Hari yang sudah disepakati telah tiba, Dion dan Ratna akan menikah sore ini. Ratna yang tak ingin menikah dengan Dion menghubungi Anto untuk mencelakai Farel karena Ratna yakin jika Dion tau jika Farel terluka Dion akan menggagalkan pernikahan itu tapi ternyata dugaan Ratna salah. Dion dan Ratna tetap saja menikah dihari itu juga.
"Saya terima nikahnya Ratna Danuarta binti Sam Danuarta dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."kata Dion hanya dengan sekali tarikan nafas.
"Bagaimana para saksi?"tanya pak penghulu.
"Sah."kata semua yang hadir disana.
Akhirnya mereka berdua sah menjadi sepasang suami istri, mama Gita sangat bahagia dan bisa tenang meninggalkan putrinya disini dengan Dion. Papa Sam juga bahagia karena putrinya menemukan pasangan yang tepat, dia berharap Dion bisa merubah putrinya menjadi lebih baik lagi. Apalagi kalau diingat kalau sekarang Ratna masih mencintai Farel dan ingin mendapatkan pria itu padahal dia sudah memiliki keluarga yang sangat bahagia.
"Rat, mama ingin bicara sama kamu?"kata mama Jelita.
"Mama mau bicara apa katakan saja."kata Ratna.
"Kamu sudah menjadi seorang istri sekarang, mama hanya berpesan agar kamu bisa jadi istri yang baik dan selalu memenuhi semua kebutuhannya."kata mama Jelita.
"Tapi ma..."kata Ratna yang gak jadi dia teruskan karena mamanya sudah berkata lagi.
"Kamu harus patuh pada suamimu karena sekarang dia yang akan memimpin dan bertanggung jawab atas dirimu nak."kata mama Jelita mengelus rambut Ratna dengan sayang.
"Kamu gak usah dengarkan apa kata mama kamu, kalau Dion berbuat kasar sama kamu bilang saja sama mama."kata mama Jelita.
"Ma, yang anak mama tu aku apa Ratna sih?"kata Dion sambil memeluk mamanya dari belakang. Ratna yang melihat itu merasa iri karena selama ini dia tak pernah begitu manja dengan mamanya semenjak adiknya lahir dan dia sering sakit-sakitan membuat perhatian mamanya lebih besar ke Nessa.
"Kamu anak mama tapi mama lebih sayang sama menantu mama, kamu tau kenapa?"kata mama Jelita.
"Memangnya kenapa ma?"kata Dion.
"Karena mama nanti bisa ajak Ratna jalan-jalan dan menghabiskan uang kamu."kata mama Jelita.
"Yah jangan dong ma, kenapa harus uangku? uang papa lebih banyak daripada punyaku."kata Dion.
"Masak sama istri masih perhitungan kamu?"kata mama Jelita.
"Ma, bukannya perhitungan tapi mama kan tau jika usahaku baru saja berkembang."kata Dion.
"Tenang saja aku gak akan habisin uang kamu tapi aku akan menguras tabungan kamu dengan mama ya gak ma?"kata Ratna meminta bantuan pada mama Jelita.
"Tu dengar apa kata istri kamu."kata mama Jelita.
"Kamu bisa gunakan uangku sesuka hatimu asal itu buat kebaikan."kata Dion yang dianggukin oleh Ratna.
"Kamu serius dengan perkataan kamu Yon?"kata Ratna yang gak percaya dengan perkataan Dion.
"Semua milikku sudah menjadi milikmu tapi jangan gunakan untuk perbuatan yang merugikan orang lain."kata Dion.
"Makasih."kata Ratna tulus.
"Itu sudah jadi kewajiban Dion, Rat kamu gak perlu berterimakasih."kata mama Jelita.
Saat mereka sedang berbicara Rachel dan Riski datang berkunjung tapi mereka dikejutkan dengan Ratna yang berpakaian kebaya seperti orang yang mau menikah. Ratna yang tau jika kedua temannya itu sedang bingung langsung menjelaskan pada mereka berdua.
"Kalian datang, aku pikir gak datang."kata Ratna pura-pura kesal.
"Maaf Rat, kami baru saja ada waktu buat jenguk kamu."kata Riski.
"Gak papa kok, kalian bawa apa itu?"kata Ratna yang meiihat Rachel membawa kantong plastik.
