18. SERANGAN BRUTAL SANG MUSUH

Di sekolah SMA Sumedang, seluruh murid sedang keluar setelah mengumpulkan tugas dari online walaupun virus masih mmenyebar ke seluruh daerah bahkan, Jiro pun mencari guru bahasa Indonesia untuk mengumpulkan tugas hariannya namun, tak lama kemudian dia melihat salah satu muridnya pingsan secara histeris hingga Jiro mencoba untuk menjauh darinya. Kemudian, mencari guru didalam ruangan namun, tidak ada hanya teman-teman Jiro yang sedang menunggu kedatangan guru dan tiba-tiba saja, datang guru piket, guru bahasa Inggris dan memberikan surat kepada kawan-kawannya hingga berkata dengan terkejut melihat isi catatan tersebut.

"disuruh... mengumpulkan tugas di atas meja guru?",ujar salah satu teman Jiro, hingga menyuruh kawan-kawannya termasuk Jiro untuk mengumpulkan tugas di atas meja bahkan, Jiro bertanya kepada salah satu murid yang memegang surat dari sang guru bahasa Indonesia,"hey!",ujar Jiro melihat perempuan tersebut melirik ke arah belakang sambil berkata,"iya, Jiro?",ucapnya

"Bapak Guru... nggak kesini, kenapa ya?",ujar Jiro bertanya kepada salah satu murid yang sebaya dengannya hingga perempuan tersebut menjawab,"nih, baca aja sendiri",ujarnya sambil memperlihatkan surat dari sang Guru bahasa Indonesia hingga Jiro memegangnya dan membaca dan berkata didalam hati,"Bapak Guru..... terkena virus?",ujarnya hingga pergi setelah mengumpulkan tugas dengan rauk muka merata dibandingkan dengan yang lain yang tampak senang karena, tugas ataupun hal lainnya di sekolah tidak ada lagi. Bahkan, Jiro pun bingung untuk mengatakkan sesuatu sambil pergi kesuatu tempat untuk menjauh dari kerumunan walaupun masker tetap dipakai sambil berlari dan mengambil sepeda untuk bergoes bahkan, mencoba untuk pergi dari sekolah agar tidak tertular virus.

Setelah sampai dirumah, Jiro pun menyimpan sepeda di samping bahkan, berlari sambil mandi di kamar mandi hingga memakai pakaian bersih dari kuman atau kotor dari virus, kemudian dia bertemu Yae Miko yang sedang bersantai dan menikmati hari-hari yang santai baginya. Lalu, dia melihat Jiro yang sudah menyiapkan untuk melukis dengan membawa kanvas dan juga cat maupun kuas kecil untuk melukis di suatu tempat lalu, Yae Miko berkata sambil mendekati Jiro dari samping,"mau lukis kemana, Jiro?",ucapnya.

"di dekat tepi pantai, aku belum selesai dalam garis-garis dasarnya Kakak",jawab Jiro yang terburu-buru untuk pergi ketepi pantai bahkan, Yae Miko berkata lagi,"oh iya, bagaimana..... hasil gambaranku untuk dijual ke kolektornya Jiro?",tambahnya

"sangat bagus Kak, kolektornya sangat menyukai lukisan Kakak. Dia berasal dari luar negeri",jawab Jiro dengan jujur

"ooh, pantas saja. Kakak kemarin, ada pengiriman uang lewat pos Jiro",ujar Yae Miko yang tersenyum,"Kakak lihat ada seratus juta didalam amplop itu. Emangnya, untuk apa uang banyak segitu Jiro?",tambahnya

"untuk bayar listrik Kak, karena sudah berapa bulan tidak bayar itu Kakak, tapi untungnya aku bisa membayar lunasi itu sedikit-sedikit Kak lewat laci itu, yang Kakak lihat",ujar Jiro yang jujur kepada Yae Miko

"ooh, buat bayar itu? Hmmm, kau ini dewasa sekali Jiro, Kakak suka sikapmu itu, berhati besar dirumah ini",ucap Yae Miko yang senang mendengar Jiro yang sudah berusaha mencari uang untuk keperluan sehari-hari

"iya Kak, tapi aku butuh seperti Kakak..... menemaniku di mana pun berada dan aku senang bisa menemanimu Kakak Yae Miko",ucap Jiro yang senang dihadapan Yae Miko

"Hmmm, iya..... Kakak juga",ujar Yae Miko namun, ketika sampai di sisi pantai melihat pemandangan indah laut yang berombak biru tepat didepan mata bahkan, Jiro pun merasa senang mencium manisnya pantai yang menakjubkan walaupun, masa kecilnya dia belum pernah ke pantai sekalipun hanya di sisi pantai Inazuma dimana Jiro telah merasakkan ombak lautan yang indah tepat didepan mata.

