"Satu!"
"Dua!"
"Tiga!"
Tring!
Tepat sebelum kata "lempar" meluncur dari mulut Om botak tanpa bantuan toa, Kaivan mengarahkan jari tengah dan jari telunjuknya. Membuat suasana seketika berubah.
Om botak tidak jadi memberi aba-aba supaya bodyguardnya gerak cepat melempar obor, ia justru heboh sendiri mengibas-ngibaskan pakaian yang dikenakan. Dan, kawanan kecoa yang entah berjumlah berapa ratus berjatuhan ke tanah.
Tentu saja empat orang pembawa obor bodyguard Om botak ikut panik, histeris sambil mundur-mundur menjauhi bosnya. Hmm, laki-laki kok takut kecoa.
Aku dan Kaivan keluar dari perdu tempat persembunyian, terbahak sepuasnya mendapati 'stend up komedi' gratis. Bersamaan itu, orang-orang berdatangan membawa kamera dan handphone. Puluhan lampu flash menyorot Om botak, semua orang ingin memosting dengan versi masing-masing.