Seorang petugas penjaga mendekati kereta mereka dan mengetuk pintunya. Ezekiel membukanya dan mengangguk pada petugas itu sambil menunjukkan insignia Putra Mahkotanya.
“Ah! Your Hi—!”
Petugas itu mengunci mulutnya saat melihat Ezekiel menaruh jari telunjuknya ke bibirnya. “Laporkan kedatanganku pada tuanmu, dan hanya tuanmu saja. Minta dia menemuiku di hotel tempatku menginap nanti. Mengerti?”
Ezekiel tidak ingin membuat keributan. Heinrich dan Ezra juga setuju.
“Saya mengerti, Sire. Selamat datang di Kota Pelabuhan Obsidian,” ucap petugas penjaga itu sambil membungkukkan tubuhnya dalam-dalam.
“Terima kasih,” Ezekiel menutup kembali pintunya, dan kereta kuda pun kembali berjalan.
Mereka pun melewati jalanan kota yang ramai. Meski hanya kota kecil, namun kota ini memiliki penghuni yang cukup padat. Kereta itu terus melaju hingga mereka mencapai salah satu hotel termahal di kota, yang lebih seperti penginapan dengan pelayanan yang lebih profesional.