Bab 24. Jarak ~ Dunia Sedang Tidak Ramah

Tubuhku membentur lantai setelah kuterima pukulan tepat di rahangku. Aku yang merasakan sakit masih bisa mendengar jeritan Rianita dan Deka. Bibirku terasa begitu perih, ludah yang kubuang sudah bercampur dengan darah merah. Sialan, benar, aku tak cocok bergabung dengan sebuah kelompok.

"Jarak … tas itu…." suara Santi gemetar sambil menunjukku. "Nggak mungkin, kan kalau kamu…."

Aku mencoba bangkit berdiri, "Ya, aku melakukannya, aku yang membakar dua orang itu."

Kulap bibir yang pecah dengan jariku, darahnya belum berhenti keluar. Sementara tas yang memang milikku ini masih kugenggam dengan erat, saat itu pula si Santi tergeletak lemas di lantai.

Jelas, membakar manusia hidup-hidup belum pernah mereka lakukan. Aku juga melakukan itu karena amarah, sebuah balas dendam yang tak kumengerti, kulakukan begitu saja tanpa pikir panjang.

Kayro dan dua anak kembar itu menghampiri Santi. Aku tak peduli dengan mereka, lalu kudekati Deka yang terlihat ketakutan bersama Rianita.