"Hah, aku belum penah pantai bahkan, aku baru tau pantai sekarang dari kemarin bersama Kakak dan Kak Kokomi",ujar Jiro yang merasa senang bahkan, peralata lukisannya sudah disiapkan hingga Jiro menyuruh Yae Miko bergaya di pantai namun, Sangonomiya Kokomi datang di lautan dan bertemu dengan Yae Miko yang sedang menampilkan gaya dimana Jiro untuk membuat sketsa sebelum memulai melakukan melukis hingga Kokomi tersenyum saat Jiro berhenti untuk melukis dan Yae Miko berkata,"Kokomi",

"maaf mengganggu Miko, Aku baru tau Yae Miko sedang disini untuk dilukis oleh Jiro ya?",ujar Kokomi yang tersenyum yang sangat murah bahkan, pergi dan menemui Jiro yang terdiam dan berkata,"aaah, sebaiknya Kak Kokomi dibelakang dulu ya",ujarnya

"baik Jiro",ucapan Kokomi sangat halus dan mencoba untuk menggodanya walaupun Jiro hanya lempang-lempang saja dalam hal tersebut serta tidak tergoda dengannya hanya memfokuskan terhadap sketsa Yae Miko dengan pantainya. Kokomi hanya melihatnya dari belakang kemudian, dia melihat cat lukis sekitar sepuluh cat lukisan namun, dia menemukan salah satu cat biru tuanya sudah habis dan berkata kepada Jiro,"Jiro, Kakak lihat ada salah satu warna yang sudah habis di tempat penyimpanan catmu",ujarnya kepada Jiro yang sedang fokus membuat sketsa Yae Miko dengan pantainya walaupun tidak mendengar ucapan tersebut darinya hingga Kokomi berusaha memberi tau bahwa, cat tersebut sudah habis di dalam gendang telinga,"Jiro, cat biru habis",ucapnya hingga Jiro kaget dan berhenti untuk membuat sketsa tubuh Yae Miko serta pakaiannya yang dia pakai, bahkan Jiro melirik ke arah Kokomi dan berkata dengan pelan,"Hah, iya nanti Kak. Aku sedang membuat Sketsa Kakak Miko dulu",ujarnya sambil melanjutkan membuat sketsa tubuh Yae Miko dengan bernuansa pantai

Begitu dia teliti serta mengkhayal selain melihat gaya Yae Miko di tepi pantai, Jiro pun membuat pakaian Yae Miko dengan bernuansa pantai bahkan, dengan elemen electro pun siap dikeluarkan bahkan, Jiro mencoba untuk membuat imajinasi yang sudah ditangkap pun di keluarkan lewat lukisan. Kokomi pun melihat pakaian pantai serta garis-garisnya yang sangat halus dan penuh berhati-hati dalam pembuat sketsanya kemudian dia pun mencoba untuk rona-rona garis yang berada disamping bahkan, rona ombak yang sedang bergerak kedepan hingga Kokomi berkata didalam hati,"ternyata..... dia pandai melukis dengan indah rupanya. Aku sangat senang melihat dia, bahkan aku suka laki-laki seperti Jiro yang sangat sopan dibandingkan dengan Aether maupun laki-laki lainnya. Hanya aku yang bisa mencampakkannya kepada dia membuat aku ingin mendekatinya",ucapnya didalam hati dan berusaha untuk menyentuh tubuh Jiro dalam satu tangan walaupun, Jiro tidak merasakkan apa-apa saat memulai sketsa yang dia buat hingga sketsa tersebut sudah dibuat dengan rapih dan sesuai dengan tampilan nyata. Yae Miko sudah lelah bahkan, melihat Jiro sedang memegang papan cat untuk mengisi cat berwarna kemudian, dia pun melihat dan kaget ada salah satu warna yang sudah habis, warna biru membuat Jiro sadar bahkan, sudah memberi tau dari Kokomi tentang salah satu cat yang sudah habis.

"ternyata..... Kakak Kokomi benar, ada salah satu cat yang sudah habis. Aduuuuh, aku benar-benar lupa untuk membeli cat biru, karena aku sering melukis Kak Miko di suatu tempat termasuk..... Kuil Inazuma itu",ujar Jiro didalam hati dengan lemas sambil membuang nafas dengan pelan,"Hah, baiklah aku akan membeli biru di toko buku",tambahnya sambil pergi meninggalkan Kokomi yang kebingungan melihat tingkah laku Jiro termasuk Yae Miko melihat dia,"kemana dia pergi?",ucapnya didalam hati

Dengan menggunakan sepeda, karena Risa yang memegang motor ke sekolah, Jiro pun mengaitkan standarnya ke atas dan siap untuk menggoes kedepan untuk menarik ban ke depan hingga dia membekal uang untuk pergi ke suatu tempat, untuk mencari cat biru yang sudah habis dipakai melukis Yae Miko. Begitu di kota, Jiro berada di kota tersebut melihat tidak ada orang dimana-mana membuatnya curiga bahkan, tidak peduli ada tidaknya seseorang di metropolitan mati. Bahkan, melihat kesamping dimana, Jiro melihat orang-orang sedang mencari tempat bertedu, namun Jiro merasakkan tidak enak saat terik matahari menyerangnya dari tubuh Jiro serta tidak tahan untuk menggoeskan sepeda lagi untuk melanjutkannya.

