Ting tong!
Ting tong!
Aku bermaksud melihat persediaan minuman dingin dalam kulkas, saat bel pintu depan berbunyi terus menerus. Tamunya seperti ada kepentingan mendesak. Menoleh ke meja makan semua menu sudah tersedia, tapi tukang masaknya ilang. Mungkin langsung masuk lampu menunggu dipanggil, sesuai kesepakatan.
Tidak ingin Kaivan di dalam lampu terganggu, aku buru-buru ke ruang tamu dan membuka pintu. Tapi, langsung sport jantung begitu melihat siapa yang datang senja kali ini.
Sosok laki-laki berpakaian serba hitam berdiri dengan ekspresi angkuh. Tatapannya dingin menusuk dan kedua tangan terlipat di dada. Mulutnya sesekali mendesis, sesekali mencibir jijik.
Apa aku tidak salah lihat? Kenapa ....
"Minggir! Gue mau masuk!"