Jayat diam karena tengah merasakan nikmat yang dialami. Namun Bella melihat sikap diam Jayat sebagai pertanda pria itu kecewa dengan apa yang dilakukannya di salon. Bisa jadi Jayat marah karena Bella tidak meminta izin terlebih dulu. Memikirkan hal itu, Bella jadi takut. Ia tak mau kehilangan Jayat lagi untuk keduakalinya.
“Kamu gak marah kan?” Bella mempercepat kocokan dengan cara melonjak-lonjak demi menjaga penis Jayat di dalam vaginanya tetap keras.
“Mmm….i-iya… gimana ya...?”
Merasa jawaban itu meragukan, Bella kini melonjak-lonjak lebih kerasdi atas perut Jayat. “Uuuuh,… uh. Bener ya kamu gak marah sama Bella. Ah, ah, ah…. Iya kan? Iya kan?”