BAB 01 : Di skors

Setiap harinya selalu saja telat siapa lagi jika bukan sang pemilik nama Saka, hari ini dia telat lagi, bukan kali ini saja ini sudah ratusan kali mungkin, bahkan tidak bisa di hitung dengan jari.

"Saka cepat datang ke ruang BK!." Tegurannya, yang berprofesi sebagai guru

"Ck perlu lagi saya kesana, apa tidak bosan Pak Wasa selalu melihat wajah saya kah yang selalu keluar masuk ruang BK?."

Saka bersender di ambang pintu, sambil menatap malas sang gurunya itu.

"KAMU, cepat kesana!."

"Iya ya, jangan marah-marah dong buk ntar cepet tua." Ucap saka langsung melangkah pergi dari kelasnya

"Dasar kamu saka!"

Langsung beralih pada sosok saka, dia melangkah masuk keruang BK, arah matanya menatap seorang guru BK yang bernama Pak Wasa itu.

"Lagi-lagi kamu saka, apa kamu tidak bosan selalu masuk keruang BK ini?."

"Ya bosan lah pak, apa lagi liat wajah bapak itu, langsung aja lah pak, apa hukuman saya?." Ujar saka, menatap datar dengan nada bicara malas

"Hadeh! Kamu ini di bilangin selalu di bantah, datang ke ruang OSIS saja nanti ada yang kasih kamu hukuman."

"OSIS? Mana saya tahu di mana ruang OSIS nya, ini aja baru pertamakali saya di suruh datang ke ruang OSIS." Jelas saka

"Bahkan kamu tidak tahu, Ini surat pemberitahuan kasih ini ke orang tua kamu, dari dulu orang tua kamu tidak pernah datang ke sekolah ini kan?."

Saka yang menatap kertas yang berada di meja itu, menggertak giginya kesal di tambah marah, lalu mengambil surat itu dan menyobeknya.

"Dimana ruang OSIS ya?." Saka berdiri dengan kepala menunduk sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Paling ujung dekat perpustakaan, kamu cari saja ruangan yang memiliki nama Ruang OSIS." Jelas pak Wasa

"Hmm." Lalu Saka keluar, berjalan berniat mencari ruang OSIS.

Pak Wasa yang melihat kepergian saka hanya bisa menggelengkan kepalanya, harus sabar menghadapi murid seperti saka itu.

Sebenarnya saka paling tidak suka jika membahas tentang orang tuanya, dia akan langsung emosi, yang dimana saat saka emosi dia mengingat kejadian orang tuanya yang akan bercerai itu.

Setelah saka menemukan ruang OSIS ya, dia lalu masuk kedalam cukup luas dan besar ruang OSIS itu ternyata, saka melihat sebuah sofa segera saja saka merebahkan tubuhnya.

"Buset ini ruangan gede bener, mana ada Ac-nya terus kipas angin, sofa mantep!" Ujar saka lalu menutup matanya karena merasa nyaman

Selang beberapa waktu, saka bangun dari tidurnya, sambil meregangkan tubuhnya, cukup nyaman bagi saka tidur, lelahnya sedikit hilang.

"Nghhh!" Erang saka, sambil mengucek matanya

"Sudah bangun?" Tanyanya

"Hah?" Saka belum sadar sepenuhnya

Saka menyipitkan matanya, untuk melihat siapa yang berbicara, karena saka terkejut dia jatuh ke lantai, sungguh sakit sekali.

"Jadi orang gak usah ngagetin bangsat!" Kesal saka, sambil mengelus bokongnya yang terasa nyeri

"Sedang apa kamu disini?."

"Cih gua di suruh dateng ke sini, cepet mana hukumannya." Sambil bangkit dari lantai

"Nama?" Tanyanya, masih fokus ke bukunya

"Gua saka, langsung ke inti apa hukumannya?

"Apakah tidak tahu bersabar?.

