Resto Dion ada masalah

Sesampainya dirumah Dion langsung berpikir keras bagaimana caranya agar Ratna mengagalkan rencananya. Dion tak mau jika Ratna merusak rumah tangga Farel.

Baru saja dia melihat Farel merasakan kebahgiaannya. Iya walaupun dia tau jika Farel menikah dengan Sella karna pernikahan kontark tapi dia yakin jika Farel sudah mulai menerima Sella. Dion bisa melihat saat Sella berdekatan dengan Niko maka Farel akan terus mencari kesalahan Sella dan memarahi gadis itu. Tapi tanpa Sella sadari kalau Farel sebenarnya selalu khawatir takut terjadi sesuatu padanya.

Saat dia sedang kebingungan orang kepercayaannya menelponnya. Dia langsung mengangkat panggilan itu.

Dion

Ada apa tumben kamu menghubungiku?

Tigor

Apa kamu bisa ke resto sebentar ada yang mau aku bicarakan?

Dion

Baiklah sebentar lagi aku akan kesana. Sekarang aku mau mandi bentar.

Tigor

Baiklah akan aku tunggu.

Dion langsung bergegas mandi saat sudah menutup panggilan dari Tigor. Dia yakin jika terjadi sesuatu dengan restonya kalau tidak tak mungkin Tigor menyuruhnya untuk segera kesana.

Dion sampai diresto langsung saja masuk ke dalam resto dan mencari Tigor diruangnnya. Dia sudah gak sabar untuk mengatahui apa yang terjadi dengan resto.

"Ada apa menyuruhku cepat-cepat kesini?"kata Dion.

"Ada sedikit masalah dengan bahan-bahan yang kita butuhkan."kata Tigor.

"Apa masalahnya?"kata Dion.

"Ikan segar yang biasanya mereka kirim beberapa hari ini tak datang dan juga persediaan telur kita juga hampir habis."kata Tigor.

"Kenapa bisa begini? Apa kamu sudah menghubungi para pemasok itu?"kata Dion.

"Kami sudah menghubunginya tapi kata mereka pasokan dari para nelayan akhir-akhir ini sangatlah kurang. Lagi pula yang kita berikan ke mereka terlalu rendah."kata Tigor.

"Lalu soal terlur bagaimana?"kata Dion.

"Kalau masalah telur aku masih berusaha untuk mencari pemasok baru."kata Tigor.

"Memangnya yang lama kemana?"kata Dion.

"Pemasok kita yang lama mengalami kebangkrutan."kata Tigor.

"Baiklah kita harus segera mendapatkan pemasok telur. Gini saja bagaimana kalau kamu besok pergi ke pinggir pantai dan langsung mencari pemasok dari para nelayan. Sedangkan aku akan mencari pemasok telur."kata Dion.

"Baiklah, oh ya apa kamu punya recana baru jika kita tak mendapatkan pemasok ikan segar?"kata Tigor.

"Kamu punya ide tidak?"kata Dion.

"Bagaimana kalau kita merubah resto kita menjadi resto untuk anak muda?"kata Tigor.

"Aku gak akan lakukan itu kamu tau kalau resto ini dibangun oleh kakekku dengan susah payah."kata Dion.

"Lalu apa yang akan kamu lakukan?"kata Tigor.

"Aku akan memiikikanya nanti, sekarang yang terpenting bagaimana kita mengatai ini dulu."kata Dion.

"Baiklah. Oh ya ini hasil resto kita bulan ini sangat berkembang pesat karena ide-ide gila mu itu."kata Tigor.

"Ide gila apa?"kata Dion.

"Sejak kamu mengelola resto, kamu selalu bisa memunculkan ide untuk menarik para pelanggan. Selain itu resep-resep yang kamu berikan itu selalu bisa memanjakan lidah pembeli."kata Tigor.

"Aku gak sengaja menciptakan resep-resep itu. Ya sudah kalau begitu aku pulang dulu. Aku tunggu kabar baikmu besok."kata Dion.

Dion pulang ke apartemennya lalu beristirahat. Saat dia baru saja beristirahat tiba-tiba ponselnya berbunyi.

Dion

Hallo selamat malam om ada apa malam-malam begini menelponku?

Papa Sam

Malam Yon, maaf kalau om menganggu kamu malam-malam begini. Om ma minta tolong padamu apa bisa?

Dion

Om mau minta tolong apa? kalau aku bisa bantu aku akan bantu.

Papa Sam

Besok kamu ada kuliah apa tidak?

Dion

Besok aku tak ada kuliah, ada apa ya om?

Papa Sam

Besok kamu bisa jaga Ratna sebentar apa tidak? Om ada acara yang tak bisa ditinggal.

