Bella tersenyum kecil. Ia membuka pintu dan begitu pintu terbuka Ical masuk sambil membawakan satu piring makanan yang ia beli. Dengan lebay ia berlutut di depan Bella dan menawarkan nani goreng bikinannya.
“Kamu belum makan.”
“Koq tau?”
“Kan aku selalu perhatiin kamu. Kamu aja yang cuek.”
Bella tersenyum. Ada rasa haru mendengar perhatian Ical. Sama sekali tak terpikir bahwa pria itulah sebetulnya penyebab kegalauan hatinya karena Jayat tak lagi di sampingnya.
“Kamu belum makan kan?”
“Terima kasih tapi…” Bella menggeleng. “Belum laper.”
“Tapiii ini kan udah jamnya. Nanti maag gimana? Aku suapin ya?”
Tanpa menunggu jawaban, sambil tetap berlutut ia menyendokkan sesendok dan menyodorkan ke mulut Bella. Dengan agak ragu Bella membiarkan diri disuap. Sambil suap demi suap dilakukan, Ical dengan cerdik memancing Bella berbicara.
“Kamu galau banget keliatannya. Masih soal Jayat?”
“Iya. Cowokku ditangkep polisi. Siapa yang gak galau.”