Begitu terpaksa berjalan tanpa seseorang yang menolongnya karena dianggap virus yang sudah menular, Jiro membiarkan dia tidak mau menolongnya bahkan, keringatan ulai dirasakkan olehnya. Namun, tepat didepan mata muncul sosok makhluk aneh berwarna hijau disekujur tubuhnya serta mengeluarkan asap hijau dan menghilang sebagai bayangannya di siang hari. Jiro pun tidak tahan lagi untuk berjalan kemudian, dia berhenti hingga terjatuh dan merasakkan kecapeannya yang sudah didalam tubuhnya, terik matahari sangat panas membuatnya tidak tahan dan pingsan di jalanan sama seperti yang lainnya. Jiro tidak bisa berjalan hanya menatap kedepan saja, melihat makhluk tersebut akan membunuhnya, lalu dia berkata didalam hati,"dia..... dia siapa... apakah..... bawahannya... Yuda... atau.... bukan?",ucapnya hingga pingsan dan tidak berdaya

Tak lama kemudian, tubuh Jiro mulai merasa dingin dan bakteri-bakteri didalam tubuh mulai menurun hingga kedua matanya mulai terbuka dan mampu untuk berdiri hingga menyadarinya, sambil melihat tenda berwarna biru, serta melihat ke arah samping terdapat lambang palang biru bukan palang merah yang sering dilihat olehnya.

"palang biru?",ucapnya didalam hati sambil berjalan kedepan dan merasakkan sesuatu di atas dahinya, dia mencoba untuk berjalan ke depan hingga melihat orang-orang yang sadar dari penyakit virus tersebut. Lalu, saat Jiro memegang sesuatu di atas dari, dia merasakkan basahnya di dalam kantong penyembuhan virus hingga mencium wangi yang aneh yang tajam dan lembut, bahkan Jiro berkata didalam hati setelah mencium wangi tersebut,"wangi ini..... bukan wangi melati, maupun wangi bunga lainnya, ini wangi sekali dibandingkan bunga lainnya tapi, siapa yang meletakkan kantong ini di atas dahiku",ucap Jiro sambil berjalan dan melihat tenaga kerja yang sedang mengangkat jenazah hingga membawanya ke dalam tenda berwarna biru. Jiro bingung bahkan, tak lama kemudian didepan mata melihat seorang bocah yang menggunakan pakaian Pelindung Diri berawarna putih yang sudah sesuai dengan standar. Bahkan, dia melihat dirinya sedang memeriksa tubuh Jiro yang membuatnya kebingungan melihat tingkah laku tersebut sambil berkata,"kau siapa? kau bukan dokter atau semacamnya untuk memeriksa tubuhku",ujarnya namun, anak laki-laki tersebut menulis sesuatu sambil memperlihatkan tulisan yang ada di kertas putihnya yang berisikkan,"kau terkena virus dan kau sudah sehat",ujarnya hingga menulisnya lagi dibelakangnya hingga berkata,"kau harus menurutiku, obat yang ada di dahi adalah obat virus dan jangan dilepaskan jika kau mau keluar, nanti kau pingsan dan mati dengan cepat mengerti?",ujar seorang anak laki-laki dengan pakaian alat pelindung diri kepada Jiro hingga mengerti dengan ucapannya sambil pergi dan tidak akan pernah lepas kantong berisikkan obat anti virus.

Jiro pergi sambil melihat sepedanya dan meninggalkan rumah sakit yang berisikkan pasien terkena virus yang mematikkan, bahkan di jendela lantai dua melihat seorang anak laki-laki yang telah melihat Jiro hingga mengeluarkan lambang peregi empat belah ketupat serta berelemen cryo. Lalu, dia pun pergi untuk melanjutkan dalam tugas dalam memerangi virus, bahkan membiarkan dia pergi, Jiro melupakkan seorang anak laki-laki dengan pakaian APD bahkan, dia mencoba untuk mencari cat lukis berawarna biru hingga dia berkata didalam hati,"siapa yang menggunakan APD itu ya? Anak kecil tapi, dia..... lambang... yang aneh",ujarnya sambil menggoeskan dengan pelan hingga merasakkan tubuhnya dingin untuk melindungi dari rasa panasnya yang ekstrim di siang hari, dengan matahari tersebut yang memerah. namun, Jiro pun masih segar di terik panasnya matahari berkat obatnya yang berasal dari seorang anak laki-laki dengan pakaian APD.

Begitu Jiro melihat kedepan, yang merupakan toko buku bahkan, didalamnya terdapat jual beraneka ragam cat warna-warni, lalu Jiro melihat semua cat yang sama dengan cat yang digunakan olehnya hingga memilihnya, warna biru lalu dimasukkan kedalam toples kecil bahkan, mengisinya sampai cukup dan langsung pergi ke kasir untuk membayar membeli cat tersebut. Setelah itu, dia langsung pergi dengan memakai obat tersebut di dahinya serta wanginya mulai terasa oleh Jiro dan berkata,"wangi bunga ini masih tetap dan tidak terjadi apa-apa hanya melindungi tubuh dari virus membuat Jiro merasa aman sambil melanjutkan untuk menggoes sepedanya untuk sampai tujuan. Namun, ditengah jalan didepan matanya, Jiro melihat pasukan memakai zilla yang sama digunakan musuh kemarin lalu, Jiro pun bersiap untuk bertarung dengan mereka yang bersiap untuk berlari kedepan dan mengeluarkan serangan pedangnya kedepan.

