Matahari bersinar menerangi pagi yang sejuk, daerah pedesaan selalu memiliki pemandangan yang indah, semua orang memulai aktivitas mereka masing-masing.
Jalanan dipenuhi dengan sepeda motor dan beberapa sepeda, para siswa menaiki angkutan umum untuk berangkat sekolah tak terkecuali seorang gadis yang tengah berlari di ujung gang.
Gabby berlari menuju angkutan umum, dia dengan cepat duduk di pojok belakang mobil. Tubuhnya yang kecil terhimpit di belakang, setiap pagi angkutan umum selalu ramai.
mobil melaju membelah jalan, tak jarang harus membunyikan klakson dan berhenti sembarangan tapi, semua pengguna jalan sudah mengetahui itu.
"kiri bang!" seru Gabby.
Gabby turun di depan gerbang sekolah SMA Nusantara bersama beberapa murid yang berada di angkutan umum yang sama, gadis itu langsung masuk ke sekolah barunya.
Saat sampai di lapangan utama gadis itu terdiam menatap gedung sekolah yang terkesan luas, gedung dengan tiga lantai berdiri kokoh melingkari lapangan, dengan sebuah lorong di tengahnya.
"kalau begini ruang gurunya yang mana?" gumam Gabby sambil terus berjalan mengikuti murid lainnya.
Baru sampai di depan lorong Gabby dikejutkan dengan seseorang yang melemparinya gumpalan kertas, saat gadis itu menoleh seorang siswa tertawa dengan keempat temannya.
"anak mana nih?! kok nggak pernah keliatan?" serunya sambil mendekati Gabby.
Gabby yang merasa risih hanya melirikkan matanya ke arah lima siswa tersebut, sebenarnya mereka terlihat biasa-biasa saja tapi, sepertinya ada yang berbeda.
"wah, bisu nih mal!" seru siswa lainnya dengan wajah yang mirip seperti orang Arab.
"aku gak bisu." balas Gabby dingin.
"dia bisa ngomong Ipul!" Malha menoyor kepala Ipul yang ada di belakangnya.
"Ya.... mana ku tahu orang cuman nebak." cerocos Ipul yang memiliki paras wajah Arab tersebut.
"murid baru kali?" kali ini siswa disamping Ipul menunjuk Gabby.
"iya aku murid baru di sini dan dimana ruang guru di sekolah ini?" ucap Gabby yang sudah muak dengan sekumpulan siswa yang sok asik tersebut.
"hmm.... kasih tau gak ya...." malha memasang wajah konyolnya.
"kasih tau ajalah nanti nangis." kata siswa yang paling besar diantara mereka.
Gabby menatap mereka satu persatu dengan malas, baru saja ingin berbalik untuk pergi seseorang yang daritadi asik dengan hp membuka suara.
"ruang guru ada di ujung lorong belok kanan pintu ke tiga."
"kok dikasih tau sih, Azzam!" seru Malha menginterupsi, tapi Azzam sudah fokus pada hpnya lagi.
"terimakasih." Gabby berbalik dan meninggalkan mereka yang masih berdebat.
Gabby melirik jam tangannya yang selalu bergerak, "kok aku malah diem aja sih di situ, buang-buang waktu aja."