12. Last Night.

Makan malam telah selesai, aunty Bella tidak menampakkan dirinya kembali. Ia mengurung diri di dalam kamar.

Setelah Nika dan Athena membantu merapikan piring kotor, mereka berlima duduk di dalam kamar Haru.

"Bagaimana? Kita mau main apa?" tanya Mira.

Athena mengambil stick Playstation-nya, ia mulai berpikir.

"Bagaimana kalau Lego?" tanya Kai.

"Lego? Tidak. Kalau lego kita tidak akan main bergantian, Lego hanya bisa di mainkan dua orang." jawab Athena.

"Yah, dia benar. Dasar payah." ejek adiknya, Mira.

"Kalau begitu, kita main apa?" tanya Haru.

"Bagaimana kalau Moon Legend? Gamenya bisa untuk melawan satu sama lain, kita bisa juga melawan musuh." ucap Nika tanpa sadar.

"Kita bisa melawan satu sama lain, Haru melawan Mira, Kai melawan Athena, lalu siapa yang menang dari pertarungan tadi akan melawan ku." lanjut Nika.

"Wait?? Kau tau game seperti itu dari mana?!" tanya Mira dengan nada terkejut.

"Iya!! Bukannya kau hanya bisa belajar?!" Haru yang biasanya santai kini tiba-tiba terkejut sampai agak berteriak.

"Memangnya kau masih bisa bermain?" Kai tidak terkejut, ia justru tersenyum miring.

"Kau meremehkan Nika? Jangan bercanda, dude." Athena memejamkan matanya sembari ikut tersenyum miring.

"Aku yang akan mengetes kemampuan kalian." Nika terlihat senang tanpa beban di punggungnya.

"Baiklah, aku juga ingin tau kemampuan rank diamond mu." Athena membuka matanya, ia kemudian mencari game Moon Legend yang akan mereka mainkan.

"APA?!? KAU RANK DIAMOND?!" kini, Mira berteriak, ia tidak sanggup dengan hal yang sangat tiba-tiba ini. Karena, Mira hanya mengetahui Nika si boneka pelajar.

"Kau main kapan? Kau kan hanya bisa belajar?" tanya Haru juga.

"Ya, kalian tidak tau saja trik mematikan miliknya." ucap Kai sembari memberikan satu stik kepada Haru.

"Trik ampuh yang mengecoh semua orang." Athena memberikan stik yang ia pegang kepada Mira.

"Ya, kalian juga sudah Platinum, kenapa berhenti?" tanya Nika.

"Playstation dirumah ku rusak. Bocah itu yang merusaknya." Kai mengendus kesal sambil melirik Mira dengan tajam.

"Kalau aku bermain Lego, lebih banyak bermain Lego, belajar, dan menonton. Bersama Karina tentu saja." jelas Athena.

"Kuharap kalian tidak kalah dengan cepat, ya." ucap Nika lagi.

Mira dan Haru pun memulai pertarungan mereka, sekitar dua puluh menit lamanya, kedua sepupu termuda itu saling mengalahkan satu sama lain. Walau Mira sempat unggul lima poin, tapi Haru menyusul dan mengalahkan Mira di detik-detik terakhir.

Suasana sebelumnya yang masih diiringi canda tawa langsung berubah seratus delapan puluh derajat ketika Athena mulai melawan Kai. Perang dingin tak terhindarkan. Kai dan Athena sama-sama tidak mau mengalah, keduanya membuat Mira dan Haru sampai tidak berkedip saking kerennya permainan mereka.

Namun stik Playstation berkata lain, ditengah pertarungan sengit, Stik milik Kai tiba-tiba kehilangan kontrolnya. Stiknya tak dapat bergerak untuk beberapa saat.

Kemenangan diraih oleh Athena, ia bersorak senang. Kai berdecak kesal, ia memberikan stiknya kepada Haru.

Haru meneguk ludahnya kasar, bagaimana caranya menang melawan Athena yang sangat jago bermain seperti itu? pikirnya.

"Aku mengundurkan diri, Kau saja." Haru langsung memberikan stiknya kepada Nika. Mau mencoba sekeras apapun, ia tak akan menang melawan Athena.

Nika pun tertawa sembari menerima Stik pemberian adiknya itu. Ia mulai mencari karakter favoritnya dan memulai pertarungan dengan Athena.

Athena dan Nika masih bisa tertawa di awal permainan, awal permainan mereka terhitung delapan menit. Mulai di tengah permainan, Athena dan Nika pun nampak serius, mereka mulai mengeluarkan ultimate dari karakter yang mereka pilih.

Mira dan Haru sampai berteriak saat satu di antara karakter Athena atau Nika mati dan harus menunggu sampai hidup kembali. Kai hanya memperhatikan betapa hebatnya Athena dan Nika bermain.