"Kenapa..... dia mampu menahan dari sinar matahari?",ujarnya didalam hati sambil bersiap mengeluarkan pedang untuk bertarung melawan pasukan zila yang dimiliki Yuda

Jiro pun siap untuk bertarung dengannya, pedang sudah di siapkan dengan mengeluarkan petir yang mengerikkan hingga mereka pun siap maju dan bertarung dengan Jiro sendirian yang siap untuk ditibas dengan pedang samurai yang dimilikinya bahkan, Jiro mencoba untuk menghindar bahkan, bergerak dengan cepat sambil menghindar dari mereka yang berusaha untuk mengepung, lalu siap mengeluarkan elemen electronya sehingga musuh mulai mundur kebelakang dan berusaha untuk melawan Jiro yang sedang mengeluarkan petirnya bahkan, mereka mampu menghindar karena, sudah terbiasa dengan serangan yang dilakukannya. Lalu, Dia melihat pergerakkan mereka yang sedang berlari dengan lincah serta berusaha membunuh dirinya dengan pedang besarnya maupun pedang yang sesuai dengan pedang yang digunakan oleh Jiro. musuh mulai menyambit dari belakang tubuh Jiro, lalu dia mampu menangkisnya hingga seluruh pasukannya bersiap untuk menyerang Jiro serentak namun, Jiro mulai kebingungan untuk menyerang musuh tersebut bahkan, dia mampu untuk menghindar dari kejadian tersebut dengan cara melompat ke atas dan bersiap melakukan serangan petir ke arahnya.

"kalau begini terus, aku akan mati bahkan, aku menghadapi dua musuh selain pasukan zila saja, virus juga..... membuatku..... tambah sakit walaupun, anak laki-laki itu telah menyembuhkanku dengan obat yang ada di dahiku",ucap Jiro didalam hati sambil mengeluarkan petir dari udara membuat musuh merasa terkejut mendengar suara gemuruh petir yang sangat besar dan mengerikkan hingga Jiro pun telah memusnahkannya dengan pancaran petir. Musuh tidak bisa melihatnya bahkan, mereka dapat merasakkannya ketakutannya akan serangan dari Jiro hingga berhasil menghancurkannya dan menghilang, dia pun sampai di daratan setelah membunuh musuh yang sudah menghilang begitu saja bahkan, melirik ke arah belakang melihat dan mendengar tepuk tangan sang musuh, Yuda.

"Kau lagi",ujarnya kepada Yuda yang senang melihatnya

"Hahahaha, kau bertemu denganku ditempat ini anak muda",ujar Yuda kepada Jiro yang telah bersiap untuk menyerang dirinya,"ooh, kau ingin menyerangku ya?",ucapan Yuda kepada Jiro sangat sombong

"jadi kau yang melakukan serangan panas seperti ini? Dan kau.... kau telah membunuh warga disini akibat ulahmu, Yuda",ujar Jiro kepada Yuda yang merasa senang karena hal sudah dilontarkan dari Jiro

"Hah, kenapa? Kau akan ikut mati bersama mereka",ucap Yuda dengan sombongnya dapat menguasai kota Sumedang, "kau sudah mersakan rasa arwah terik matahari ini, dan aku tidak akan lepas virus ditempat ini, selama ada kau, anak muda",tambahnya sambil tatapan tajam ke arah Jiro

Jiro pun memegang pedangnya dengan satu tangan hingga mulai bersiaga karena, Yuda telah mengeluarkan pedang api di ujungnya sambil berkata,"Hah kau akan mati anak muda dan kau tidak bisa berbuat apa-apa lagi ditempat ini karena, suhu yang sangat panas dan mengerikkan bagimu",ujar Yuda sambil tertawa yang mengerikan walaupun Jiro hanya diam tanpa mengeluarkan kata apa-apa lagi sambil melihat Yuda mulai maju kedepan sambil menyambitnya dengan pedangnya membuat Jiro terkejut melihatnya dan berusaha untuk menahan serangan tersebut. Kemudian, Yuda melompat dengan sendirinya dan pedang tersebut menutup dirinya dari serangan Jiro walaupun Jiro tidak menyerangnya hanya menyerangnya dari atas hingga Yuda melihatnya dan mampu menahan serangan tersebut sambil berkata,"hanya itu saja yang kau punya, anak muda. Walaupun aku gagal mendapatkan potongan papan itu",ujarnya yang mengingat kejadian kemarin, dimana Yuda tidak mendapatkan kotak persegi panjang,"tapi aku, aku tidak akan lengah darimu!",ujarnya sambil menendang tubuh Jiro hingga tubuhnya terdorong kebelakang dan terjatuh.

