BAB 02 : Taman

Saat ini Saka masih berada di taman, dia duduk di kursi taman yang sudah di sediakan, sambil memainkan Handphonenya.

Waktu ini sudah menunjukkan 12:25 yang artinya sudah siang, saka menghela nafasnya dia ingin makan saat ini.

Tamannya sudah cukup sepi, saka terlalu malas untuk mengendarai motornya lagi, karena melihat pedagang kaki lima, Saka menghampiri salah satu pedagang itu.

"Bang roti bakarnya." Ujar saka

"Siap dek, bentar saya buat dulu." Balasnya

Beberapa menit lamanya roti bakar yang di pesan oleh saka sudah jadi.

"Ini dek, tinggal pilih topingnya yang mana."

"Seres campur susu coklat aja lah bang."

"Ok bentar, nah ini dia harganya cuma

sepuluh ribu dek."

"Ini bang." Saka memberikan selembar uang

"Makasih dek."

Saka kembali duduk di kursi taman yang tadi, sambil makan saka melihat-lihat keadaan taman itu.

Karena saka yang terlarut dalam diam, sampai-sampai tidak sadar jika ada seseorang yang juga duduk di sampingnya.

"Halo Kak." Sapa anak itu, dengan senyuman di wajahnya

Saka menoleh ke samping, cukup kaget sebenarnya untung jantung tidak copot, saka menelan makanannya dulu.

"Ya kenapa dek?." Tanya saka

"Gak ada, Umm kak boleh gak aku minta rotinya?."

"Adek mau?."

Anak itu mengangguk yang bertanda iya, dengan mata yang berbinar-binar, anak kecil itu mengambil rotinya di tangan saka

"Siapa namanya?." Tanya saka

"Reka kak..." Jawabannya

"Oh."

"Kalo kakak siapa?." Anak itu bertanya kembali

"Saka." Singka-Nya

"Wah nama kakak bagus, reka suka. Kakak lagi apa disini, terus kenapa sendirian?." Tanya anak itu berturut-turut.

Saka yang tidak ingin banyak berbicara, dia hanya tersenyum pada anak itu.

"Cuma lagi jalan-jalan." Singkat saka

"Kakak gak sekolah?"

"Cuma males aja kakak."

"Kok gitu kak, gak baik sia-sia in masa bersekolah selagi kakak masih bisa sekolah, maka dari itu kakak harus tetep semangat sekolah." Jelas Reka

Saka yang tadinya badmood sekarang tambah hancur lagi moodnya, seakan dia di ceramahi oleh guru.

"Ya pasti." Jawab Saka

Entah kenapa yang saat ini adalah Saka, hanya bisa menjawab seperti apa adanya, seakan sekarang Saka menjadi kacau lagi.

"Kakak kenapa bengong sih, Reka lagi ngomong masa gak di dengerin sih." Reka mengerucutkan bibirnya

"Reka umur berapa?."

"10 Tahun kak, kalok kakak berapa?"

"Kakak 16 Tahun."

"Berarti beda 6 tahun dong, kalok kakak punya kakak gak, Kakak perempuan atau laki-laki, punya adek gak?." Lagi-lagi reka memberi pertanyaan yang membuat Saka hanya pasrah.

"Gak punya kakak atau adek juga."

"Oh yaudah reka mau jadi adek kakak hehe!." Reka menjawab cengengesan dengan menggaruk pipinya yang tidak gatal

"Hmm reka, emang gak di cariin sama orang tua reka?." Ucap saka cukup sulit mengatakannya.

"Ayah reka sibuk kerja, terus mama reka juga sibuk kerja di luar negeri."

"Terus kenapa reka bisa ada disini?." Tanya saka

"Reka bosen di rumah terus, gak ada yang seru jadi reka keluar deh sama pengawal pribadi reka, itu disana." Jawab Reka sambil menunjuk kearah sebuah mobil hitam, seperti mobil mewah?.

Saka hanya tercengang dengan ucapan reka, pengawal pribadi? Bahkan di usianya yang masih 10 Tahun sudah memiliki pengawal, saka cukup terkagum kagum.

"Reka emang gak sekolah?."

"Reka sekolah di rumah, Ayah reka yang gak ngizinin reka buat sekolah kayak yang lainnya."

