Trik Ibu Tiri 2

Dengan santai kuhampiri ibu tiri yang mulai sibuk mengusap air matanya. Memasang ekspresi seserius mungkin, setengah meledek aku bicara.

"Begini lebih baik, Bu. Daripada menyita ATM saya. Kalau martabak satu truk laku, hasilnya lima ratus juta lebih!"

Kaivan terbahak sambil mengamati suasana. Entah kenapa, sinar matahari tidak membuat ketampanan jin itu meleleh.

"Dasar anak kurang ajar! Durhaka kamu, Naya!"

Tring!

Entah apa yang ingin dilakukan istri kedua Ayahku itu, sambil tidak berhenti menyumpah. Kaivan tiba-tiba menunjuk tas branded di tangan kanan ibu. Tas terbuka dengan posisi terbalik. Handphone, bedak, dan isi dompet yang semuanya lembaran merah berhamburan ke tanah.

"Loh, ibu ada uang. Kok tadi minjem, sih?" ucapku kesal. Tidak habis mengerti dengan isi kepalanya.

Ibu tiri yang sejak tadi terkena apes, semakin panik, memunguti barang-barangnya tanpa merespon aku. Sementara, Ayah tidak sempat melihat kami. Terlalu sibuk dikerumuni pembeli.