Yuda melihatnya dengan senang melihat Jiro terluka akibat dirinya yang telah menendang sambil berkata,"kau akan kalah dariku bahkan, kau hanya terdiam karena rasa takutmu mulai muncul secara tiba-tiba",ucapnya yang membuatnya percaya diri lagi kepada Jiro yang terdiam bahkan, Jiro hanya terdiam tanpa mengeluarkan ucapan apapun kepada dia. Bahkan, Yuda bersiap mengeluarkan serangan besar lagi dengan mengeluarkan energi api didalam tubuhnya sampai cakranya hingga menyerap di pedangnya, serta merasakkan kekuatan yang sangat besar membuat Jiro dengan muka yang mendatar sambil menatap dia yang mencoba mengeluarkan apinya yang begitu besar, bahkan menyerupai naga hitam.

"ahahahaha, lihatlah anak muda, kau tidak bisa mengalahkan aku dengan kekuatanku ini. bahkan, kau hanya bisa diam tanpa mengucap apa-apa anak muda! Hanya kekuatan kecilmu itu..... yang kau miliki",ucap Yuda yang selalu membesarkan dirinya walaupun Jiro hanya terdiam dan melihat dirinya bahkan, Yuda berkata lagi,"hey anak muda! Kau hanya diam sajakah, hah? Hanya diam adalah orang yang lemah",tambahnya hingga Jiro pun telah bersiap untuk bertarung sambil memegang ujung pedang untuk menariknya ke atas di sampingnya. Lalu, Yuda melihatnya hingga bersiap mengeluarkan serangannya kepada Jiro yang terdiam, hingga bersiap untuk menyerangnya dengan bola api besar ke arahnya. Jiro melihatnya dan berusaha untuk menghindar darinya namun, disampingnya muncul Yuda yang siap untuk menyambitnya membuat Jiro kaget dan berusaha menghindar dan menangkisnya dengan pedangnya.

"Hah, kau tau pergerakkanku ya anak muda",ucapnya sambil mencoba untuk menyambitnya kearah Jiro dengan cepat bahkan, Jiro berusaha untuk menagkisnya dengan pedang petir yang digunakan olehnya. Lalu, Jiro melihat kaki kanannya bersiap untuk menendangnya ke arah perutnya hingga terlempar kebelakang, hingga terkena tembok bangunan hingga terjatuh bersama tertimpanya batu bata bangunan tersebut. Jiro berusaha bangkit sambil melihat Yuda mulai bersiap untuk mengeluarkan serangannya dengan pedang api ke arah Jiro,"rasakan ini",ucapnya untuk menyerangnya dari udara ke bawah. Jiro terkejut dan berusaha mundur kebelakang bahkan, bertahan dengan pedangnya yang membuat Yuda senang dan serangannya mulai brutal ke arahnya, mengeluarkan api terus menerus sehingga seluruh kota dan seisinya mulai mengeluarkan api yang membara kemudian, Jiro pun sadar sambil melirik ke setiap sampingnya dimana, kepungan asap api yang mengerikan membuat Jiro serius untuk melawan Yuda dengan kekuatan api yang dimilikinya sambil berkata,"dengar ya anak muda, kau tidak bisa lari ke mana-mana. Kota ini akan hangus terbakar oleh apiku, ditempat ini muncul api hitam, jika kau menginjaknya kau akan mati dan semburan api akan memakan kulitmu akan terbakar dengan cepat hingga mati",ujarnya

Jiro tidak mengeluarkan sepatah kata apapapun hanya serius sambil memegang pedangnya hingga mengeluarkan electronya sedikit walaupun kekuatan yang dimiliki Yuda yang sangat banyak dan bertambah kuat dengan sombong serta angkuhnya yang dimilikinya. Bahkan, Jiro pun hanya terdiam dan Yuda berkata lagi,"Hah! Kau memang lemah anak muda, sekarang giliranku yang akan menghajar kamu!",ucapnya sambil berteriak hingga berlari bersiap untuk melakukan pukulan besar ke arah Jiro yang terdiam dan melakukan perlindungan dengan pedangnya bahkan, Yuda melompat ke atas. Lalu, begitu di udara, dia mampu bertahan dari serangan tersebut serta mampu melihat gerak-gerik Yuda yang sudah lincah dan mencoba menghindar dari serangan Jiro dengan zik-zaknya walaupun, dia tidak mengeluarkan serangan apapun hanya menangkis serangan saja sudah cukup.

Yuda merasa senang sambil berkata,"dasar, dia hanya diam rupanya..... Dia tidak bisa berbuat apa-apa atau semaunya dia. Dia merasa gugup melihatku",ucapnya yang sedang mengadu pedang yang sangat cepat hingga melompat dan berlari cepat sambil melanjutkan untuk bertarung melawan Jiro dengan pedang apinya, namun Jiro masih menagkisnya tidak menyerang Yuda yang semangat untuk menyerangnya.