"Kakak mau pulang ini, kamu emang gak pengen pulang, ini udah siang reka gak sarapan dulu ke rumah." Saka lalu bangkit dari duduknya.

"Yah kok reka di tinggal, padahal reka pengen ngobrol banyak ama kakak, reka gak punya temen dong."

"Kakak saka harus pulang buat istirahat, kamu emang gak istirahat juga." Sambil mencubit pipi reka gemas.

"Umm yaudah reka pulang dulu ya, sampai ketemu lagi kak saka." Ucap Reka sambil berlari kecil menuju mobil hitam itu.

"Hmm ya."

"Anak yang dewasa, seusia itu harusnya dia bermain dengan teman-temannya bukan selalu belajar mengikuti keinginan orang lain."

"Lah kenapa gua ngelakuin itu anjrit, mana sok ngomong lembut lagi, gua inget ama omongan sendiri malah geli." Guma Saka

Saka langsung menggelengkan kepalanya, dia menuju motornya lalu memakai helm, menancapkan gasnya pergi dari taman untuk pulang.

***

Sesampainya di rumah, saka merebahkan diri di atas ranjang.

"Bosan."

Saka menghidupkan data selulernya, belum satu menit sudah ada beberapa pesan masuk di WhatsAppnya.

Saka membuka salah satu obrolan, yang tercantum nama Fandri.

_Fandri_

Fandri_ (Saka dateng ke tempat biasa.)

12:15

Saka_(Baru on.)

13:05

Fandri_(Untung gw sekarang on juga.)

Saka_(Kenapa?)

Fandri_(Biasa balapan, lumayan taruhannya sampe 2,5Jt gimana?)

Saka_(Lumayan, ntar gua dateng

jam berapa ini?.)

Fandri_(Sekitar jam setengah sembilan

malem lah.) √√

"Sekarang tidur aja lah." Saka langsung menutup matanya, tanpa berimaji dulu.

"Saka awas!..." Teriak anak kecil itu

"Hah?."

Bruk...

Akhhh!...

"Hikss...hikss."

"Cepat-cepat tolong anak itu.

"Astaga kasian sekali anak kecil itu."

"Panggil ambulance!."

"Astaga mimpi itu lagi, mimpi itu selalu saja menghantui ku tapi kenapa mimpinya samar sekali." Ucap Saka dengan nafas memburu karena kaget.

"Jam berapa sekarang?." Lanjut saka, mengecek Handphonenya.

Pukul 17:47

Karena waktunya sudah sore, saka memilih untuk mandi dulu, selesai mandi saka mempersiapkan diri untuk balapan motor nanti, tiba-tiba dari luar ada yang mengetuk pintu depan.

Saka langsung melangkah menuju pintu, ternyata yang mengetuk adalah seorang wanita yang saka kenal.

"Eh Tante ada apa ya?."

"Saka kamu ini rapi sekali, memang kamu ingin kemana?."

"Biasa tante anak remaja." Ucap Saka dengan tersenyum ramah

"Dasar kamu saka, ini Tante Ela bawain kamu makanan buat kamu sarapan malem jangan lupa di makan, Tante pulang dulu."

"Makasih tante." Sambil melambaikan tangannya

Saka memanggil wanita itu dengan sebutan Tante, bagi saka Tante Ela sudah menjadi keluarga dekatnya, rumahnya hanya berada 20 langkah dari rumah saka.

Tante Ela selalu membawakan makanan ke rumahnya, sejak Saka sudah kelas X SMA dulu, itu saja saat sudah Ayahnya koma, tidak ada tetangga yang tinggal sekitar saka tahu akan keadaan saka saat ini, tapi untuk saka dia juga tidak peduli.

Hanya Tante Ela yang mau berkunjung kerumahnya dan menanyakan keadaannya, Tante Ela adalah orang pindahan.

Beralih pada saka, dia sedang duduk di sofa sambil sarapan yang di berikan oleh Tante Ela tadi.

"Ni tv gak ada berita manfaat ya, heran gua yang di tayangkan cuma soal selebritis mana soal pribadi juga di ungkit, si reporter ya ini gak pinter cari topik berita yang bagus kali." Oceh Saka, langsung mematikan Tv-nya