Orangtua Dion datang ke Rumah Sakit

"Aku akan bertanggungjawab dengan pernikahan ini."kata Dion.

Tok tok tok

"Masuk."kata papa David.

"Maaf tuan, tuan dengan aden sudah ditunggu dimeja makan untuk makan malam."kata mak Mar.

"Iya mak, sebentar lagi kami akan kesana."kata papa David.

"Kalau begitu mak pergi dulu."kata mak Mar.

"Makasih mak."kata Dion.

Kedua pria itu langsung menyusul mak Mar untuk ke meja makan ternyata disana sudah ada ketiga wanita itu. Dion duduk disebelah mamanya berhadapan dengan Zahra. Zahra sendiri terus memandang Dion membuat pria itu risih sedangkan papa David yang melihatnya hanya tersenyum. Kali ini putranya akan menyakiti seorang gadis lagi dan mungkin juga akan membuat gadis lain juga patah hati jika dia benar menikah dengan Ratna.

"Kamu mau makan apa?"kata mama Jelita.

"Aku makan pakai ini saja ma."kata Dion.

"Kak, kenapa gak makan lebih banyak lauk? Ini banyak lo lauknya sayang kalau gak dimakan."kata Zahra.

"Ini sudah cukup kok."kata Dion.

"Yon tolong jangan terlalu cuek sama Zahra."kata mama Jelita.

"Memangnya kenapa ma?"kata Dion.

"Mama mau jodohkan kamu sama Zahra, Zahra sudah mau tinggal kamu saja yang belum mama tanya."kata mama Jelita.

"Maaf ma aku ga bisa, aku sudah meminta seseorang untuk menjadi istriku dan orangtuanya sudah setuju mereka tinggal menunggu mama sama papa datang ke rumahnya."kata Dion membuat semua orang terkejut kecuali papa David.

"Apa papa sudah tau tentang hal ini?"kata mama Jelita.

"Papa juga baru tau tadi ma."kata papa David tenang.

"Mi, Ra maafkan aku, aku benar-benar gak tau kalau Dion punya seorang kekasih."kata mama Jelita yang gak enak hati dengan Mia dan Zahra.

"Gak papa kok tan, untung saja ini belum tersebar jadi bisa diredam kabarnya gak sampai orang lain tau."kata Zahra.

"Kita tetap berteman baikkan?"kata mama Jelita yang khawatir jika pertemanannya hancur.

"Tenang kita akan tetap berteman kok."kata Mia.

"Makasih maaf ya."kata mama Jelita.

"Sudah gak usah dibahas lagi, ayo kita makan saja. Habis ini aku harus segera pulang."kata Mia.

"Kenapa buru-buru sekali?"kata mama Jelita.

"Kamu tau bagaimana suamiku."kata Mia.

"Iya kalau gitu maaf ya sekali lagi."kata mama Jelita.

"Sudah gak usah bahas itu lagi."kata Mia.

Mereka berlima tak berbicara lagi, mereka menikmati makan malam itu. Selesai makan malam Mia dan Zahra pamit untuk pulang. Setelah mereka berdua pulang mama Jelita langsung saja menyuruh untuk Dion menjelaskan tentang apa yang dikatakan tadi. Dia penasaran siapa gadis yang akan menikah dengan putranya.

"Coba jelaskan sama mama sekarang."kata mama Jelita.

"Jelasin apa?"kata Dion.

"Yon, gak usah mulai."kata mama Jelita.

"Oke, Dion akan jelasin."kata Dion.

Dion langsung menjelaskan dari awal samapi akhir tentang keadaan Ratna sekarang, awalnya mama Jelita juga tak setuju tapi setelah lama dibujuk dan diyakinkan oleh Dion barulah mama Jelita setuju. Mereka bertiga besok akan pergi ke Rumah Sakit untuk melamar Ratna. Setelah kepergian Dion, mama Jelita langsung bertanya pada papa David.

"Pa, apa keputusan kita ini benar?"kata mama Jelita.

"Kita doain saja keputusan yang diambil Dion itu benar, kita gak bisa menentang keinginan Dion karena dia anak kita satu-satunya."kata papa David.

"Iya juga pa."kata mama Jelita yang sudah pasrah dan dia hanya berharap jalan yang dipilih putranya itu adalah yang terbaik buat mereka.

