WebNovelbad liar50.00%

1

Di pagi hari yang cerah SMA Nusantara memulai upacara bendera, seluruh murid berbaris rapih di bawah sinar matahari.

"Cepetan!" seru Malha kepada ketiga teman-temannya.

mereka memasuki sekolah melewati gerbang belakang dengan tas yang masih berada di punggung mereka, mereka terlambat.

"ini teh beneran aman?" tanya Ipul yang menatap awas sekitar.

"Udah mending turu daripada ikut upacara." kata Zaky yang memiliki tubuh paling besar diantara teman-temannya.

"lagian kalau kita ke lapangan kita bakalan ketahuan." bisik Malha.

"ekhem!"

Seketika ketiga siswa itu terdiam, seorang guru wanita dengan sanggul besar di kepalanya berdiri dengan kedua mata yang melotot tajam.

"selamat pagi ibu Rosa yang selalu wangi tak terlupakan." sapa Malha dengan senyum mempesona miliknya.

"pagi Bu...." sapa kedua temannya yang lain.

"cepat ikut ibu!" bentak Bu Rosa galak.

Di lapangan barisan murid mulai berbisik-bisik saat tiga orang masuk ke lapangan, mereka dituntun Bu Rosa hingga berdiri sejajar dengan tiang bendera.

"siapa?" tanya Gabby yang masih berusaha berjinjit.

"biasa Veteran Boyz." jawab Ana yang berdiri di sampingnya.

Gabby mengerutkan alisnya, "Boy apaan?"

Ana menghela napas lalu memutar kedua matanya, dia sedikit menundukkan kepalanya agar bisa berbisik kepada Gabby, "Veteran Boyz, gengnya si Malha dkk."

Gabby mengangguk pelan, "Malha, kayak pernah denger." batinnya.

cuaca semakin panas dan upacara lebih lama dari biasanya, padahal upacara hampir selesai tapi ceramah kepala sekolah diperpanjang karena membahas mereka.

"huh, panas banget." gerutu Gabby saat berjalan menuju kelasnya.

Ana mengangguk, "pokoknya sampe kelas mau langsung tidur."

"Tidur mulu." Gabby mengibaskan topinya agar menimbulkan angin.

"Gabby, btw udah semingguan kamu sekolah di sini tapi kok bisa belum tau Veteran Boyz?" tanya Ana dengan ekspresi tidak percaya.

"emang semua orang harus tahu apa namanya, Veteran...." Gabby memutar bola matanya.

"mereka itu terkenal banget lho, di sekolah ini. Gak semua yang buruk sih ada yang baik-baiknya juga tapi, aku saranin jangan deket sama mereka." jelas Ana panjang.

mereka berjalan bersama hingga memasuki kelas yang berada di lantai tiga, kelas 11 MIPA 3, Gabby duduk di barisan ketiga yang dekat dengan jendela dulunya tempat yang dia duduki adalah milik seorang siswi yang culun yang tidak betah sekolah di sini karena pembulian.

Ana langsung menjatuhkan kepalanya di atas meja, "Kalo ada guru bagunin okay!" pinta Ana.

Gabby mengangguk, dia tidak begitu memiliki banyak teman bahkan teman yang sekelas dengannya saja tidak begitu akrab.

Gabby memalingkan wajahnya ke arah luar, di lapangan tiga orang sedang berlari mengelilingi lapangan, mereka berlari sambil bercandaan.

"Malha, aku ingat sekarang." gumam Gabby.

Sementara itu di lapangan tiga orang siswa sedang berlarian. Badan yang paling besar yang tertinggal dibelakang, sedangkan dua lainnya berlari menertawainya.

"Malha, Ipul tungguin gak!" seru Zaky yang berada di paling belakang.

"makanya jangan lambat kek siput!" seru Malha yang terus berlari tanpa menoleh ke belakang.

"selamat lari sendirian Zaky!" Ipul melambaikan tangannya dengan senyuman.

"awas kalian!" Zaky berlari lebih cepat dengan kedua tangan di depan, dia berlari bagaikan zombie yang mengejar mangsanya.

Namun sayangnya Zaky tidak sanggup menyusul kedua temannya yang berlari bagaikan tidak memiliki beban di tubuhnya, berbeda dengannya yang terasa kesusahan untuk berlari.

