Perkuliahan tersebut diakhiri dengan praktek, setelah pulang dari Rumah Sakit Pelita, David dan Lierra terpisah. David masih larut dalam firkiran nya sendiri, ia berjalan menuju ke kamar Asrama. Ketika David berjalan sendirian di lorong asrama, kaki nya tiba-tiba tidak bisa bergerak. Kaki David di ikat oleh rambut panjang yang membelit dan mengikatnya kuat. David meyakini bahwa dia sedang berhalusinasi lagi.
Ia menampar pipinya sendiri untuk meyakinkan bahwa dirinya sedang tidak berhalusinasi.
"Sial, ini benar -benar nyata. Apa salah gue, kenapa selalu yang jadi sasaran empuk bagi makhluk makhluk itu." ucap David frustasi.
David mencoba melangkahkan kaki untuk kedua kalinya, dan masih tidak bisa. David penasaran, dia mulai jongkok, melepas kan rambut yang membelit kaki nya, namun tiba tiba tangan David di pegang oleh sesosok perempuan bertangan hitam, sosok makhluk tersebut tepat berada di belakang David, David terjatuh karena kaget, lalu bangkit kembali dan berusaha kembali melepas ikatan rambut dari kakinya tersebut.
"Ayolah cepat, ikatan ini harus lepas. Gue gak mau depresi gara-gara ini". Ia berusaha lari lagi dari lorong asrama menuju ke kamar, namun hasilnya benar-benar nihil, rambut tersebut sangat sulit dilepas kan. David mencoba lari sekuat tenaga meskipun kaki nya tidak bisa bergerak sama sekali sambil mengeluarkan korek api di sakunya. Sampai akhirnya rambut tersebut lepas, ketika David mulai mengeluarkan dan menyalakan korek api.
"Akhirnya, korek api membawa berkah" ucap David sambil ketakutan. Dia berlari menuju kamar, dan langsung membukakan pintu kamar asramanya.