Grim merasa sepertinya dia terlalu banyak berfikir, dia telah mendengar dari wanita itu kalau manusia tidak akan dapat menjadi seorang dewa apapun yang terjadi. Jadi Grim merasa aura dewa yang dimiliki oleh pria itu adalah kerena dia terlalu lama berada didekat wanita itu.
"Saya memang manusia tapi hanya setengah saja." Lanjut pria itu
"Setengah? Apa yang kau maksud?"
"Saya adalah seorang demigod, dengan kata lain saya adalah seorang setengah dewa dan setengah manusia."
"Apa itu mungkin? Bukankah manusia tidak dapat menjadi dewa?"
"Jika seseorang terlahir sebagai manusia sepenuhnya memang mustahil untuk dapat menjadi dewa, namun saya adalah seorang demigod sejak lahir."
"Begitu ya."
Grim sedikit mengerti dengan apa yang pria itu katakan, Jika diibaratkan itu mungkin akan seperti membuat seorang manusia yang memiliki 1 kepala dengan 2 badan, itu adalah sesuatu yang mustahil untuk dilakukan namun akan berbeda cerita jika manusia itu memang terlahir dengan 1 kepala dan 2 badan.
Juga meskipun dewa sejati dan demigod sama sama memiliki darah dewa yang mengalir didalam tubuh mereka, tetapi keberadaan mereka berdua sangatlah berbeda. Perbedaan itu bagaikan langit dan bumi, langit memiliki luas yang tak terbatas sedangkan bumi memiliki luas yang sangat terbatas.
Dibandingkan dengan dewa sejati jumlah demigod lebih banyak, jumlah mereka sendiri mungkin 2 kali lebih banyak dari pada jumlah para dewa sejati. Itu karena demigod lebih mudah terlahir, dalam 100 tahun mungkin akan ada 2 atau 3 demigod yang terlahir.
Namun dewa sejati berbeda, tingkat kelahiran mereka sangat rendah bahkan jika dalam 100 tahun sekali ada 1 dewa sejati yang terlahir itu adalah sesuatu yang sangat luar biasa.
Dewa sejati biasanya hanya terlahir sekitar 50000 tahun sekali, dengan tingkat kelahiran serendah itu jumlah dewa sejati jadi sulit untuk bertambah. Namun meski jumlah demigod lebih banyak namun tetap saja mereka tidak ada bisa seperti dewa sejati.
Lagi pula dewa sejati sejak lahir telah memiliki kekuatan yang dapat mereka kendalikan sesuka hati mereka, Kekuatan itu adalah apa yang mereka dapatkan dari orang tua mereka.
Sebagai contoh jika seorang dewa lahir dari hubungan dewa penguasa api dan dewi penguasa kematian maka dewa yang terlahir itu akan memiliki kekuatan dari salah satu dewa itu. Juga ada sebuah kasus yang sangat langka dalam kelahiran dewa sejati, biasanya dalam waktu puluhan ribu tahun sekali akan terlahir dewa yang dapat mewarisi kekuatan kedua orang tuanya.
Sedangkan untuk demigod mereka bahkan tidak akan terlahir dengan kekuatan, meski ada beberapa dari mereka yang terlahir dengan kekuatan tetapi tetap saja dia jauh lebih lemah dari dewa sejati.
Juga tingkat kemungkinan seorang demigod terlahir dengan kekuatan adalah sekitar 1 persen, dengan kata lain jika dalam 1000 tahun terlahir 20 demigod belum tentu ada dari mereka yang akan terlahir dengan kekuatan.
Juga demigod yang terlahir tanpa kekuatan itu tidak berbeda jauh dengan manusia dalam berbagai hal, mereka tetap harus melakukan berbagai hal dengan mengandalkan kekuatan mereka sendiri.
