Surat Ratu Kupu-kupu Langit

Qin Yuan dan Qian Suyun kembali ke istana, tapi mereka tidak terlibat dalam upacara. Itu diurus oleh Qin Jian dan orang-orang di generasinya beserta beberapa tetua yang lebih lemah.

Para tetua yang lebih kuat, di sisi lain, hanya menonton dari jauh.

Untuk orang-orang di level mereka, mereka tidak akan menunjukkan diri di depan para junior tanpa alasan yang jelas.

Meski begitu, mereka masih diharuskan untuk bersumpah setia kepada sekte.

Qin Yuan secara pribadi mengawasi sumpah mereka.

Ding

[Informasi sekte telah diperbaharui.]

{Nama: Heaven Smiting Sect}

{Pendiri: Qin Yuan}

{Leluhur Tertinggi: Qin Yuan}

{Master Sekte: Qin Jian}

{Lima Leluhur:

1. Su Mei

2. Kaisar Pedang Suci

3. Qin Hu

4. Qian Suyun

5. Kosong

{Tetua Agung:

Naga Lautan Ungu

Biksu Tanpa-Arah

Qin Lei

Qin Mu

Dll...

{Tetua:

{Murid Tertinggi: Jian Yixue

{Murid Inti:

{Murid Biasa:

{Wilayah:

1. Benua Seribu Bintang

2. Wilayah Pedang Suci

3. Kekaisaran Musim Gugur

4. Wilayah Rubah Ilahi

{Kekayaan:

Ding

[Sekte anda telah mendapatkan satu wilayah yang sesuai dengan kekuatan anda, anda mendapatkan 100 Point Karma.]

{Point Karma: 14.100}

Ding

[Anda mendapatkan sebuah misi harian yang baru.]

[Mendapatkan wilayah lain yang setara dengan wilayah anda saat ini, anda akan mendapatkan 1.000 Point Karma.]

...

'Aku akan mengurus itu nanti,' pikir Qin Yuan saat dia melihat misi baru itu.

Pada saat yang sama, dia bisa merasakan semacam ikatan misterius antara dirinya dan orang-orang yang bersumpah setia kepada sekte. Itu seolah-olah dia dapat menghukum mereka jika mereka mengkhianati sekte.

'Aku bisa lebih tenang dengan ini...'

Bahkan diantara anggota Klan Bintang Abadi, dia tidak sepenuhnya yakin mereka benar-benar setia kepadanya.

Ketika ada ahli lain menawari mereka kekayaan untuk mengkhianatinya, mungkin saja mereka berkhianat.

Tapi sekarang, dia akan tahu jika ada yang mencoba berkhianat.

Setelah para tetua pergi dari aula, Su Mei akhirnya kembali.

Dia tidak terlihat genit dan menggoda saat dia menghampirinya. Mungkin karena ada Qian Suyun di sisinya.

Tanpa menyapa Qian Suyun, dia berbicara langsung kepadanya. "Suami, aku baru saja menerima berita dari adik ku bahwa ada beberapa orang yang datang ke klan untuk bertanya tentang wilayah Rubah Ilahi; apakah akan menjadi bagian wilayah sekte ini."

"Siapa saja mereka?" Tanya Qin Yuan.

"Raja Kera Putih, Raja Ular Ungu, dan Raja Anjing Langit," jawab Su Mei.

"Tiga Binatang Ilahi Tahap Kesembilan ya... Lalu bagaimana dengan tiga Binatang Primordial itu?"

"Saat ini tidak ada tanda-tanda gerakan dari mereka."

"Begitu! Kalau begitu suruh anggota klan mu untuk tetap tenang dan berpura-pura seolah-olah mereka tidak tahu apa-apa..."

"Baik..."

"Bagaimana dengan Wilayah Manusia?" Qin Yuan kemudian bertanya pada Qian Suyun.

Yang terakhir menggelengkan kepalanya. "Tidak ada Kaisar Agung atau Leluhur Saint Abadi di Wilayah Manusia, mereka sekarang khawatir jika anda berencana mendirikan basis di sana."

"Haha, itu memang tempat yang bagus, tapi aku tidak tertarik berkonflik dengan mereka."

"Ahhhhh..." Tiba-tiba terdengar jeritan keras di luar istana.

Qin Yuan dengan cepat mengalihkan tatapan hanya untuk menemukan Jian Yixue menusuk punggung Shengguang Ye dengan pedangnya.

Shengguang Ye kemudian terbang ke langit, mencoba melarikan diri keluar kota.