"Emang apa urusan lu?."

Brak!

Saka menggerebak mejanya, dengan kesalnya saka berbicara lantang.

"Gua gak pengen basa-basi, langsung aja apa coba susahnya."

"Baiklah hukumannya kamu di skors selama tiga hari saja." Singkatnya, masih fokus dengan bacaannya

"Lu ini OSIS atau apa hah!, yang bener aja ngasih hukumannya." Ketus saka

Saka langsung mengambil tasnya, dan keluar dari ruangan OSIS itu, sambil membanting pintu.

"Dahlah, selama tiga hari ini mungkin gua akan fokus kerja ajalah."

Saka berjalan kearah parkiran, biasa untuk mengambil motornya, sebelum dia naik ke motornya terdengar suara panggilan yang menyebut namanya.

"Hei, Sak lu mau kemana?." Tanya seorang siswi

"Gua mau balik." Ujar Saka, sambil melihat ke belakang siapa yang memanggil

"Lah emang kenapa?"

"Gua di skors selama tiga hari." Ketus Saka masih kesal

"Kok bisa sih lu di skors?." Menepuk bahu Saka

"Jolie lu gak usah gangguin gua dah, capek gua hari ini."

"Yaudah balik aja sana, lu pasti kecapean."

Yang di ajak berbicara oleh saka adalah seorang perempuan yang bernama

Angelina Jolie.

"Oh ya lu kenapa bisa di skors?." Tanya Jolie

"Itu gara-gara si entahlah gua gak tahu namanya, gak salah gua lihat nametag ya itu Evans entah bener atau enggak."

"Evans? Hmm kayak pernah denger."

"Gak usah pake loading, dahlah gua mau balik." Ucap saka

"Oh iya gua inget sekarang, si Evans kakak kelas lu itu, yang menjabat jadi ketos sejak kelas satu dulu, si anak pemilik sekolahan ini."

"Hah?"

"Dia anak pemilik dari sekolah SMA ini, kakaknya yang ketiga jadi kepala sekolah ini." Jelas Jolie

"Terus lu tau dari mana tentang itu orang?."

"Lupain ajalah, lu gak balik?."

"Bener juga ini semua salah lu sih." Saka menghidupkan mesin motornya lalu menancap gas

"Lah kok gua di salahin.?"

Jolie pergi dari tempat parkir mungkin menuju ke kantin, karena sebentar lagi jam istirahat.

***

Saka memakirkan motornya di halaman rumah, Saka tinggal sendiri tidak ada siapa-siapa selain dia di rumah, rumah yang di miliki oleh saka tidak begitu mewah, hanya rumah yang memiliki cat warna biru, dengan tanaman hias yang menambah keindahan rumahnya.

"Seperti biasa selalu sepi." Guma saka sambil melangkah masuk kedalam rumah

Saka masuk kedalam kamarnya, untuk mengganti pakaian, saka melihat jam di Handphonenya ternyata sudah pukul 10:45.

"Mandi dulu."

Saka memilih untuk mandi, ya membersihkan diri, cukup lama sakit melakukan acara mandinya bersekitar 15 menit lah.

Yang artinya sekarang sudah pukul 11:10, saka yang sudah dengan acara mandinya, mencari baju yang akan di kenakan dalam lemari.

"Hm, yang kuning lah. " Saka mengambil baju kaos berwarna kuning, dengan celana berwarna putih yang sebatas lutut.

Setelah selesai dengan merias dirinya, saka ingin keluar cukup bosan juga berada di rumah sendirian.

Saka mengendarai motornya, melewati perumahan, gedung, tempat terakhir yang di pikirkan oleh saka adalah taman.

Sesampainya di sebuah taman, saka memberhentikan motornya, melihat-lihat sekeliling taman, banyak anak-anak yang bersama dengan orang tuanya, itu membuat saka sedikit iri dan yah sedikit mengingat keadaannya, sudahlah.