Deras hujan di pagi hari membuat orang-orang terlelap kembali dalam tidurnya. Kabut hitam mulai menyelimuti langit, tak ada secercahpun cahaya mentari menampakkan diri di hari ini.
Alarm berdering pertanda semua mahasiswa harus bersiap-siap untuk mengikuti perkuliahan. Semua mahasiswa di asrama, menjalankan aktivitas rutin seperti biasanya melaksanakan mandi di pagi hari, kemudian sarapan bersama di pagi hari. Tak lupa mereka pun berduyun-duyun mengantri mendapatkan satu porsi makanan untuk sarapan.
David seperti membuang muka terhadap teman-temannya. Dia berusaha menutupi kegugupan yang selama ini terjadi di kehidupan kampusnya. David tidak seperti biasa, menghindari interaksi dengan teman-teman nya. Seperti sebuah kecanggungan yang tiada habisnya.
Anton menyadari perubahan sikap David akhir-akhir ini, namun dia masih berusaha membuat David nyaman dengan kesendirian nya.
Di ruang makan asrama hanya terdengar suara dentingan sendok, piring dan garpu. Suara tersebut seperti sedang berlomba, sehingga mengeluarkan irama- irama yang bersahut-pahutan. Anton mencoba mencairkan suasana canggung tersebut.
"Gila bro, kalau bukan mata kuliah Profesor James, gua yakin, gua mau nerusin tidur lagi. Bener gak bro? pagi ini dingin banget, sedingin cinta yang tak pernah terbalaskan dalam kehidupan ini" ucap Anton.
Semua orang tertawa receh mendengar keluhan Anton di pagi hari, tak terkecuali David. Sesekali Beni menendang kaki Riko dan Anton, menandakan bahwa mereka senang, karena akhirnya David dapat terhibur juga dengan candaan tersebut.
"Ben, lo udah selesai kan ngerjain tugas?"
"Udah Ton, kemarin kan gua ngerjain bareng Lo sama Riko"
"Oh iya gua lupa, Vid, lo udah ngerjain tugas Profesor James?"
"Udah"
"Kapan?"
"Tadi malem sih, pas lo semua pada tidur"
"Syukurlah, kirain lo belum. Kalau belum, lo boleh nyontek punya gue Vid. Suatu kehormatan banget kalau tugas gue di contek sama orang jenius kaya David"
David pun, tersenyum sambil geleng-geleng kepala karena tingkah nya Anton. Tidak heran, semua orang ikut terbawa suasana, dan merasa nyaman kembali karena kelakuan Anton yang terus menerus mencairkan keadaan.
Setelah selesai makan, semua orang bersiap-siap ke ruangan kelas masing-masing untuk mengikuti perkuliahan.