan juga tidak perlu memikirkan cara untuk menghentikan kegilaan yang akan datang padanya.

Semua itu berkat bantuan Seorang Gadis Uchiha yang bernama Hanako.

Walaupun Itachi tidak dekat dan mengetahui Hanako Uchiha tapi dia sangat bersyukur dengan aksi dari Hanako Uchiha yang mengajak ayahnya bertarung.

Dengan dipukulnya Fugaku dan tetua Uchiha yang berpikiran konservatif. Hanako mampu mengundurkan waktu kudeta lebih jauh yang membuat Shishui dan Itachi mampu bergerak lebih leluasa.

Perkataan Hanako saat pertarungannya dengan ayahnya. Mampu membuat mata hati beberapa Uchiha dan Fugaku sendiri terbuka.

Tetapi sisi terburuk yang didapat oleh Itachi setelah kudeta selesai adalah...

Sasuke

Adik kecil kesayangannya terpaksa harus membangkitkan mata terkutuknya ke potensi penuh setelah melihat pemukulan yang dilakukan Hanako pada ayahnya.

Sejak saat itu mata Sasuke berubah yang dulunya dipenuhi kepolosan dan keluguan menjadi mata yang penuh dengan kemarahan dan tekad yang membara.

Itachi yang sekarang sedang berada di atap bangunan sambil menatap langit sore yang indah dan menikmati hembusan angin yang sejuk dikagetkan oleh suara langkah kaki dibelakangnya.

Itachi kemudian duduk dan menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang menghampirinya.

Dirinya terkejut melihat siapa yang datang ke atap untuk menghampirinya.

Tidak lain dan tidak bukan adalah ayahnya sendiri yang sekarang masih menggunakan tongkat dan gips di kaki kanannya yang patah.

"Tou-san!" Kata Itachi kaget lalu berdiri dan mencoba membantu ayahnya yang sekarang membawa rantang makanan.

"Sudah Itachi. Ayah bisa sendiri." Kata Fugaku mencegah Itachi untuk membantunya.

Tapi kekeras kepalaan Itachi tetap tak mengindahkan perkataan ayahnya dan tetap membantunya untuk duduk dilantai semen.

"Hah... Baiklah. Terima kasih telah membantu ayah Itachi." Kata Fugaku sambil menghela nafas.

"Sama-sama Tou-san." Balas Itachi pada ayahnya.

Dan keheningan melanda mereka selama 10 menit terakhir diatap yang ditempati Itachi dan Fugaku. Kecanggungan tentunya sangat kerasa diantara mereka berdua setelah rencana kudeta Uchiha.

Sudah lama Itachi tidak makan bersama keluarganya setelah kegagalan kudeta yang dilakukan Uchiha. Itachi menginap dirumah Shishui dan makan bersama Shishui daripada keluarganya sendiri.

Sedangkan Fugaku juga tidak mempunyai muka untuk bertemu Itachi setelah membebankan tugas yang luar biasa berat pada anak sulungnya.

Hanya dengan dorongan dari Mikoto lah Fugaku mampu mengumpulkan keberanian untuk bertatap muka dengan Itachi di atap ini.

Mengakhiri kecanggungan ini Itachi mencoba membuka pembicaraan dengan mengatakan sesuatu.

"Jadi, apa ada yang bisa ku bantu Tou-san?" Tanya Itachi dengan nada canggung dan mata mencoba fokus hanya untuk melihat langit didepannya.

"Ahh... Aku melupakan sesuatu." Kata Fugaku tiba-tiba lalu membuka rantang yang dibawanya.

Dan Itachi bisa merasakan aroma harum keluar dari rantang makanan yang dibawa Fugaku. Itachi yakin pasti ibunya yang memasakkan seluruh makanan kesukaannya ini karena ayahnya tidak mungkin mengetahui makanan kesukaan Itachi saat ayah selalu sibuk memikirkan keadaan klan yang makin hari makin memburuk.

"Itachi, Kumohon makan masakan buatan ayah dan ibu ini." Kata Fugaku masih mencoba menunduk menghindari tatapan Itachi.

Perkataan Fugaku tentunya membuat Itachi terkejut setengah mati karena ayahnya bahkan tidak mempunyai waktu untuk ibunya apalagi untuk memasak bersama istrinya.

"Tapi ini makanannya banyak ayah. Aku tak bisa menghabiskan semuanya." Kata Itachi pada Fugaku disampingnya.