"Nih, ada buah dari kebun, aku gak tau kamu boleh makan apa gak?"kata Rachel sambil menyerahkan kantong kresek yang diterima oleh mama GIta.
"Makasih ya,kalian kok baru datang?"kata mama Gita yang sudah kenal dengan mereka berdua.
"Iya maaf tan, soalnya Riski sibuk kerja dan hari ini kebetulan kami berdua libur."kata Rachel.
"Oh ya sudah gak papa, yang terpenting kalian bisa datang sudah buat Ratna senang."kata mama Gita.
"Rat, ini ada apasih kok kamu pakai baju kebaya apa kamu mau nikah?"tanya Rachel.
"Iya Rat, apa kamu nikah?"kata Riski.
"Hari ini Ratna menikah dengan Dion."kata mama Jelita.
"Selamat ya Rat, maaf kami gak bawa hadiah kalau tau kamu nikah pasti kita bawain kado."kata Rachel.
"Kalian datang aku sudah senang kok."kata Ratna.
"Tapi kita yang gak enak."kata Riski.
"Kalian berdua ini kayak sama siapa saja."kata Ratna.
"Oh ya bagaimana keadaan kamu?"kata Rachel mengalihkan pembicaraan, dia tau jika temannya ini gak nyaman bicara soal ini.
"Alhamdulilah aku baik, besok juga sudah boleh pulang."kata Ratna.
"Syukur deh kalau kayak gitu."kata Riski.
"Oh ya ngomong-ngomong setelah ini kamu berarti akan tinggal sama Dion."kata Rachel.
"Ya iyalah kan mereka suami istri masak pisah tinggalnya?"kata Riski yang dianggukin oleh Ratna.
Mereka setelah berbicara berpamit pulang karena mereka berdua pasti sudah ditunggu sama anak didik mereka. Ratna sendiri hanya titip salam buat anak-anak kalau dia sudah sembuh pasti akan datang kesana untuk sekarang dia akan memulihkan keadaan dia terlebih dahulu. Setelah mereka pergi Dion masuk ke dalam ruangan.
"Mereka kemana?"tanya Dion.
"Siapa?"kata Ratna.
"Kedua teman kamu?"kata Dion.
"Mereka pulang ada urusan."kata Ratna.
"Aku gak nyangka kamu punya teman seperti mereka."kata Dion.
"Apa maksut kamu? Aku gak pantas berteman sama mereka?"kata Ratna.
"Kamu gak pantas berteman sama orang baik kayak mereka karena kamu adalah perempuan bermuka dua."kata Dion.
"Terserah kamu mau ngomong apa."kata Ratna yang tak ingin berdebat dengan Dion karena hari ini dia merasa lelah sekali.
"Oh oke, aku kesini cuma mau bilang sama kamu kalau mulai besok kamu akan tinggal denganku."kata Dion.
"Kalau aku gak mau kamu mau apa?"kata Ratna.
"Aku akan paksa kamu karena sekarang kamu adalah tanggungjawabku."kata Dion.
"Aku gak mau, aku mau tinggal dirumahku."kata Ratna.
"Kamu gak bisa menolak."kata Dion dingin lalu pergi darisana saat melihat orangtua Ratna masuk kedalam. Dion mau memberikan waktu pada mereka bertiga untuk berbicara dari hati ke hati.
"Rat, papa mau bicara sama kamu?"kata papa Sam.
"Mau bicara apa katakan saja."kata Ratna dingin membuat papa Sam menghera nafasnya.
"Papa setuju dengan pernikahan ini karena ingin yang terbaik buat kamu."kata papa Sam.
"Kalian gak tau apa yang terbaik buatku yang kalian tau hanya memaksaku untuk menuruti semua kemauan kalian tanpa memikirkan bagaimana perasaanku."kata Ratna.
"Sayang kami hanya mau kamu bahagia tanpa harus merusak rumah tangga orang lain. Apalagi kami liat Dion anaknya baik dan bijaksana."kata mama Jelita.
"Terserah kalian lagian semua sudah terjadi, kalau nanti terjadi sesuatu yang tak diinginkan maka jangan salahkan aku."kata Ratna.
"Kamu mau apa?"kata papa Sam.
"Itu bukan urusan papa."kata Ratna.
"Papa hanya ingatkan kamu jangan sampai kamu menyesal nanti."kata papa Sam.