"oaeni rabumani oloita (apa yang harus kami lakukan sekarang)?", tanya salah satu Kontu. Kenangan Waruka saat bersama ayah dan adik-adiknya sekejap hilang dari ingatannya sesaat ia mendengar pertanyaan dari kontu.
"toulei posabangka (kita akan mencari tahu bersama)!", kata Waruna.
"mayi tokalana koomo naini (mari kita pergi dari sini)"
"walae kobari-baria bara (ambil semua barang yang dibutuhkan)!", perintah Waruka, bergegas melangkahkan kakinya, diikuti para kontu dan okud-okud.
Sementara Waruka, 23 Kontu bersama 6 Okud sedang mencari markas baru, Laudi dan Laroja sedang belajar silat pada Lamadi dikehidupan atas. Silat ini diwajibkan kepada anak lelaki, sementara anak perempuan tidak diajarkan. Hal ini membuat Waruka lemah melawan ratu, namun anak perempuan diajarkan berpikir kritis dikehidupan atas, oleh karenanya perempuan tidak bisa dianggap sepele.
"ikutin ayah!", perintah Lamadi pada dua anaknya agar mengikuti gerakannya melangkahkan kaki kanan kedepan, diikuti tangan kanan kedepan seperti memukul lalu kaki kiri maju ke depan diikuti tangan kiri maju kedepan. "siap ayah!", sahut Laudi dan Laroja, serentak diikuti gerakan kaki dan tangan seperti Lamadi.
"silat ini tidak mengenal kata mundur!", kata Lamadi. "Mundur hanya untuk menghindari pukulan musuh", lanjut Lamadi mengajarkan dua anak laki-lakinya. "sehebat-hebatnya musuh, hanya ketenangan yang bisa mengalahkannya!", Lamadi menasehati dua anaknya agar selalu tenang dalam menghadapi semua keadaan, bukan dengan overthinking.
Beberapa kali melakukan gerakan silat, mereka pun memutuskan untuk berhenti setelah mendengar Wadai memanggil, "waktunya makan!".
Lamadi, Laudi, Laroja dan Wadai duduk bersama dimeja makan. "kamu masih pergi ke pusaran?", tanya Wadai pada Laudi.
"sudah jarang mamah", sahutnya.
"jarang? jadi masih suka ke sana juga kan?", tegas Wadai pada anaknya.
"iya mamah", jawab Laudi. Ia menjelaskan pada ibunya bahwa rasa penasarannya pada pusaran air yang telah menarik kakak perempuannya masih menggebuh-gebuh. Ia juga masih tetap percaya bahwa dibalik bahaya pusaran, ada kehidupan dan kakaknya masih disana menjalani hidup. "tapi kenapa kakak tidak pulang ke sini ya jika dia masih hidup", pikirnya. Laudi tidak pernah tahu bahwa Waruka bukannya tidak ingin pulang berkumpul bersama keluarga namun karena keadaan yang memaksanya harus tetap berada dikehidupan bawah, selain karena ingin membantu para kontu, Waruka juga lupa dan tidak tahu bagaimana cara pulang.
Bersamaan saat Laudi sedang memikirkan kakak perempuannya, Waruka bersama rombongannya yang sedang berjalan mencari markas baru, dikejar pasukan ratu hingga bersembunyi dibalik pohon, beberapa kontu bersembunyi pada semak-semak rumput, beberapa ada yang siap menyerang pasukan ratu. "kooye kodiua (jangan bergerak)!!!", perintah Waruka. Ia berpikir jika melawan sekarang, pasukan kontu kalah jumlah, bukannya melawan melainkan bunuh diri.
"oaeni rabumani (apa yang harus kami lakukan?", tanya salah satu Kontu.
"koye kodiuwa (diam ditempat)!", perintah Waruka agar tidak beranjak pergi karena bisa saja gerakan sedikit dari salah satu diantara kontu akan membahayakan yang lainnya.
Pasukan ratu berpencar mencari Waruka dan rombongannya. Sementara itu, Okud-okud menggali tanah tanpa sepengetahuan Waruka, diluar dugaan ternyata 6 okud menggali tanah dengan begitu cepat, hingga tidak cukup 5 menit lubang besar telah terbentuk. Melihat hal ini, Waruka berpikir dengan cepat, bergegas meminta para kontu agar mengambil kayu-kayu panjang, diletakan pada lubang lalu ditutup dengan rumput-rumput agar tidak terlihat sebagai jebakan.
"(mboae pasukano ratu mo wuruno (bagaimana pasukan ratu yang terbang)?", tanya salah satu pasukannya.
"kooyemofikiriea, inodi mourusuea (tidak perlu cemas, biar aku yang akan menanganinya)!", kata waruka.
"fekataaaaa kabalagaaaa (awaaaas pimpinaaaaan)!", teriak salah satu pasukan kontu saat melihat pasukan ratu terbang tanpa diduga meraih lengan Waruka.
Waruka ikut terbang, namun kakinya ditahan oleh salah satu pasukan kontu. Terjadi tarik-menarik. "aduuuuuh", teriak Waruka merasa sakit karena tarikan tangan dan kakinya semakin kuat.