"dia kaku rupanya, bahkan tidak bisa berbuat apa-apa rupanya",ucap didalam hati sambil menatap Jiro sambil menggerakkan pedangnya kedepan maupun kesetiap samping bahkan, Jiro pun menangkis dengan cepat tidak mengeluarkan kata apapun maupun serangan yang dimilikinya. Kemudian, saat Jiro melompat ke atas, Yuda pun ikut melompatnya juga sambil menyerangnya dengan pedang yang sangat cepat dan brutal, Dimana dia mengeluarkan api hitamnya di pedangnya sambil berkata,"kau hanya terdiam tanpa kekuatan, karena, akulah yang akan menyerangmu",ujarnya hingga Jiro terkejut melihat dia yang siap untuk menendangnya hingga Jiro berhasil dihindar dengan cara menangkisnya dengan pedang.

Jiro melihatnya sambil melihat Yuda yang siap untuk menyambit kepalanya membuat Jiro kaget dan kembali menangkis lagi dengan cepat di udara sampai turun kebawah, bahkan dia mencoba membunuhnya dengan pedang di ujungnya atau dengan cara menusuknya ke arah perut Jiro. Namun, Jiro mampu menangkisnya lagi membuat Yuda kaget melihat dan mendarat sambil mundur dengan melompat kebelakang.

"ingat anak muda, kau hanya terdiam saja. Apakah kau lemas karena ada aku dengan kekuatan yang paling besar di tempat ini?",ucapannya yang sombong muncul seketika walaupun Jiro terdiam dan melihat dia menganggap dirinya yang terkuat di dunia bahkan, Yuda berkata,"kau tidak mengeluarkan kata apa-apa untuk membalas kepadaku, anak muda!!!!",ujarnya sambil berlari kedepan dan siap untuk menghantamnya dengan pedang sambil berkata,"rasakan ini!!!!",tambahnya sambil mengeluarkan api naga sebagai bayangannya membuat Jiro hanya biasa saja serta rauk mukanya mendatar saja ke arah Yuda.

Begitu adu pedang lagi, mereka tidak ada habisnya walaupun Jiro hanya menangkis saja yang mampu bertahan dari serangan Yuda, dia melihat Jiro dengan sedikit pucat karena dirinya dianggap kuar. Bahkan, berusaha membunuh Jiro namun, tidak berhasil, lalu Yuda mundur lagi kebelakang sambil berkata,"kau hanya diam saja, menyerahlah!!! Kau tidak bisa bertarung rupanya bahkan, kau hanya melihat aku saja, dan kau tidak berguna untuk ditempat ini",ujarnya,"baiklah, akan aku buktikan kepadamu kekuatanku lebih besar daripada sebelumnya",tambahnya sambil mengeluarkan bayangan naga hitam muncul seketika. Jiro terkejut melihatnya sambil bersiap untuk melawan dia, Yuda berkata lagi,"dengan ada nagaku ini, kau tidak bisa bertarung dan musnah",ucapan yang mebesar bibirnya kearah Jiro,"kau hanya diam tanpa mengeluarkan sekata apapun kepadaku, anak muda!!! Berarti kau sudah lemah dariku. serang dia",ucapnya hingga sang naga mulai menyerang Jiro yang hanya bisa diam dan melihat sang naga melakukan serangan api ke arahnya. Lalu, begitu Yuda mencoba menyambit dengan beberapa bayangan sambitan yang tajam ke arahnya, Jiro berusaha menangkis bukan untuk menggibasnya ke arah Yuda bahkan, Yuda kebingungan melihat pergerakkan tersebut yang sangat cepat dan lincah dalam bertarung pedang tanpa mengeluarkan elemen electro.

"Kenapa? Kau lengah?",ucap Yuda kepada Jiro yang hanya terdiam sambil menatap dirinya sebagai musuh hingga mengucapnya lagi,"aku tau, kau kehabisan tenaga untuk melawanmu tapi kau, masih kuat tanpa kekuatan electromu, anak muda"

Jiro hanya terdiam dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun ke arahnya, lalu Yuda berkata lagi,"ini serangan terakhirku untukmu, anak muda. Hanya dia yang cupu rupanya, tidak seperti para archon bahkan, kau memang adalah keturunan tidak sempurna untuk memimpin Inazuma bahkan, kau memang tidak berguna di tempat itu",ucap dengan nada sombong walaupun Jiro tenang dengan mendengar ucapanYuda yang lidahnya membesar ditelinga Jiro bahkan, dia bersifat tenang untuk menghadapinya.

"kau memang pendiam dan lemah! rasakan ini!",ujar Yuda hingga mencoba menusuk Jiro satu kali lagi, Jiro mampu melihat pergerakkan Yuda yang sangat cepat dengan cara menangkisnya dengan pedang membuat Yuda terkejut melihatnya lagi bahkan, kekuatan yang dimilikinya,mulai habis sambil mundur kebelakang dan memandang Jiro serius untuk bertarung,"kau keberatan anak muda? dan kau hanya terdiam seperti tidak ada apa-apanya dengan kekuatanmu bahkan..... Archonmu dari keturunanmu",tambahnya dengan nada sombong kepadanya

Yuda mencoba untuk menyerang yang sangat besar berupa naga hitam hingga muncul seketika, membuat Jiro terkejut melihatnya hingga berusaha untuk menghadapinya dalam penyerangan yang sangat besar. Naga mulai meraung hingga Yuda berkata,"inilah..... naga yang akan menyerangmu, anak muda!",ujar hingga mengeluarkan ucapan lagi,"Naihuruki serang dia!",ujarnya hingga sang naga Naihuruki, naga yang sudah bergabung yang sangat kuat dibandingkan naga yang telah dilawan oleh Jiro maupun Risa beberapa hari yang lalu.