Tidak hanya itu, dalam segi usia dewa sejati dan demigod sangatlah berbeda jauh, para dewa sejati memiliki umur yang tak terbatas dan meskipun ada dari mereka yang dapat mati karena dimakan usia maka akan membutuhkan waktu jutaan tahun hingga akhirnya dewa sejati itu mati.
Sedangkan para demigod memiliki umur yang terbatas, umur mereka mungkin lebih panjang dari pada manusia namun tetap saja umur mereka jauh lebih pendek dari pada para dewa sejati. Umur demigod yang tidak terlahir dengan kekuatan hanya sekitar 100 sampai 1000 tahun, sedangkan mereka yang terlahir dengan kekuatan dapat mencapai umur 3000 tahun.
Setelah cukup lama berjalan mereka akhirnya sampai ketempat yang mereka tuju, Grim dapat melihat sebuah bangunan yang cukup besar. Meski besar namun ukuran bangunan itu sendiri tidaklah membuat Grim merasa terkagum, bagaimanapun ukuran bangunan itu sendiri tidak jauh berbeda dari bangunan militer yang dulu dia tempati.
Mereka lalu kembali berjalan dan memasuki bangunan itu, tangga demi tangga dan lorong demi lorong mereka lalui. Mereka berdua lalu akhirnya berhenti disebuah pintu kamar yang berada dilantai 4, pria itu lalu mengeluarkan sebuah kunci dan membuka pintu kamar itu.
"Mulai sekarang ini adalah ruangan anda tuan."
Grim pergi memasuki kamar itu, didalam kamar itu tidak ada yang terlihat spesial sedikitpun. Susunan kamar itu terlihat sangat sederhana, hanya ada sebuah kasur, meja bundar kecil, sebuah lemari dan sebuah meja belajar beserta kursinya. Isi dari kamar ini tidak terlalu jauh berbeda dengan kamar seorang anak remaja pada umumnya, Grim pun menjadi sedikit kecewa.
Karena ini adalah dunia bawah Grim berfikir kalau kamarnya mungkin akan terlihat cukup luar biasa, namun apa yang dia pikirkan itu tidak terjadi. Meski begitu tidak ada alasan bagi Grim untuk menolak kamar ini, bagi Grim kamar ini juga tidaklah terlalu buruk.
"Bagaimana dengan kamar ini tuan?"
"Ya, tidak ada masalah."
"Baguslah, kalau begitu saya akan pergi dulu."
"Ah Tunggu dulu."
Pria itu hendak pergi namun begitu mendengar Grim memanggilnya pria itu langsung berhenti dan berbalik.
"Ada apa tuan?"
"Biasakan aku mengetahui namamu?"
"Nama saya adalah, Hingel Ariabls."
"Hingel ya, kalau begitu Hingel, aku mengucapkan terima kasih karena telah membimbing ku hingga kesini."
Grim bukanlah seseorang dengan harga diri yang tinggi, dalam diri Grim, dia akan selalu mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah membantunya. Grim selalu membalas sebuah kebaikan yang diterima dengan sebuah kebaikan, dan Grim akan membalas keburukan yang dia terima dengan sebuah keburukan.
"Tidak masalah bagaimanapun ini adalah tugas saya. Karena tidak ada yang ingin ditanyakan lagi kalau begitu saya akan pergi."
Pria itu lalu mulai kembali berjalan, setiap langkah yang pria itu Ambil membuat jarak antara Grim dan dirinya terus bertambah hingga akhirnya pria itu menuruni tangga dan Grim tidak dapat melihatnya lagi.
Sekarang hanya tinggal Grim yang berada ditempat itu, tidak ada yang dapat dia lakukan saat ini. Grim pun lalu kembali memasuki kamarnya dan langsung berbaring di kasur itu. Sambil menatap langit langit kamar itu, Grim berfikir kehidupan seperti apa yang sebenarnya dia inginkan. Grim terus berfikir dengan keras hingga akhirnya tanpa dia sadari dia mulai tertidur.