“Nggak…tahu…,” katanya berbohong. Namun sadar bahwa kebohongan itu akan terbongkar dengan waktu cepat, buru-buru ia menambahkan. “Maksudku, orangnya jarang ngobrol.”
“Nggak harus dengan yang orang yang lama kamu kenal.”
“Apa?”
“Serius. Makin asing pasanganmu, sensasinya makin asyik. Coba deh. Kalo masih takut, ragu, terlalu mikir kemana-mana, aku gak yakin kamu bisa sukses dan kaya di bisnis ini.” Sofia berhenti sejenak. “Kamu serius mau tekunin bisnis ini kan?”
“Iya.”
“Iya apa?”
“Iya, aku mau serius.”
“Berarti kamu mau ikutin saranku?’
“B-betul."
"Betul apa?"
"Betul, Sofia. Aku.... aku akan s-siap ngikutin petunjuk kamu.”
"Kamu koq seperti masih ada ragunya." Sofia menghela nafas. “Aku gak mau kamu berubah pikiran. Kalo ya, aku lanjutin. Kalo kamu ragu, kita stop sampe sini.”
“Aduh jangan stop di sini. Aku mau lanjut.”
“Dengar-dengaran sama aku?”
“Iya.”
“Sumpah?”