Keesokan harinya mereka bertiga langsung ke Rumah Sakit, sampai diruangan Ratna mereka sudah disambut oleh orangtua Ratna. Mama Jelita dan mama Gita langsung terlihat akrab, Ratna yang merasa diabaikan hanya menghera nafas karena para orangtua sibuk dengan pembicaraan mereka masing-masing.

"Makasiha Rat."kata Dion.

"Makasih buat apa?"kata Ratna.

"Makasih karena mau membantuku buat cari pemasok telur diresto temanku."kata Dion tulus.

"Itu sudah jadi kewajibanku buat nolong kamu, bukannya selama ini kamu selalu ada buatku."kata Ratna tulus.

"Oh ya kamu dapat salam dari Rachel, katanya maaf karena dia belum sempat datang kemari."kata Dion.

"Iya nanti biar aku hubungi dia."kata Ratna.

"Rat, makasih ya karena mau menerima lamaranku."kata Dion.

"Aku gak terima dengan pernikahan ini, aku gak bisa menolak keinginan orangtuaku."kata Ratna.

"Apapun alasannya aku tetap berterimakasih sama kamu."kata Dion.

Saat mereka berdua sedang berbicara kedua orangtua mereka saling pandang dan tersenyum, papa Sam juga sudah lega karena melepas putrinya ditangan orang yang tepat. Walaupun dia sering bertengkar dengan Ratna tapi dia benar-benar sangat menyayangi putrinya itu melebihi apapun.

"Sayang, mama senang akhirnya kamu mau jadi menantu mama."kata mama Jelita membuat Ratna tersenyum canggung.

"Iya tante."kata Ratna.

"Kok panggil tante sih, mama dong sayang. coba sekarang panggil mama."kata mama Jelita lembut.

"Mama."kata Ratna yang langsung mendapatkan pelukan dari mama Jelita.

"Mama akan berusaha mencarikan dokter terbaik buat kamu, kamu gak boleh nyerah."kata mama Jelita membuat Ratna terharu karena mamanya sendiri tak pernah berkata menenangkan dirinya apalagi papanya yang hanya bisa menuntut ini itu tanpa dia tau apa yang diinginkan putrinya.

"Makasih ma."kata Ratna.

"Ini sebagai tanda pengikat untuk kalian 2 hari lagi kalian akan menikah."kata mama Jelita memberikan sebuah gelang emas yang sangat cantik.

"Ma, aku gak pantas dapatin ini."kata Ratna.

"Kamu pantas sayang karena kamu menantu mama, kalau butuh apa-apa jangan sungkan bilang saja sama mama. Kalau Dion kasar sama kamu, kamu juga bilang ke mama. Biar nanti mama akan marahin dia."kata mama Jelita.

"Ma, yang anak mama tu aku apa Ratna sih?"kata Dion.

"Ratna anak mama, mau apa kamu?"kata mama Jelita yang membuat Ratna tersenyum karena baru kali ini melihat wajah Dion yang benar-benar kesal. Selama ini Ratna gak pernah melihat Dion kesal walaupun diganggu olehnya ataupun kedua teman yang lain.

"Ma, aku boleh tanya sama mama sesuatu gak?"kata Rattna.

"Tanya apa sayang?"kata mama Jelita yang langsung sayang sama Ratna padahal awalnya dia tak suka dengan gadis didekatnya ini. Tapi saat semalama mendengar cerita dari Dion membuatnya merasa kasian dan ingin memberikan kasih sayang yang selama ini tak didapan oleh gadis cantik ini. Mama Jelita juga melihat jika Ratna ini sebenarnya gadis yang baik.

"Apa Dion selama ini selalu kesal kayak gitu?"kata Ratna.

"Dia memang selalu manja sama mamanya tapi kalau sama orang lain dia tak akan menunjukan rasa kesalnya, walau sebenarnya dia kesal."kata papa David.

"Papa apa-apaan sih."kata Dion yang gak suka jika rahasianya dibicarakan.

"Memang kenapa, Ratna juga berhak tau soal ini karena sebentar lagi kalian akan menikah."kata papa David.

"Gak papa."kata Dion.

"Tu liat sekarang taukan kalau Dion suka ngambek, kamu nanti mau yang sabar saja ya Rat."kata papa David yang hanya dianggukin oleh Ratna.