#20

Ana sudah berada di dalam mobil Honda yang sedang disetir oleh Samuel. Ia tidak menyangka neneknya bisa dengan mudah mengizinkannya untuk mengikuti Samuel di jadwal berkunjung rutinnya. Anaïs bahkan sangat bersemangat dan menanyakan banyak hal. Ia juga membuat Ana berjanji untuk menceritakan ‘kencan’-nya saat kunjungannya nanti.

Samuel terlihat sangat bahagia. Ia tidak berhenti tersenyum sejak menjemput Ana di depan apartemennya. Ia hanya menyuruh Ana untuk memakai baju santai, namun tidak memberi tahukan kemana tujuan mereka. Dia yang berulang tahun namun Ana yang diberi kejutan. Ana berjanji untuk menyenangkan Samuel hari ini sebagai hadiah ulang tahunnya.

Ana terdiam canggung, sementara Samuel terlihat sangat santai menyetir sambil mendengar lagu yang diputar.

“Jadi, coba ceritakan tentang dirimu.” Kata Samuel tiba-tiba.

“Apa? Sekarang? Di sini?” Ana terkejut.

Samuel tertawa meilihat respon Ana. “Iya… Dari pada kita hanya berdiam saja.”

“Oh… Okaay…” Ana berpikir sebentar. “Em… Umurku 28 tahun…”

“Apa? Kau 28 tahun?” Tanya Samuel tak percaya.

“Iya. Ada apa?”

“Kukira ulang tahunmu kemarin itu adalah yang ke-26.” Kata Samuel lau tertawa.

“Wah… Jadi kau mau mengembalikan ucapanku saat ulang tahunmu, ya?” Ana menyipitkan matanya pada Samuel.

Samuel kembali tertawa. “Tidak, tidak, bukan begitu. Kau hanya tidak terlihat setua itu. Perawatan kulitmu pasti bagus sekali.” Jawab Samuel lalu tertawa lagi.

“Lalu bagaimana denganmu? Perawat kulitmu juga pasti sangat bagus.” Balas Ana sinis.

Samuel tertawa lagi. Dia benar-benar tidak menyangka umur Ana akan setua itu. Ana terlihat sangat kontras dibandingkan dengan Elizabeth yang mungkin hanya setahun lebih tua.

“Kami orang Asia, Ana. Orang Asia tidak menua.” Jawab Samuel ringan.

Ana menatapnya tak percaya. “Benarkah? Bagaimana bisa?”

Samuel tertawa lagi. Reaksi Ana selalu saja lucu. “Aku tidak tahu, tapi kau bisa lihat dari para aktor dan aktris Asia. Mereka tidak terlihat seperti usia mereka.”

Ana ingat sebuah artikel tentang umur sebenarnya beberapa aktris dan aktor Korea yang pernah Ia baca di Internet. Mereka terlihat seperti seumuran dengannya atau bahkan seperti lebih muda darinya, tapi ternyata sudah berusia 30 dan bahkan 40-an.

“Benar juga. Oke. Selanjutnya.” Potong Ana. Samuel tertawa lagi. “Aku anak tunggal.”

“Wow! Anak tunggal, ya… Aku punya satu adik perempuan.” Balas Samuel.

“Benarkah? Berapa umurnya?”

“Dia mahasiswi tingkat tiga di Jurusan Bisnis, University of Manchester.”

“Oh… Kukira adik perempuanmu masih SMP atau SMA.” Kata Ana lalu tertawa malu.

“Siapa namanya?” Tanya Ana.

“Jessica.”

“Jessica… Namanya cantik. Aku yakin orangnya juga pasti cantik, karena kakaknya saja setampan ini.” Kata Ana santai sambil melihat keluar.

Samuel menatapnya sambil tersenyum. Ini pertama kalinya Ana memujinya.

“Kau bilang ayahmu dulu adalah seorang dokter? Dokter apa?” Tanya Samuel.

“Ayahku dulu adalah seorang Ophthalmologist. Tapi beliau sudah pensiun sejak lima tahun yang lalu.”

“Lalu bagaimana dengan Ibumu?” Tanya Samuel lagi.

Ana sontak berbalik dan menatapnya. Samuel terlihat santai menyetir. Ana menganalisis motif dibalik pertanyaan Samuel. Apakah Ia sedang mencoba mencari tahu tentang latar belakang keluarganya?

“Ibuku senang menjahit. Beliau sibuk menjahit.” Jawab Ana serius.