Dion

Apakah tante Gita akan ikut om pergi?

Papa Sam

Iya, tante kamu itu gak akan bisa pisah dengan om. Apa kamu bisa menjaga Ratna sebentar saja?

Dion

Baiklah kalau begitu besok aku akan pergi ke Rumah Sakit.

Dion setelah menerima panggilan dari papa Ratna langsung saja pergi untuk tidur. Dia akan memikirkan bagaimana cara menyelesaikan masalahh resto.

Keesokan paginya dia langsung saja pergi Ke Rumah Sakit dngan perasaan yang tak menentu.

"Selamat pagi semua."kata Dion saat berada diruang Ratna.

"Pagi Yon, syukurlah kamu datang kesini, tante pikir kamu gak akan datang."kata mama Gita.

"Aku sudah berjanji kalau aku akan datang kemarin."kata Dion.

"Makasih ya, kalau begitu kami pergi dulu tolong jaga Ratna."kata mama Gita.

"Iya saya akan menjaga Ratna sampai om dan tante kembali."kata Dion.

Dion mendekati Ratna saat orangtua Ratna sudah pergi dari sana. Dia langsung duduk disebelah ranjang Ratna.

"Kenapa kamu yang kesini bukan Farel?"kata Ratna dingin.

"Bukannya kamu tau kalau Farel sudah menikah. Gak mungkinkan kalau dia akan datang kesini."kata Dion.

"Aku temannya apa dia tak perduli?"kata Ratna.

"Ada yang lebih penting untuk dia lakukan daripada menjaga kamu."kata Dion dingin sambil sibuk bermain ponselnya. Dia ingin agar Ratna sadar sampai kapan pun dia tak akan pernah mendapatkan Farel.

"Apa maksut kamu aku gak penting baginya?"kata Ratna menahan rasa kesalnya.

"Itu kamu tau, Rat kapan kamu sadar sih kalau kamu tak akan bisa mendapatkan Farel?"kata Dion.

"Aku akan menjadikan Farel milikku bagaimanapun caranya."kata Ratna.

"Dan aku akan mengagalkan rencana kamu itu. Jangan kamu pikir aku tak tau apa rencana kamu."kata Dion.

"Memang apa rencanaku?"kata Ratna.

"Kamu ingin tinggal dengan Farelkan? Aku akan pastikan kamu tak akan pernah tinggal dengannya."kata Dion.

"Kamu gak akan bisa mengagalkan rencanaku."kata Ratna.

"Aku akan buat kamu terikat denganku untuk selamanya."kata Dion.

"Kamu tak akan bisa."kata Ratna.

"Liat saja apa yang akan aku lakukan padamu nanti."kata Dion.

Saat Ratna mau membalas perkataan Dion terdengar suara ponsel Dion berbunyi. Dion langsung menyingkir dari Ratna agar dia tak tau apa masalah yang sedang dia hadapi.

[Bagaimana apa ada kabar baik?]

[Iya bos, mereka mau memasok langsung ke resto kita. Lalu soal telur bagaimana bos?]

[Maaf aku belum bisa pergi mencari pemasok karena sekarang aku ada diRumah Sakit.]

[Apa bos sakit?]

[Bukan aku yang sakit tapi temannku. Nanti setelah orangtuanya datang aku akan langsung kesana.]

[Baiklah bos kalau begitu saya tutup dulu teleponnya.]

[Oke tapi lain kali jangan panggil aku bos atau aku gak akan mengangakt telepon kamu.]

[Oke oke aku tutup dulu.]

Dion kembali duduk disebelah ranjang Ratna. Ratna heran dengan perubahan Dion yang jadi diam saat dia mendapatkan panggilan dari seseorang.

"Kamu kenapa?"kata Ratna.

"Memang ada apa denganku?"kata Dion balik bertanya.

"Apa kamu ada masalah biasanya kamu gak kayak gini?"kata Ratna.

"Kayak gini gimana Rat?"tanya Dion.

"Kamu biasanya selalu mencari masalah denganku."kata Ratna.

"Aku lagi gak ingin berdebat denganmu. Oh ya apa orangtuamu akan lama perginya?"kata Dion.

"Kenapa kamu tanya begitu apa kamu ada rencana lain?"kata Ratna.

"Iya aku mau bertemu seseorang."kata Dion.

"Pergilah aku bisa sendiri kok."kata Ratna.

"Aku sudah janji akan menunggu sampai mereka pulang baru aku akan pergi."kata Dion tetap kekeh dengan pendirianya.

"Ya sudah terserah kamu, aku mau istirahat dulu."kata Ratna.