“Miss Laurel Obsidian, putri penguasa daerah ini,” ucap Harriet dingin, yang memikirkan hal yang sama dengan Liam. “Untuk sementara ini, mari kita tidak melakukan apa pun dulu. Aku akan bertanya soal wanita itu pada Jake Scolecite.”
Liam menghela napas panjang. “Baiklah, baiklah.”
Keduanya kemudian saling menatap sambil tersenyum satu sama lain. Liam memberikan seikat bunga di tangannya tanpa mengatakan apa pun dan merangkul pinggang istrinya dengan lembut sambil berjalan kembali ke kereta kuda yang disewanya.
Tapi Harriet agak terkejut saat Liam memberinya bunga-bunga tulip merah itu. Wajahnya merona saat ia sadar semua orang memperhatikan mereka.
Mereka tidak tahu bahwa alasan mengapa orang-orang masih banyak yang berkumpul di depan gereja sebenarnya adalah untuk melihat siapakah yang ditunggu Liam. Tapi setelah mereka semua tahu, mereka jadi mengerti.
Harriet, wanita muda yang terlihat anggun dan cantik memang pantas berdiri di sisi Liam.