Kondisi tubuh yang tidak baik-baik saja

Disisi lain

Agnes saudara kembar Alessia terlihat berbaring di sebuah kasur mendominasi berwarna putih, dia menatap bibi muda yang ada di hadapannya dengan tatapan yang begitu sayu dan tidak berdaya.

sejak tadi Bibi muda mereka mencoba untuk menghubungi Alessia namun seperti nya tidak berhasil.

dia terus melakukan panggilan beberapa kali namun tidak juga kunjung diangkat oleh gadis tersebut, dia pikir tumben-tumben Alessia tidak menanggapi panggilan nya dengan cepat.

biasanya gadis tersebut selalu merespon panggilannya dengan cara yang begitu gercap.

sebenarnya dia memiliki dua kekhawatiran terhadap dua keponakan nya itu, di sisi sini Agnes berjuang dengan kehamilan nya yang lemah dan rentan, di sisi lain dia khawatir dengan keadaan Alessia.

Gadis itu belakangan terlalu berat bekerja, kurang istirahat dan terlalu banyak hilir mudik tanpa mengingat tentang kesehatan nya sendiri.

kemarin dia mendapati gadis itu pingsan secara tiba-tiba, tidak tahu apa yang terjadi namun saat melihat wajah Alessia yang begitu pucat, dia pikir keponakannya satu itu jelas sama tidak baiknya dengan Agnes.

dia mencoba membujuk Alessia untuk memeriksa kesehatannya beberapa kali, namun gadis itu belum kunjung juga pergi ke rumah sakit untuk memastikan soal kesehatannya.

Apalagi bisa dia lihat wajah pucat gadis tersebut ketika setiap kali gadis itu datang ke rumah sakit untuk melihat keadaan Agnes.

"Pergilah sebentar untuk memeriksa keadaan"

Pinta bibi nya pelan.

"Akan aku pikirkan nanti bi, aku belum punya waktu luang untuk pergi memeriksa keadaan Ku"

Alessia selalu menjawab begitu.

dan dia paham, alasan utama lainnya Alessia tidak kunjung memeriksa keadaannya pasti karena takut dia yang akan digunakan jelas tidak sedikit.

Dia tahu gadis itu paling pandai menghitung soal keuangan, tidak pernah menyia-nyiakan uang dalam keadaan apapun, Alessia begitu pandai mengatur keuangannya, bahkan dia tidak pernah pergi untuk berfoya-foya, sejak dulu hingga sekarang gadis itu selalu menyisihkan keuangan nya dengan sangat baik.

karena itu tidak heran gadis itu mampu membiayai sekolah hingga kuliah Agnes Dan juga menambah sedikit demi sedikit biaya pengobatan ayahnya yang sakit di zaman kemarin.

Gadis itu begitu memperhatikan ayah nya dan saudara kembarnya, namun dia lupa untuk memperhatikan kesehatannya sendiri dan membahagiakan dirinya sendiri.

mungkin hingga hari ini untuk membeli pakaian baru Alessia harus berpikir dua tiga kali, sebab baginya ada yang lebih membutuhkan uang nya dari hanya sekedar soal membeli pakaian baru.

sejenak wanita tersebut menghela panjang nafasnya, dia hanya bisa berdoa semoga saja gadis tersebut menikah dengan laki-laki yang tepat yang bisa membahagiakan dirinya.

Sejak kecil hingga dewasa Alessia belum pernah menikmati kebahagiaan untuk diri nya sendiri, dia pikir jika Allah ingin memberikan gadis itu bonus atas semua perjuangan nya itu memang sudah sepantasnya.

lagi wanita itu mencoba untuk menghubungi Alessia sekali lagi, gadis itu mengangkat panggilannya.

Entahlah tapi dia hanya tiba-tiba merasa begitu mengkhawatirkan nya.

tapi meskipun dia telah menghubungi gadis itu berkali-kali, gadis itu sama sekali belum juga mengangkat panggilannya.

kau ada dimana nak? jangan membuat bibi khawatir.

Batin nya pelan.

