Pergi ke Ibukota (2)

Heath mendongak ke atas, mencoba menyipitkan matanya agar bisa melihat lebih baik ke arah gerombolan merpati putih itu.

Kemudian, perlahan, gerombolan merpati putih itu membelah dan berpencar. Seorang pria muda yang menaiki platform yang terbuat dari burung merpati putih itu pun perlahan terlihat.

Pria itu tersenyum dengan ekspresi hangat yang begitu sempurna–terlatih dan sopan, seperti ciri khas yang begitu kentara.

“Your Highness,” Heath membungkukkan kepalanya pada pria muda itu.

Dan pria muda itu melebarkan senyumnya sambil berjalan mendekat setelah menginjak tanah.

“Young Lord Goldlane. Lama tidak bertemu,” Heinrich Hyacinth menyapa dengan suara hangat dan riang. Ia menepuk bahu Heath dengan akrab.

Tapi Heath hanya merasa tidak nyaman.

“Mengapa Anda selalu memakai Artificial Spirit berbentuk merpati putih, sih?” tanya Heath datar.

“Kenapa memangnya? Tidak cocok?” tanya Heinrich.