Perlakuan itu membuat Clara takut. Tapi sekaligus, secara aneh, ia merasa itu semakin membangkitkan gairah libidonya. Oh shit, pikirnya. Apa yang ia alami sepertinya tak hanya membakar jiwa exhibis tapi juga membangkitkan apa yang selama ini ada tapi tersembunyi dalam dirinya yakni jiwa masokis.
Ia senang dikasari! Apalagi saat Martak menempeleng pipinya dengan penis besarnya. Owh, ia suka sekali! Tak heran kenapa ia tak marah ketika dikatai kata-kata melecehkan. Tak keberatan ketika diperlakukan tak senonoh. Tak protes ketika sejak tadi sebetulnya ia mengalami pelecehan. Saat ia dalam posisi kembali merangkak. Tidak protes yang artinya: ia siap melanjutkan apa yang sudah berjalan.
Clara sadar, dirinya berada pada posisi tak bisa membantah dimana ia takkan melakukan perlawanan sama sekali. Ia sudah sepenuhnya tersudut dan hanya bisa menerima nasib yang menghampirinya.