Namun, sekali lagi indra penciumanku terganggu. Bau darah bercampur daging terbakar yang tadi lenyap seratus persen, kembali menguar di antara pengharum mobil. Tidak hanya berhasil mengganti lapar dengan mual, tapi membuat bulu kuduk meremang hebat.
Shit! Terpaksa mobil berhenti lagi. Dasar hantu jail, pagi bolong kok muncul!
"Van, bangun!"
Kuguncang perlahan tubuh jin tampan yang mungkin sudah menemui mimpi indah, memaksanya membuka mata meskipun dengan resiko kena damprat setelah ini. Tidur sebentar selain membuat kepala pening, juga meningkatkan marah dadakan.
"Apa, Naya? Udah sampai, ya?"
Dia menegakkan tubuh, mengucek mata beberapa detik. Tepat saat itulah aku membisikkan sesuatu, tentang kemungkinan hantu kapas yang kembali diam-diam.
Kaivan berdecak, sejenak merasakan keadaan sebelum bergumam.
"Ia membawa energi jahat lebih besar!"
"Terus bagaimana? Kamu bisa mengatasi?"
Kaivan terkekeh. "Tenang saja, tidak perlu panik!"