Aku mengangguk dan langsung membuka mata. Entah kenapa, setengah pikiran menjadi kebingungan. Kaivan ingin tanya apa? Aku ada salah atau bagaimana?
"Naya, kamu ingat ke sini tadi naik apa?" Kaivan mulai bertanya lembut.
Kedua alisku saling bertaut. "Naik ... taxi, mobil ... kayaknya mobil deh. Kan, perjalanan jauh."
"Tadi pas naik mobil lihat sesuatu, nggak? Misalnya diikuti apa gitu?"
Mana ada? Yang pasti ikut juga Kaivan.
Aku menggeleng. "Memang apa yang mengikuti aku, Van?"
Jin tampan di hadapanku tersenyum simetris, mirip psikiater yang begitu gembira karena pasiennya berhasil sembuh di tangannya.
"Berarti aku berhasil menghapus sebagian peristiwa dari ingatanmuu, Naya!" tukasnya.
Aku menatap Kaivan lekat, bermaksud minta penjelasan apa yang tadi kualami. Sumpah, rasanya seperti bangun dari mimpi buruk lebih dari satu. Sulit sekali diingat. Dan, laki-laki alam lain itu justru menyuruhku segera makan, lalu tidur.
Uft, apa boleh buat!
°°°°