“Wah… Kau pasti merasa kesepian. Anak tunggal dengan kedua orang tua yang bekerja. Aku juga dulu pernah merasa kesepian karena kedua orang tuaku bekerja di restoran. Untung saja aku harus sibuk bersekolah, jadi tidak terlalu terasa.” Kata Samuel prihatin.

Ana terus memperhatikan dan menganalisis raut wajah Samuel dan perkataan yang Ia lontarkan. Apakah hanya untuk mengatakan hal semacam itu Ia sampai harus bertanya tentang pekerjaan Mama juga?

Samuel berbalik dan menangkap tatapan serius Ana padanya.

“Ada apa? Apakah ada yang salah dari perkataanku?” Tanya Samuel gugup.

Ana menatapnya sedikit lebih lama lalu menggeleng. “Tidak. Yang kau katakan itu benar. Mereka terlalu sibuk, sampai akhirnya aku melanjutkan sekolahku di Perancis dan tinggal bersama nenekku.” Jawab Ana akhirnya.

“Kau pasti dekat sekali dengan nenekmu.” Kata Samuel lalu meremas lembut tangan Ana.

Mereka terus bercakap-cakap dan bertukar cerita. Ana terus menganalisis Samuel sepanjang perjalanan dan obrolan mereka. Hingga akhirnya mereka sampai di tempat yang mereka tuju. Ketika sudah masuk, Ana menatap Samuel tak percaya.

“Really? Alton Towers?” Tanya Ana tak percaya.

Samuel tertawa melihatnya. “Apa? Memangnya kenapa?” katanya sambil menggandeng Ana masuk.

“Kau itu pria 30 tahun, Tuan Samuel, bukan balita 3 tahun.” Protes Ana.

“Apa? Menurutmu pria berusia 30 tahun tidak boleh bersenang-senang?” Tantang Samuel. “Lagi pula ini kan ulang tahunku, remember?” katanya lagi.

Ana menyerah padanya. Menyerahkan seluruh agenda hari ini pada rencananya. Mengizinkan dirinya untuk bersenang-senang mengikuti gaya Samuel.

“Terakhir kali aku kemari, mungkin 10 tahun yang lalu.” Kata Samuel sambil melihat sekeliling.

Ana terpaksa harus menutup mulutnya yang menganga, tak percaya dengan perkataan Samuel tadi. Ia saja merayakan tahun baru kemarin bersama kedua orang tuanya di Disney Land Florida.

“Lama sekali.” Komentar Ana singkat.

“Yah… Itu karena aku tak punya cukup waktu dan uang.” Akunya.

“Bagaimana denganmu? Kapan terakhir kali kau main ke Theme Park?” Tanya Samuel girang.

Ana tidak tega melihat ekspresi Samuel. Ia tidak sampai hati untuk menipunya, tapi Ia tidak bisa memamerkan uangnya.

“Kenapa harus menanyakan aku? Hari ini adalah harimu, jadi ayo!” kata Ana lalu menarik Samuel.

Samuel tertawa melihat Ana yang bersemangat. Hari ini adalah hari kita, Ana. Kata Samuel dalam hati.

Samuel menggenggam tangan Ana, membawanya untuk berjalan perlahan, sambil menunjukan tempat-tempat yang ada di dalam Alton Towers ini.

“Ini adalah Towers Street.” Kata Samuel sambil merentangkan tangannya, menunjukan tempat di mana mereka berada sekarang.

“Dulu waktu kecil, setiap kali kemari, aku akan ke Merrie England, Old MacDonald’s Farmyard, UG Land, Cred Street, dan 3D cinema” Kenang Samuel.

Ana tersenyum melihatnya. “Lalu, wahana apa yang kau mainkan saat terakhir kali kau kemari?” Tanya Ana.

“Kau tidak akan percaya, tapi saat terakhir kali aku kemari, aku main Old MacDonald’s Singing Barn dan Tractor ridenya di Old MacDonald’s Farmyard, dan aku juga ke Wobble World.” Katanya bersemangat.

“Ayo kita datangi semua tempat yang pernah kau datangi.” Kata Ana.

Samuel menyetujui gagasan Ana dan segera membawanya berkeliling. Ia mencari semua wahana yang pernah Ia datangi, namun sebagian besar dari mereka telah tutup. Wajar saja, karena terakhir kali Samuel kemari mungkin sudah hampir sebelas tahun yang lalu. Sudah banyak yang tutup dan berubah.