Clara bahagia sekali. Ia tahu bahwa cinta itu menyimpan banyak misteri. Dan salah satu misteri itu ialah secara tak dinyana Kenny akhirnya menyatakan diri bersedia melamar dirinya untuk jadi isterinya. Kabar gembira itu disampaikan langsung pada orangtuanya yang tentu menyambut gembira juga. Waktu pelaksanaaan pernikahan pun tidak mau disetting lama-lama. Mereka sudah bisa membooking ruang resepsi dan menyiapkan undangan. Dalam beberapa hari ke depan ia perlu adakan sesi foto untuk pra wedding.
Ah, mendapatkan seorang pria untuk diajak menikah ternyata mudah, begitu pikirnya. Ia hanya perlu menyediakan tubuhnya untuk siap disenggamai kapan saja. Sesederhana itu untuk mendapakan suami di jaman sekarang.
Ya. Itu sepertinya jadi akhir jalan hidupnya. Clara resmi akan menikah dengan Kenny.
“Kamu yakin dengan keputusanmu, Ken?”
“Tentu. Memang kenapa?”
“Nggak apa-apa. Cuma ngerasa kita belum lama kenal.”