Jiro melihat naga tersebut bersiap menyerangnya dengan menyembur api yang sangat besar ke arahnya membuatnya terkejut hingga Jiro menghindar sangat cepat namun, tiba-tiba Yuda tepat di samping kirinya untuk menyambit Jiro dengan pedang yang mengeluarkan api yang sangat besar. Jiro berusaha menghindar serta melihat pergerakkan sang naga Naihuruki sedang menyembur api hitam ke arahnya membuat Jiro sulit untuk memfokuskan pergerakkan mereka berdua, namun dia tetap bersabar untuk menghadapinya sambil menangkis serangan Yuda yang sedang menyerang Jiro dari arah depan.

"sepertinya kau akan kalah dariku anak muda, sudahku duga kau akan mati ditanganku dan ditangan nagaku yang sangat marah karena, kejadian masa lalu",ujar Yuda yang merasa kecewa kekalahan tersebut akibat Jiro yang telah membunuh salah satu naga tersebut. Jiro mengingatnya lagi namun, Yuda mengeluarkan ucapan lagi dengan nada sombong,"kau akan kalah Jiro! Dengan kedua nagaku ini, menjadi satu untuk bersiap membalas kekalahannya, anak muda"

ketika Yuda mencoba serangan sambitannya ke arah Jiro, sang Naga bersedia mengeluarkan serangan api yang membara ke arah dirinya yang sedang menahan serangan tersebut hingga Jiro terkejut dan kaget melihat serangan tersebut. Bahkan, dia mengenai serangan bola api hitam ke arahnya dan meledak membuat Yuda senang melihatnya juga bahkan, ketika muncul ledakkan muncul kabut asap yang sangat tajam hingga berkata,"Hmmm, anak muda..... kau sudah mati di dalam kabut tebal hitam rupanya! Dan kota yang kau tempati akan menjadi milikku dan aku.... akan menguasai daerahmu!"ujarnya dengan mengeluarkan tertawa yang mengerikkan hingga melihat sang naga, Naihuruki terbang di udara dan mendekatinya sambil berkata kepadanya,"hai, bunuh dia",ujarnya hingga sang naga melaksanakannya untuk penyerangan terakhir kepada Jiro yang berada didalam kabut hitam yang tebal. Namun, saat sang naga mulai masuk kedalam tiba-tiba, dia tewas seketika membuat Yuda kaget melihat kejadian tersebut melihat naga Naihuruki berteriak histeris serta munculnya cahaya ungu yang berbentuk garisan petir di udara bahkan, menyerangnya dengan beberapa kali sengatannya yang sangat mengerikan.

Yuda merasa marah dan berkata,"apa?! Bagaimana mungkin..... dia.... dia lemah melawanku tapi..... dia.....",ujarnya sambil melihat cahaya bayangan ungu yang merupakan mata bayangan electro yang sangat mengerikan. kabut mulai menipis bahkan, Yuda melihat sang naga Naihuruki terluka dan menghilang hingga Jiro dengan rauk wajahnya marah kepada dirinya sambil berkata,"Haaah, terimakasih kau telah mengeluarkan serangan api kepadaku, Yuda",ujarnya

Yuda terkejut melihat wajahnya yang sangat serius kearah dirinya yang serius bahkan, Jiro berjalan sambil meletakkan pedangnya di samping kanan sambil berkata,"kau terburu-buru untuk menyerangku, Yuda. Kau ingin cepat-cepat membunuhku dengan kekuatanmu tapi, kau salah",ujarnya dengan mengeluarkan kata-kata untuk membalas kepara Yuda

Yuda kaget dengan omongannya sambil berkata,"apa?! Sial! Padahal dia sudah mati ditanganku tapi..... bagaimana bisa seperti ini",ujarnya sambil berauk muka serius dibandingkan dengan Jiro, berwatak serius namun santai untuk menghadapi musuh yang gentar untuk dibunuh,"kau ini! Seharusnya kau sudah mati ditanganku, anak muda!",tambahnya.

"Hmmm, sepandai-pandainya tupai melompat, dia akan terjatuh. Lalu, sekuat-kuatnya melawanku, kau akan lemah kemudian, Yuda. Kau tidak bisa berbuat apa-apa dan kau kehabisan tenaga untuk melawanku",ucap Jiro yang telah mengetahui gerak-gerik Yuda yang selalu mengeluarkan serangan yang sangat ganas dan garang. Bahkan, dia telah merasakkan sudah tidak bisa mampu melawan dia lalu, Jiro berlari ke arahnya untuk membalas serangannya membuat Yuda terkejut melihatnya dan siap untuk menangkis serangan darinya

Yuda pun menangkis serangan Jiro, yang sangat lincah dibandingkan dirinya yang lincah tapi, tidak beraturan untuk melawan Jiro,"anak ini... dia hanya menangkis, pantas saja dia tidak mengeluarkan elemen electronya dan hanya menyimpannya didalam tubuhnya maupun cakranya, Aku baru tau tentang anak ini tapi, aku sangat lupa dan ditipu dengan anak ini dengan melihat pergerakkanku yang tidak selincah dia",ucapan Yuda didalam hati bahkan, melanjutkan untuk menangkis serangan dari Jiro yang begitu sangat cepat yang membuatnya kecapean untuk bertarung melawan dia.

