Setelah materi dan praktikum di berikan, David berjalan ke arah Profesor, kemudian menanyakan tentang penyimpanan alat peraga setelah praktikum.
"Prof, saya harus menyimpan ini kemana?"
"Ikuti saya ke Rumah Sakit Pelita. Ajak Lierra"
"Baik Prof"
Profesor berjalan terlebih dahulu diikuti oleh David dan Lierra. David mulai sedikit gusar, ia seperti flashback kembali lagi dalam ingatan nya.
Di sore hari David melihat matahari mulai diselimuti awan, cahayanya mulai redup. Dia dan Lierra tertinggal jauh dari Profesor. Mereka berjalan melewati lapangan luas, kemudian mulai masuk ke Rumah Sakit Pelita.
"David, Lierra, cepat masuk"
"Baik Prof" jawab mereka kompak.
David memasuki Rumah Sakit Pelita, Rumah Sakit tersebut ramai seperti biasanya, namun David melihat cahaya merah di suatu ruangan. David memberanikan diri untuk bertanya kepada Lierra.
"Ra, lihat ruangan arah jam 9"
"Hm"
"Lo lihat ada cahaya merah?"
"Ya, gue lihat"
"Ternyata mata gue normal. Gue gak sendirian"
"Lo ngerasa ada yang aneh?"
"Ya, gue juga sama. Buruan cabut gue udah takut"
Mereka berdua berlari di lorong rumah sakit mengejar Profesor sambil membawa alat peraga praktikum.
Suasa di Rumah Sakit cukup ramai, namun seperti ada sesuatu yang mengganjal disana. Mereka memasuki ruangan tempat penyimpanan alat praktikum.
"Nah, terima kasih banyak"
"Sama sama Prof, kalau begitu kami permisi"
"Ya silahkan"
"Permisi Prof" ucap Lierra kemudian di angguki oleh Profesor . Mereka keluar dari ruangan tersebut.
'Brukkk..'
"Kamu gak apa-apa nak? hati-hati jangan lari lari" ucap David khawatir, karena begitu anak kecil tersebut menabrak David, dia terjatuh kemudian bangkit dan langsung berlari lagi.
"Lo, gak apa-apa Vid?"
"Enggak, barusan gue nabrak anak kecil, tapi dia malah lari-lari lagi"
"Anak kecil?"
"Ya, anak kecil"
"Lo gak bohong kan Vid?"
"Enggak"
"Gue rasa gue dari tadi di belakang lo, dan gak ada anak kecil yang lari lari atau yang nabrak lo. Makanya gue nanya lo kenapa, karena gue heran, kenapa lo bicara sendirian lagi"
"Oh iya?
"Iya, mungkin gue lagi kecapean"
"Ya udah, cepetan Lierra, lo jalan kaya kura-kura, makanya kita ketinggalan terus sama Profesor"
"Iya bawel"
Sampai akhirnya mereka larut dalam firkiran masing-masing. Setelah sampai kampus, Lierra dan David masuk ke asrama masing-masing.