Pertemuan

"David, lo buruan"

"Lo boleh duluan"

"Gue tungguin"

"Ayo berangkat"

"Lo gak jadi"

"Gak, nanti aja gue sudah bawah charger"

David dan Anton pergi menuju lapangan kampus, tempat pertama kali mereka di kumpulkan di satu kampus. Hari ini merupakan hari dimana semua mahasiswa baru berkumpul dan berkenalan satu sama lain. Mereka berkumpul perjurusan.

"Bro, tuh cewek kayanya demen sama lo"

"Siapa?"

"Tuh bro arah jam 9, kayanya fakultas seni musik"

"Heran, banget mata si Anton tajam banget kalau lihat cewek cantik"

"Bener Ben, matanya langsung terisi daya secepat kilat"

"Ya mungkin dia naksir lo Ton"

"Enggak Vid, gue kira cewek cantik itu naksir lo"

"Lihat-lihat tuh dia senyum pas gue nunjuk lo. Haha.." Anton pun tertawa diikuti dengan Beni dan Riko yang mengejek David. Tak heran, lirikan dari perempuan-perempuan kampus tertuju pada David, dia memiliki wajah yang sangat tampan dan manis, seharusnya dia masuk fakultas teknik, wajahnya terlalu berkarisma. Setiap orang yang melihat wajah David untuk pertama kali, dia terlihat seperti seorang selebritis yang nyasar ke kampus untuk syuting film.

Semua orang berkumpul di lapangan, matahari mulai tersenyum lemah mengisi hari-hari yang memilukan. Universitas Pelita adalah salah satu Universitas Favorit. Semua lulusan universitas tersebut dapat dengan mudah mendapatkan pekerjaan. Tak lupa, Universitas Pelita memiliki Rumah Sakit ternama, yaitu Pelita Hospital, lulusan kedokteran terbaik selalu mendapatkan tawaran bekerja disana. Banyak sekali peluang kerja ketika lulus di Universitas Pelita ini. Setiap mahasiswa mendengarkan intruksi kakak tingkatnya. Mereka mulai diperkenalkan di lingkungan sekolah, kakak tingkat dari tiap masing-masing jurusan memasuki barisan, mereka memandu mahasiswa baru ke setiap ruangan kemudian berkeliling kampus. Mereka di perkenalkan ke setiap ruangan yang ada, seperti, perpustakaan, lab bahasa, lab komputer, lab sains, lab praktikum, kantin, ruangan belajar, ruang dosen, dan masih banyak lagi. Tak heran, sangat menyita waktu yang lama hanya untuk berkeliling di sekitar kampus. Anton berdiri membelakangi Beni dan Riko, David berada di sebelah Anton.

Anton meminum seteguk air, lalu melanjutkan kembali. David berdiri di pinggir Anton dan melihat ke arah ruangan seni di fakultas seni.

"Kenapa Vid?"

"Gak ada"

"Ayo buruan Anton, kita ketinggalan"

"Sabar, yaelah Vid-vid kaya lo sedang dikejar setan aja"

"Gua cabut Vid" ucap Beni

"Ben, tungguin gue. Sorry Vid, gue gak mau menyia-nyiakan untuk tebar Pesona di kampus ini" ujar Riko

David sedang menunggu Anton yang sedang berkeliling disekitar ruang seni. Entah apa yang dilakukan Anton, Anton sangat kelelahan, dia terus menerus meneguk air.

"Cepet Anton, gue pegel"

David tak senagaja melihat sorot mata merah di ruang seni, seperti sedang memperhatikan mereka berdua. Anton sedang sibuk beristirahat dan minum air putih. Dia tidak bisa menghilang kan rasa hausnya sedetikpun.

"Anton, lo kenapa betah disini, cepetan kaki gue pegel"

"Iya, ayo" Anton pun berjalan dengan malas

-trek trek trek ...- suara stik drum berbunyi. Suasana hening, David dan Anton saling bertatapan mereka mengerti apa yang telah mereka dengar.

"Vid, lo baik-baik saja kan?"

"Kayanya lo deh Ton, yang sedang dikejar setan"

"Mana, Waaaaaa" ... Anton berteriak ketakutan sambil memejamkan mata dan lari duluan.

"Ton, dibelakang lo...?"

"Hai"

"Vid, lo kenalan sama setan?" Anton berlari sangat cepat meninggalkan David. Sedangkan David tersenyum melihat seorang perempuan yang mendekati nya.

"Ayo bareng, kita sejurusan kan?"

"Iya"

"Lo ketinggalan?"

"Gue sakit perut, jadi ke toilet fakultas seni dulu. Tapi.."

"Ayo, gue David"

"Lierra. Teman lo gimana?"

"Gampang, paling dia menyusul Beni sama Riko. Tadi lo mau ngomong apa? Tapi apa"

"Gak ada apa-apa. Ayo jalan"

"Ya, kita tertinggal jauh"

David dan Lierra pergi menyusul teman-teman nya.