"Sial jari ku keram!" Athena berteriak panik, jarinta kram namun Nika tak kunjung mengalah.

Alhasil, Athena kalah saat itu juga, Ia berdecak kesal namun ia juga merasa senang di saat bersamaan.

Haru dan Mira sibuk bersorak atas kemenangan Nika. Mereka langsung bertanya banyak hal padanya.

"Sudah ku bilang, dia sangat pandai bermain." ucap Kai.

"Kalau dibandingkan Athena sih, Athena tak ada apa-apanya." lanjut Kai.

"Kau yang mati kedua, diam saja." ucap Athena kesal.

Haru dan Mira pun kembali bermain Playstation tersebut sedangkan Athena, Nika dan Kai turun ke bawah untuk mengambil camilan.

Kini waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam, hanya tersisa satu setangah jam lagi sebelum Hera—mamanya Athena menyuruh Athena tidur.

"Bagaimana? Seru kan?" tanya Athena.

Nika mengangguk. "Ya, sudah lama aku tidak bermain." ucapnya.

"Makanya, lain kali jangan bersembunyi dibalik buku saja. Rajin itu nomer satu, tapi jangan sampai kau tertekan." ucap Kai.

"Mau bagaimana lagi? Aku harus bisa melakukan itu." ucap Nika tersenyum sendu.

"Nanti, kalau aunty Bella memaksamu seperti itu, menonggak lah, katakan apa yang ingin kau sampaikan. Itu bukan pemberontakan, kau hanya mengatakan apa yang kau rasakan." ucap Athena.

"Kita bisa saling mengirim pesan, kalau kau ada masalah, kabari saja aku. Nanti aku akan meminta mama untuk bicara pada aunty Bella." lanjut Athena.

"Terima kasih." ucap Nika.

"Sama-sama." balas Athena.

"Bukan masalah." ucap Kai.

"Aku menyukai waktu seperti ini, kapan lagi kita bisa akrab seperti ini kan? Rasanya seperti kali terakhir saja." ucap Athena.

"Kalau memang ini kali terakhir, ayo buat kenangan indah yang tak akan pernah terlupakan!" ucap Kai.

"Ayo, kita punya waktu satu setengah jam!" ucap Nika juga.

Athena, Nika, dan Kai berpencar mencari makanan ringan untuk di bawa ke kamar atas, mereka lalu berlari dan kembali bermain sambil tertawa dan bercerita banyak hal.

Waktu satu setengah jam ternyata terlalu sebentar, mereka seperti mengobrol sepuluh menit dan langsung disuruh untuk tidur karena besok mereka —lebih tepatnya, Athena akan kembali ke rumahnya.

Kini sudah jam satu malam, Kai dan lainnya tertidur dengan posisi acak sebab mereka tak siap untuk tidur. Tadinya, mereka hanya berniat untuk berpura-pura agar mamanya Athena pergi dan berhenti mengawasi. Namun sayangnya, mamanya Athena tetap mengawasi mereka.

Tak terasa, kini sudah pukul delapan pagi. Athena dan yang lainnya bangun, mandi dan membantu Athena merapikan barang bawaannya. Athena benar-benar akan pulang setelah ini.

"Kau pulang jam berapa?" tanya Kai.

"Sebelas, tapi kita harus berangkat jam sepuluh, belum lagi aku mau membelikan oleh-oleh untuk Karina. Jadi, kira-kira aku akan pulang jam sembilan." Jelas Athena.

"Sebentar lagi?!?! Ayolah?? Tak bisakah kau ada disini lebih lama?" tanya Mira.

"Tentu tidak, ada ulangan yang harus ku kerjakan, belum lagi praktik dan lainnya. Kalau terlambat pulang, aku bisa kehilangan nilai." jawab Athena.

"Yah, sayang sekali. Harusnya kau kerjakan semuanya dari awal." ucap Nika.

Athena mengangguk, ia meninggalkan keempat sepupunya untuk memberi kabar kepada Karina bahwa ia akan pulang jam sebelas nanti.

Telepon hanya berlangsung sekitar lima menit, setelah itu Athena kembali bersiap dan berpamitan untuk pergi ke bandara sebab jalanan macet dan khawatir akan terlambat nantinya.

"Sampai jumpa!!" Haru melambaikan tangannya pada mobil yang Athena naiki, Kai juga melambaikan tangannya.

"Kita harus sering berkumpul!!! Jaga diri ya!!" Ucap Mira penuh semangat.

"Hati-hati dijalan." Nika hanya melambaikan tangannya lalu tersenyum.

Perpisahan Athena sangat indah, dipenuhi canda dan tawa tanpa sisa rasa bersalah.