Masalahnya; beberapa tetua yang datang bersamanya dihalangi oleh tetua-tetua Klan Bintang Abadi.

Sejak awal, sudah gesekan diantara mereka dan sekarang sudah mencapai puncaknya.

Setelah mendengar pembicaraan orang-orang, Qin Yuan akhirnya tahu kalau itu adalah pertarungan hidup dan mati.

Jian Yixue belum terlalu dikenal sebelumnya, bertarung dengan generasi muda Klan Bintang Abadi adalah debut pertamanya, jadi Shengguang Ye tidak tahu dengan jelas kekuatannya yang menjadi alasan dia setuju.

"Gadis itu sangat kuat, dia mungkin akan terbunuh," ucap Qian Suyun kepada Qin Yuan.

"Ini akan menjadi awal yang bagus sekte kita." Qin Yuan tidak keberatan, dia hanya terus menonton sambil sesekali melirik ke langit.

Jika Leluhur Cahaya Abadi datang, dia siap untuk bertarung dengannya.

Pada saat yang sama, Qin Jian memasuki aula itu bersama dengan Xia Jieyu.

Pertarungan Jian Yixue dan Shengguang Ye pasti akan berlangsung lama, jadi Qin Yuan mengalihkan tatapan ke gadis itu dulu.

Yang terakhir dengan tenang memberi hormat kepadanya.

"Salam Yang Mulia Bintang Abadi," ucapnya.

Qin Jian dengan cepat pergi sementara Qian Suyun berkata kepada Su Mei. "Sister Mei, mari kita pergi!"

"Tidak perlu mengatakannya," jawab Su Mei dengan cemberut.

Qian Suyun hanya tersenyum, tapi setelah itu, dia tiba-tiba bertanya pada Qin Yuan.

"Yuan, kamar kita masih ada, kan?"

Su Mei, "..."

Untungnya, Qian Suyun langsung pergi tanpa menunggu jawaban Qin Yuan.

Pada akhirnya, Qian Suyun bukan wanita yang terus bertindak pasif. Dia selalu membalas permusuhan Su Mei dengan cara yang halus. Itulah mengapa Su Mei tidak pernah mau berdamai dengannya.

Qin Yuan menghela nafas sebelum menatap Xia Jieyu lagi.

"Apakah ibumu yang menyuruh mu untuk menemui ku?" Tanyanya.

"Ya..." Dia mengangguk ringan sambil mengeluarkan sebuah amplop emas.

"Dia ingin saya menyerahkannya kepada anda."

Qin Yuan menggunakan kekuatannya untuk membuat amplop itu muncul di tangannya.

Ada segel pada amplop itu yang dapat akan menghancurkan amplop itu jika itu jatuh ke tangan orang lain.

'Apa yang ingin dia katakan?' Dia yang tahu bahwa itu adalah sebuah surat bertanya-tanya sambil membuka amplop itu.

Itu berisi sebuah kertas dengan huruf-huruf yang indah.

Hanya saja, hanya ada tiga baris kalimat di kertas itu.

(Bintang Abadi, bagaimana kabarmu, aku terkejut kamu muncul lagi.

Aku yakin kamu dipenuhi dengan berkah sekarang.

Untuk membaca kata-kata selanjutnya, kamu harus bersumpah untuk tidak membocorkan isi surat ini.)

"Apa yang dia rencanakan?" Qin Yuan tidak bisa membantu tetapi bersumpah dengan suara pelan.

Ini sesuatu yang sering dilakukan para ahli ketika mereka ingin bekerjasama.

Segera setelah itu kata-kata berikutnya muncul.

(Aku menemukan lokasi Istana Surgawi, tapi tidak ada kunci untuk membukanya.

Tanah Suci Umat Buddha memiliki satu kunci. Jika kau setuju, kita bisa bekerjasama untuk mencurinya dari mereka dua bulan kemudian.)

"Wanita ini..." Qin Yuan terkejut melihat pesan itu.

Dia tidak bisa membantu tetapi menatap Xia Jieyu yang tampak penasaran.

"Katakan pada ibu mu bahwa aku setuju," ucapnya.

Tidak ada yang bisa menahan godaan memasuki Istana Surgawi karena itu adalah tempat yang paling misterius. Hingga sekarang, baru dua orang yang berhasil masuk.

Qin Yuan tidak keberatan menyinggung Tanah Suci Umat Buddha jika dia bisa masuk.

Terlebih lagi, biksu-biksu itu bukan orang-orang pendendam, mereka mungkin akan melupakan tindakannya selama tidak ada korban dalam aksinya.