"Baiklah ayah akan membantumu menghabiskan makanan ini." Kata Fugaku sambil tersenyum canggung.

Lalu keduanya makan dalam diam dan hening tapi didalam hati mereka berdua.

'Ya Tuhan, bumbunya kebanyakan.' Batin Itachi memakan dengan lahap kubis daging buatan ayahnya walaupun dia sudah tak mau makan lagi.

'Sialan... Benar apa yang dikatakan Mikoto padaku, harusnya aku memasukkan bumbunya sejumput saja. Kenapa aku malah memasukkan sesendok?' Batin Fugaku melahap mahakaryanya sendiri dengan getir.

Makanan sudah habis dan Fugaku menaruh rantang makanannya ditempatnya semula sedangkan Itachi dengan tenang minum Ocha botol yang dibawa Fugaku untuk memadamkan rasa seret dan panas di tenggorokan dan perutnya.

"Maafkan ayah kalau makanan yang ayah buat kurang enak Itachi." Kata Fugaku sambil menatap matahari yang sudah terbenam.

"Tidak apa-apa Tou-san, setiap manusia mempunyai kelemahan masing-masing." Kata Itachi yang juga melihat kearah matahari yang terbenam.

Fugaku kemudian membulatkan tekadnya dan memaksakan dirinya untuk mengeluarkan suara hatinya dan menatap Itachi secara langsung untuk meminta maaf.

"Itachi"

"Iya Tou-san?" Balas Itachi pada Fugaku dan membuat Itachi kaget pada pemandangan yang dilihatnya sekarang.

"Ayah minta maaf." Kata Fugaku dengan kedua mata yang sudah berlinangan air mata.

"Ayah?" Kata Itachi kaget melihat ayahnya yang sekarang.

"Ayah minta maaf karena telah membebankanmu tanggung jawab yang sangat besar dan tugas yang sangat berat untuk anak berumur 13 tahun sepertimu." Kata Fugaku dengan kepala menunduk dan terisak.

"Hiks... Ayah sudah tidak mempunyai pilihan lain setelah keadaan klan makin memburuk dari hari ke hari Hiks... Ketidak percayaan warga konoha kepada kita dan pengasingan yang dilakukan terhadap klan kita yang direncanakan oleh Danzo membuat banyak kebencian yang muncul diantara anggota klan makin membara terhadap pemerintahan yang ada di Konoha sekarang Hikss... Maafkan ayah karena sebagai ketua klan ayah harus mengambil tindakan. Maafkan aku Itachi, kumohon maafkan aku..." Kata Fugaku terisak lalu memeluk Itachi dengan erat dipelukannya.

Itachi kemudian membalas pelukan ayahnya dengan sangat erat dan juga menangis dengan keras dipelukan ayahnya.

"Ayah Hiks... Apa yang kau lakukan padaku dan segala perbuatan yang telah kau perbuat padaku. Hiks... Aku telah memaafkan semuanya Tou-san Hiks... Aku tau semua yang kau lakukan adalah untuk kebaikan klan dan untuk setiap anggota klan Uchiha. Jadi Hiks... Hiks... Hiks... Aku memaafkan semua kesalahanmu." Kata Itachi dengan keras dan berlinang air mata.

Dan setelah semua tangisan yang Itachi keluarkan dari matanya hari itu entah kenapa mata Itachi lebih jernih dari biasanya dan langit malam terasa sangat indah bagi Itachi pada saat itu.

Dan beban yang telah lama menumpuk dalam hati Fugaku akhirnya bisa terangkat dan pundaknya terasa sangat ringan membuat Fugaku merasa menjadi manusia baru yang berbeda dari dirinya yang lama.

"Itachi... Mari ikut aku, klan Uchiha sedang melaksanakan reuni besar-besaran."

"Bolehkah?" Tanya Itachi pada Fugaku.

"Hahaha... Tentu saja, Shishui juga diundang dalam acara ini. Kalian berdua adalah kebanggaan dan harga diri bagi klan Uchiha itu sendiri." Kata Fugaku pada Itachi.

"Lalu bagaimana dengan Hanako, Tou-san?" Tanya Itachi pada Fugaku.

"Tentu Hanako diajak, Hanako juga merupakan kebanggaan bagi klan Uchiha itu sendiri." Kata Fugaku dengan senyuman lembut diwajahnya mengingat siapa yang berhasil mengalahkan dan memukulinya.

"Baiklah tolong ikut sertakan aku juga Tou-san."

