Clara dalam keadaan linglung sekarang. Dia dari tadi bermain dengan payudara dan putingnya yang menyebabkan muncul gelombang perasaan panas membara di seluruh tubuh mudanya. Gila, mengekspos dirinya kepada orang-orang tua bangka di depannya ini ternyata memiliki dampak rangsangan juga walau mereka itu jelek, tua, dan sangat jauh dari tipe pria ideal baginya. Ia heran. Logikanya kemana? Perintah yang diberikan Martak, walau ia tak suka, ternyata membuat syahwatnya makin menjadi. Dan ia merasa bahwa tak ada gunanya juga menutupi. Walau ia tak berkata-kata tapi pentilnya yang panjang mencuat adalah bukti bahwa ia juga menikmati dan terangsang hebat. Untuk apa lagi ia tutupi? Atas alasan itu, Clara jadi tidak ragu untuk melebarkan kakinya tanpa bertanya padahal itu adalah sesuatu yang tidak pernah terpikirkan olehnya untuk dilakukan beberapa menit yang lalu.
"Itu dia, bikin ngangkang. Ah, yesss…. Kamu jadi kayak pelajar jalang, perek, pelajar lonte lu.”