Jiro bersiap mengeluarkan pukulannya dari atas, dimana Yuda berusaha untuk menghindar darinya yang membuatnya terkejut dan tidak bisa berbuat apa-apa namun, dia lemah untuk mundur hanya melihat Jiro dari atas sambil bersiap untuk menyambitnya ke arah dirinya. Begitu pukulan Jiro mengeluarkan petir ungu, hingga berhasil mengenainya hingga bayangan api hitam mulai menipis setelah kepergiannya Yuda yang telah gagal dalam bertarung melawan dirinya di kota kelahirannya. Jiro merasa senang sambil melihat kondisi kota yang hancur akibat serangan Yuda dengan mengeluarkan api yang membara, namun saat menjelang sore tiba di depan mata dia merasakkan hawa yang seimbang antara dingin dengan panas walaupun hanya merasakkan tubuhnya saja karena adanya obat yang berasal dari seorang anak laki-laki dengan pakaian Alat Pelindung Diri.

Jiro melihat sepeda di depan mata serta cat biru yang ada di lengan sepeda sebelah kanannya, hingga pergi dari kota yang sudah hancur malapetaka, namun sat Jiro berkeliling kota, muncul seorang anak laki-laki tersebut yang sedang melihat dirinya pergi kesuatu tempat namun, dirinya hanya memfokuskan untuk melawan virus di sekitar area perkotaan Sumedang yang menjadi hawa panasnya di kota tersebut dan membiarkan dia pergi tanpa alasan. Sesampainya dirumah, Jiro menyimpan sepedanya dan didepannya melihat Yae Miko sedang menunggu kedatangannya sambil berkata,"habis dari mana Jiro?",ujarnya sambil melihat sesuatu di atas dahinya dan berkata,"benda apa ini?",tambahnya sambil mencabut kantong persegi panjang kecil di dahinya Jiro membuatnya kaget dan menjawab,"itu... dari dokter, tadi aku habis diperiksa akibat virus dan maka dari itu, dokter bilang jangan dilepaskan saat kau bepergian kemana kau pergi"

Yae Miko mendengarnya hingga membawanya ke Inazuma bersama Jiro yang sedang bersiap untuk melanjutkan untuk melukis dirinya, dia melihat kantong dengan melambangkan palang biru bahkan, Yae Miko membukanya yang berisikkan serbukkan es hingga mencium wangi bunga yang lain tak bukan adalah bunga Qinxing membuat Yae Miko terkejut sambil berkata didalam hati,"bunga ini... aku baru kenal..... dan..... bunga ini",ucap Yae Miko sambil melirik ke arah Jiro yang sedang melukis dirinya dengan indah

"bunga seperti ini, untuk apa? Sepertinya aku kenal dengan aroma pewangi ini dari Liyue",ujar Yae Miko yang terkejut hingga membayangi seseorang yang dia kenal, Ganyu bahkan lainnya.

Jiro pun telah menyelesaikan warna di bagian yang belum diwarnai, bahkan Jiro berkata lagi kepada Yae Miko yang sedang melihat bunga tersebut,"Kak! Aku sudah membuatkan sketsa pantai dengan kakak",ucapnya hingga Yae Miko senang melihat lukisan buatan Jiro sambil berkata,"indah sekali Jiro, kau telah mewarnainya, bagus sekali Jiro",ucapnya

"mau disimpan di mana Kakak?",ujar Jiro yang sangat menyukai Yae Miko membuat dia mengetahuinya sikap Jiro yang sangat jatuh cinta kepadanya sambil menjawab,"disimpan di kamar Kakak saja, dikamarmu banyak foto aku dan kau Jiro termasuk Risa Kan?"

"oh iya, aku lupa",ujar Jiro hingga Yae Miko pergi untuk mencari untuk meletakkan lukisannya di dinding bahkan, dia melihat Jiro meletakkan lukisan tersebut di sebelah kanan disamping lemari pakaian Yae Miko sambil berkata,"bagus sekali ditempat itu Jiro",ujarnya

"iya Kak, di kamar Kakak panas sekali walaupun tempatnya bersih",ujar Jiro hingga Yae Miko tersenyum dan membalas,"iya, Kakak mencari tempat yang dingin dan enak untuk tidur dan kau tempatnya yang enak agar aku bisa tidur dikamarmu, Jiro"

"boleh Kak, aku disamping Kakak",ujar Jiro yang merasa senang mendengarnya hingga pergi keluar dari kamar tidur Yae Miko yang gersang dimalam hari bahkan, dia pergi bersamanya untuk mencari makan di kota Inazuma bersama-sama.

***