Lokasi kost Bella adalah di Griya Alamanda. Ada 2 paviliun dan 3 kamar di sana. Ia menempati salah satu kamar. Kost saat ini dalam keadaan penuh dan dikhususkan untuk wanita alias kost wanita.
Penghuni paviliun pertama adalah Debbie Constanza, seorang wanita berambut pirang blasteran Brazil. Ia menyewa satu paviliun sendiri karena ekonominya memang memungkinkan. Wajahnya yang cantik dan kebule-bulean rupanya menarik minat beberapa rumah produksi sehingga ia beberapa kali muncul di beberapa sinetron walau bukan sebagai pemain utama. Dengan tubuh yang menggairahkan dan berpostur sangat tinggi untuk ukuran gadis Indonesia pada umumnya, banyak pria yang mengisi khayalan bercinta dengan ‘ayam babon’ ini. Nama panggilan gadis ini adalah Debbie.
Penghuni paviliun kedua adalah keluarga Hidayat. Disebut keluarga karena pasangan 40an tahun ini sudah dikaruniai momongan berumur setahun yang merupakan anak adopsi. Sepertinya mereka adalah pasangan janda dan duda. Seharusnya mereka menjadi keluarga bahagia dengan kehadiran buah hati. Namun yang terjadi, penghuni kost lain seringkali mendengar dan melihat sendiri pasangan suami isteri itu beradu mulut. Berkali-kali mereka melihat Regina menangis. Hidayat adalah eksekutif muda yang kerap ke luar negeri sedangkan isterinya, sepenuhnya mengurus anak. Wanita itu jika rambut ikalnya lebih pendek akan membuatnya serupa Kylie Minogue.
Penghuni kamar pertama adalah dua orang kakak beradik, Nabila dan Nadila. Nabila itu seorang karyawati tenaga klerikal di sebuah perusahaan kecil yang tak jauh dari lokasi kost. Sifatnya introvert alias tertutup dan nampak kurang pandai bergaul. Adapun adiknya masih kelas 3 SMP dan lebih mudah bergaul namun tipikal rebel alias pemberontak. Mereka berdua sebetulnya punya keluarga dan rumah sendiri. Tapi kondisinya mereka broken home, akibat konflik tiada henti. Saat ini ibu dan ayah tiri merekalah yang membiayai hidup keduanya. Kendati keduanya berwajah tak terlalu istimewa, namun mereka berdua, khususnya Nabila, memiliki keindahan fisik yang sama. Tubuh penuh lekuk serta tonjolan demi tonjolan yang membuat pria menahan nafas melihat gadis berambut panjang itu.
Penghuni kamar kedua adalah gadis Tionghoa bernama Lanny. Umur mahasiswi drop out asal Singkawang ini 20an tahun. Kuning langsat, betis ramping, rambut pendek model shaggy. Wajahnya sangat innocent namun tingkah lakunya pecicilan dan mudah gonta-ganti pacar. Bisa jadi ia juga memiliki pacar lebih dari satu.
Penghuni kamar ketiga, adalah Bella sendiri. Menurut beberapa orang, Ia mirip sekali dengan Nia Ramadhani. Pegawai kapster sebuah salon yang percaya sekali tahayul, dan baru saja memiliki pacar. Berkali-kali ia pulang dengan diantar pacarnya dengan menaiki bajaj. Dari gerak-gerik dan tatap mata gadis itu nampak bahwa Bella baru saja memasuki dunia pacaran yang menggairahkan. Kendati kadang wajah terlihat ada kesedihan dan kekecewaan, semua akan dengan cepat sirna dan berganti dengan kegairahan yang baru. Sebuah tipikal khas anak muda berpacaran saat ini.
Griya Alamanda adalah sebuah rumah besar yang diisi tuan rumah bernama keluarga Zul dan bersampingan dengan rumah lain yang berukuran besar pula. Rumah kedualah yang dijadikan tempat kost. Ia terdiri dari tiga kamar biasa dan dua paviliun. Seperti sudah disampaikan, semua ruangan sudah terisi penuh dimana paviliun diisi dua pasang suami-isteri, dan tiga kamar diisi seorang karyawati kantor beserta adiknya, seorang mahasiswi, dan seorang kapster salon.
Zul sendiri adalah pengusaha 40an tahun yang hidup dengan isterinya yang cantik jelita, Gladys yang seumuran dengannya. Dari perempuan berdarah Ceko, berambut brunette/ kemerahan dan logat bicaranya masih agak pelo ini, ia memiliki seorang anak perempuan secantik dan semolek ibunya bernama Clara. Seorang gadis yang setamat SMA lima tahun lalu masih saja belum menyelesaikan kuliah. Clara pernah menjadi penyanyi remaja yang lumayan dikenal dan kesibukan membuat ia tak pernah serius dengan pendidikan. Namun saat kuliah tak juga selesai kariernya juga meredup. Namanya makin hilang dan ia masih berupaya menggapai cita-citanya. Kesukaannya adalah memasuki dunia gemerlap alias dugem yang mungkin sebagai dampak kesedihan karena gagal karir di masa lalu.
Masih ada satu kamar lain sebetulnya tapi itu adalah kamar untuk Felix yang berada dalam rumah keluarga Zul. Felix adalah petugas yang ditunjuk Zul untuk mengelola dan menyelesaikan berbagai urusan terkait tempat itu seperti maintenance paviliun, kamar. Kesibukan ini membuatnya cukup dekat dengan Mbak Nah, pembantu di sana. Felix baru tiga bulan lebih bekerja di sana.
Sedikit info mengenai orang itu, Felix adalah kawan lama dari Zul dan Gladys. Pernah bersama-sama kuliah di sebuah perguruan tinggi, Felix sebetulnya bersaing dengan Zul untuk mendapatkan Gladys. Sayang, ia kalah dan sekian tahun kemudian Gladys bahkan dinikahi Zul. Pertemuan dirinya dengan Zul terjadi tak terduga. Tanpa Zul mengetahui bahwa Felix sebetulnya tidak miskin-miskin amat, ia menawarkan pekerjaan sebagai pengurus kost. Butuh beberapa hari bagi Felix sebelum menerima. Alasannya, ia tak enak kehadirannya akan mengungkit kembali kekalahannya dulu saat bersaing mendapatkan Gladys. Zul saat itu tertawa dan memintanya move on. Ia juga sadar sangat teramat tipis kemungkinan keduanya bersatu kembali karena ekonomi mereka berdua bagai bumi dan langit. Dengan sifat Gladys yang agak materialistis, hampir mustahil ia bisa kembali tertarik padanya. Dan hal terakhir, toh mereka memang tak pernah berpacaran sehingga ikatan emosional itu tak ada.