******

Suara gemericik air terdengar memenuhi salah satu apartemen berukuran kecil dan sederhana yang ada di kota Manhattan tersebut, air tersebut berasal dari wastafel pencucian piring, bisa dilihat bagaimana air itu mulai memenuhi lingkaran wastafel tersebut secara perlahan, dipastikan jika tidak lama lagi air tersebut akan tumpah keluar membasahi lantai di bawahnya.

kilatan api kompor masih terus menyala dan mengeluarkan warna merah nya sejak tadi, sebuah panci yang berisi sup terlihat mulai mengering, bagian bawah panci tersebut telah berubah warna menjadi hitam, di bagian dalam panci itu secara perlahan mulai mengeluarkan warna merahnya dan mulai menghanguskan isi yang ada di dalamnya sedikit demi sedikit.

Barisan sayur-sayuran dan lain sebagainya yang ada di atas meja kitchen set mendominasi berwarna hitam putih terlihat memenuhi atas meja itu.

Suara dari handphone terus berbunyi dari atas meja ruang tamu apartemen tersebut, tapi meskipun suara handphone itu terus berdering tidak ada satu orang pun yang mengangkat panggilannya sejak tadi.

Suasana sepi dan sedikit mencekam terasa di sekitar ruangan apartemen tersebut, di sebuah lantai dingin dengan keramik mendominasi berwarna putih terlihat satu sosok tubuh seorang gadis tergeletak di sana untuk waktu yang cukup lama.

Entah berapa jam waktu berlalu sejak Alessia jatuh ambruk ke lantai, tidak ada satupun sosok manusia yang datang pertama atau melihat keadaannya saat ini.

Keadaan yang mencekam di sekitaran apartemen tersebut dari kondisi air hingga api kompor yang terus bergerak dan mulai menjalar membuat mata siapapun pasti akan takut melihatnya.

Bisa dipastikan jika Alessia tidak kunjung bangun dari posisi tidurnya, sesuatu yang buruk akan benar-benar terjadi dalam apartemen tersebut.

Air tidak lama lagi akan membanjiri apartemen tersebut secara perlahan, dan api dari kompor yang masih menyala itu dipastikan akan menyambar kemana-mana dan semua tragedi besar tidak terelakan dijamin akan terjadi dalam hitungan waktu.

Aroma angit dan gosong yang berasal dari panci sayur sum yang ada di atas kompor terus tercium sejak tadi dan mulai memenuhi ruangan apartemen tersebut, kabut asap mulai perlahan memenuhi panci tersebut.

Di lantai, terlihat satu gerakan dari tangan Alessia, seolah-olah gadis itu mulai menyadari tentang sesuatu, mencoba menyadarkan dirinya secara perlahan, memaksakan dirinya untuk membuka bola matanya secepatnya.

Rasa pening dikepala nya dan sakit di perut nya terasa mendominasi, tapi dibandingkan dengan yang tadi saat ini masih bisa di bilang cukup baik-baik saja.

Alessia sama sekali tidak tahu berapa lama dia telah terlelap, hingga akhirnya dia menyadari soal sesuatu.

"No..."

Gadis itu memaksa dirinya untuk bangun dari posisi tidurnya, dengan perasaan panik dia langsung mematikan api kompor serta air yang ada di wastafel.

Alessia mencari sebuah handuk bekas, mencelupkan nya kedalam air dan dengan gerakan panik langsung mencoba memadamkan api kompor yang mulai menyala-nyala dan akan menyambar beberapa arah.

Ada apa ini?.

Gadis tersebut terlihat begitu bingung, begitu memastikan api kompor tersebut telah mati, Alessia langsung yg terduduk dengan lemas.

Dia mencoba memijat kepalanya untuk beberapa waktu sembari berfikir dengan bingung apa yang terjadi dengan dirinya tadi.

Dia pikir sepertinya kondisi tubuhnya tidak baik-baik saja belakangan ini, seperti saran dari Bibi mudanya, mungkin dia memang butuh pemeriksaan lebih lanjut ke rumah sakit soal kesehatannya.

Sepersekian detik kemudian Alessia baru sadar, seseorang terus menghubungi nya sejak tadi, dia langsung berlarian menuju kearah meja tamu dimana handphone nya terus berdering, gadis itu menyambar handphone nya dengan cepat.

"halo?!"

Jawab nya pelan dengan perasaan yang masih cukup bingung.