Tanpa membuang waktu mumpung masih pagi, aku segera bersiap. Kaivan lenyap dari pandangan beberapa menit, untuk mengamankan rumah dari gangguan apa pun. Bonusnya, tring jin tampan itu membuat semua ruangan bersih secara instant.
Tujuanku sudah jelas, rumah Kakek untuk menenangkan diri satu atau dua minggu sambil memikirkan cara menghadapi kenyataan.
Tring!
Kaivan menciptakan sebuah mobil berwarna hitam, saat tiba di garasi. Aku segera mengemudi ke luar kompleks diiringi tatapan tidak suka para tetangga. Iya, hari ini juga kami berangkat ke Parang Sewu dengan mobil pribadi. Kaivan ikut, tugasnya menyelesaikan masalah, lebih banyak tentu saja.
"Kalau naik mobil, perjalanan dari Jakarta ke rumah Kakekmu berapa jam, Naya?" tanya Kaivan tiba-tiba.
Mobil yang aku kemudikan sudah jauh meninggalkan kompleks perumahan tempatku tinggal, sekarang terjebak macet di sebuah jalan satu arah.
"Lama, Van. Kan enggak terbang," balasku, lalu tersenyum.
"Kamu nggak capek nyetir lama?"