##

Bel berbunyi tanda waktu istirahat dimulai, semua murid SMA Nusantara keluar dari kelasnya menuju ke berbagai tempat namun, sebagian besar mereka pergi ke kantin yang terletak di belakang sekolah.

"Ana kamu nggak mau ke kantin?" tanya Gabby sambil menyenggol lengan Ana yang ada di atas meja, kedua matanya terfokus kepada layar hp di tangannya.

"nggak, aku lagi diet." jawab Ana yang masih asyik memperhatikan video orang-orang yang sedang menari dan menyanyi, mereka menyanyikan bahasa yang tidak Gabby mengerti.

Dengan malas Gabby meninggalkan temannya dan pergi ke kantin, biasanya dia tidak akan ke kantin kecuali ditemani teman barunya, Ana. tapi, hari ini dia sangat lapar karena melewatkan sarapan pagi hari tadi.

Suasana kantin yang ramai menyulitkan Gabby untuk mencari makanan alhasil, dia hanya pergi ke warung dengan snack di ujung kantin.

Saat sedang memilih jajanan seruan seseorang dibelakangnya menarik semua perhatian yang ada di sekitarnya, bagaimana tidak mereka datang dengan sangat heboh.

"Bibi, we are back!" seru Ipul yang langsung berdiri di depan lemari es dan dia langsung memilih minuman di dalamnya.

Gabby memutar bola matanya jengah, "lagi-lagi mereka, berisik banget lagi." batin Gabby yang kembali memilih snack.

"Bibi apa kabar nih?" seru Malha dia mengambil sebungkus kripik pedas.

"bibi baik, temen kamu yang satu lagi mana?" seorang wanita paruh baya pemilik warung tersenyum lebar.

"biasa, Zaky lagi ngadem di bawah kipas di kelas." jawab Malhan.

pemilik warung tertawa, "bukan si Zaky, itu yang kurus juga yang matanya rada sipit, aduh siapa itu namanya bibi lupa?"

Malha mengangguk, "Azzam dipanggil ke ruang guru bi." jawab Ipul yang menyodorkan uang kepada bibi.

"lho kenapa kok dipanggil dia?" tanya bibi sambil mengembalikan kembalian uangnya.

"pengen tau aja apa pengen tau banget bi?" tanya Ipul dengan memasang wajah konyolnya alhasil mendapatkan tamparan yang dari si bibi.

sedangkan siswa yang memiliki bulu mata yang tebal itu hanya tertawa, " kok bayar sendiri doang sih?" tanya Malha kepada Ipul.

"Situ orang kaya, jangan gitu sama yang lebih kaya." ucap Ipul.

Gabby yang sudah selesai memilih langsung menghampiri wanita paruh baya tersebut dan segera membayarnya, gadis itu mengabaikan perdebatan dua manusia di belakangnya.

"hei anak baru!" seru Malha tiba-tiba.

"selamat pagi menjelang siang!" tambah siswa yang bernama Ipul.

"aduh mau apa lagi sih mereka?" batin Gabby.

"bayarin Malha dulu dong, cuman kripik doang palingan dua ribuan. duitnya ketinggalan di kelas." kata Malha sambil tersenyum lebar.

Gabby menggidikkan bahunya dan memalingkan wajahnya, "maaf kita gak saling kenal." lalu dia pergi meninggalkan warung tersebut.

"Malha!" seru seseorang dengan suara cemprengnya.

seorang gadis cantik dengan rambut panjang sepinggang berlari ke arah Malha, siswi tersebut berlalu melewati Gabby.

"Kamu di sini ternyata."

Gabby kembali melanjutkan perjalanannya untuk menuju ke kelas, jarak antara kantin dan kelasnya cukup jauh mengingat kelas yang dia diami berada di lantai tiga pintu ke tiga.

"Mutia ngapain di sini?" Tanya Ipul.

Sedangkan Malha memalingkan wajahnya, tangannya mengusap wajahnya kasar.

"Mutia nyari Malha daritadi." ucap Gadis yang bernama Mutia sambil mengayunkan lengan Malha.

"Mau apa sih?" tanya Malha dengan penuh penekanan.

"Ih kok Malah gitu, Mutia tuh nyariin Malha di kelas tapi gak ada jadi Mutia ke sini." jawab Mutia dengan senyum manisnya.

Malha membalikkan tubuhnya hendak meninggalkan Mutia tapi gadis itu berseru kencang, "Malha nanti aku mau ketemu sama Tante Manda titik!"