[Disisi Shisui]

"Izumi." Panggil Shishui pada pacar Itachi yang sekarang sedang menemaninya menuju acara reuni besar-besaran yang dilakukan Konoha untuk merayakan kembalinya kepercayaan dan kesetiaan klan Uchiha kepada desa.

Acara ini juga diikuti oleh hokage ketiga dan banyak tokoh penting dari Konoha.

"Iya Shisui-san?" Tanya Izumi pada Shishui yang sekarang sedang berjalan disampingnya.

"Aku tak percaya ini adalah kenyataan. Coba kau cubit aku sebentar." Kata Shisui dengan pandangan kosong kedepan.

Izumi hanya menghela nafas lelah lalu mencubit samping perut Shisui dengan keras membuat Uchiha tercepat itu berteriak kesakitan.

"Aghh..." Teriak Shisui kesakitan.

"Sudah bangun dari mimpinya Shisui-san?" Tanya Izumi memastikan.

"Iya terima kasih atas cubitannya. sekarang aku yakin ini bukan mimpi melainkan kenyataan." Kata Shisui sambil mengelus sisi perutnya.

"Oh iya Shisui-san, apakah Hanako-san juga ikut serta dalam rencana penghentian kudeta yang dilakukan olehmu dan Itachi-kun?" Tanya Izumi penasaran pada Shisui.

"Hmm... Tidak, dia sama sekali tidak terlibat dalam rencana penghentian kudeta yang dilakukan olehku dan Itachi. Dia adalah Lone Wolf." Jawab Shishui menjelaskan peran Hanako pada Izumi.

"Huh... Jadi dia merencanakan sendiri rencana untuk menghentikan kudeta yang akan klan lakukan?" Tanya Izumi lagi pada Shishui.

"Iya. Karena itu aku dan Itachi sudah berencana melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap Hanako Uchiha." Jawab Shishui pada Izumi yang sekarang malah bertambah bingung.

"Huh... Kenapa?" Tanya Izumi lagi.

"Hanako Uchiha merupakan pribadi yang sangat misterius sekaligus aneh. Aku melihat catatan misi dan statistiknya dengan izin Hokage-sama dan aku sangat terkejut orang selemah dan sebiasa dia mampu menghancurkan Susano'o Fugaku-sama hanya dengan tebasan Tongkat Tiga Bagian (Playful Cloud JJK) dan mampu mengungguli setiap aspek kekuatan Fugaku-sama hanya dengan kekuatan mentahnya saja." Jawab Shishui panjang lebar pada Izumi.

"Hmm... Aku juga terkejut ketika melihat pertandingan itu dengan mata kepalaku sendiri. Skillnya sangat luar biasa dibidang senjata dan Hanako juga mampu mengatasi kekuatan mata Fugaku-sama yang terkenal diseluruh penjuru Elemental hanya dengan menutup matanya saja." Kata Izumi yang juga takjub dengan pencapaian Hanako Uchiha.

"Tapi dalam lubuk hatiku yang terdalam aku sangat berterima kasih dengan tindakannya. Kudeta berhasil diundur dan dengan bantuannya si tua bangka itu berhasil mendekam dipenjara." Kata Shisui berterima kasih pada tindakan Hanako dan tidak mau mengucapkan nama Danzo dimulutnya sama sekali.

"Jad-" Kata Izumi tersela ketika dia merasakan sesuatu bergerak dengan cepat jauh dibelakangnya.

"MINGGIRRR..."

Mendengar teriakan seorang perempuan menyuruh mereka berdua minggir. Shishui dan Izumi langsung minggir tepat sebelum orang yang sedang berlari itu menabrak mereka berdua.

(Fyungg...)

"MAAF..."

Kata perempuan itu lalu pergi ke belokan sebuah bangunan yang ada didepan mereka.

"Tunggu bukankah itu Hanako-san?" Tanya Izumi dengan keringat jatuh dikepalanya.

"Iya." Balas Shishui juga sweatdrop.

=================°°°====°°============

[To Be Continue]

[Next Chapter 'Oneshot: Monstrous being'

"Dasar Monster" Kata Raikage sambil memegangi tangan kirinya yang telah terpotong bersih oleh pedang panas Hanako.

"HAHAHAHAHAHA... AKU HANAKO UCHIHA. DISELURUH BUMI INI AKULAH YANG PALING TERHORMAT." Kata Hanako dengan senyuman gila diwajahnya.]