3 Jam sebelumnya ....
"Pete," panggil Vegas saat Pete membuat susu di dapur kapal. Lelaki itu pun mendekat demi memastikan sedang apa sang kekasih, lalu mengecup bibirnya sekilas. "Tidak biasanya sekali ...."
"Aku? Ya, memang. Hanya sedang ingin saja," kata Pete. Dia lantas membalas kecupan itu dengan cara yang sama. "Kenapa, Baby? Ingin aku membuatkanmu segelas juga?" tawarnya.
Rasanya agak aneh memang. Setelah semua ketegangan yang terjadi dalam keluarga Theerapanyakul, tidak banyak kebersamaan intim seperti yang mereka lakukan dulu. Namun, Vegas diam-diam senang. Pete tidak pernah protes dengan keputusannya menunda hari resepsi, dan itu rasanya luar biasa sekali.
"Tidak, karena aku akan pergi sore ini," kata Vegas. "Ke rumah Mossimo untuk urusan. Bersama Kinn. Kau tak masalah kutinggali penjagaan Porche?" tanyanya retoris.
Pete pun refleks tersenyum lebar dengan begitu manisnya. "Tentu saja, Khun Wegath," katanya separuh bercanda.
Vegas sampai tidak tahan untuk tak mengacak pucuk kepalanya sebelum pergi. "Good," katanya bangga. "Jadilah peliharaan baik hingga aku pulang, hm?"

"Oke."
Selama beberapa menit pertama, segalanya terasa begitu wajar. Pete mengganti infus Porche yang hampir habis perlahan-lahan, berikut duduk membaca buku di sebelahnya hingga agak bosan.
Pete juga mengecek kondisi napas Porche setiap sepuluh menit, lalu mencatatnya ke sebuah buku. Semuanya stabil. Setidaknya, hingga hampir 5 hari ini, jeda napas Porche masih 16 detik. Tidak ada kemunduran lagi, dan itu merupakan hadiah yang cukup banyak untuk tuannya Kinn Anakinn.

"Seriusan, Tuan Porche?" gumam Pete setelah menutup bukunya. Dia mengecek suhu badan Porche ulang, tampak sedih, lalu menggenggam jemari lelaki itu. "Maksudku, Porche. Atau siapapun namamu. Aku benar-benar kesulitan paham ...." Setiap detik, setiap menit, genggaman Pete pun semakin lembut kepada telapak itu. "Bukankah kau baik-baik saja pada malam itu? Tapi kenapa seperti ini."
Pete meraba lehernya sebentar. Perasaan mereka sama-sama dapat biusan di lokasi itu, tapi kenapa hanya dia yang baik-baik saja? Ini pasti bukan kebetulan.
"Pasti orang itu sangat-sangat membencimu," batin Pete dengan kening yang mengernyit dalam. "Tapi, siapa yang sampai begitu itu padamu? Padahal kau bukan tipe yang suka membuat masalah dengan orang lain--setidaknya dalam hal-hal yang serius."
Dan kalau diingat-ingat, kejadian ini dimulai sejak hari pernikahan Porche. Atau justru sudah sebelumnya? Pete tidak yakin dengan teori apapun, karena memang tak merasa sepandai itu. Hanya saja, bila Vegas sudah bercerita tentang pemikirannya, Pete senang mendengarkan bahkan jika itu akan keliru.
"Jadi, Tuan Kinn sungguh menyusulnya tadi malam langsung?" tanya Pete retoris.
"Kemungkinan," kata Vegas dengan memo kecil di tangannya. "Dan jika dia menggunakan cara ini. Sudah tentu ada yang tidak beres di rumah."

"Haaahhh ...." desah Pete tidak tahan. Lelaki itu mengucek matanya yang mulai mengantuk, lalu beranjak dari duduknya. Niat hati hanya ingin pipis, tetapi bagus juga bila kembali dengan membawa mesin uap. Biar Porche tetap hangat, berikut kaus kaki baru meski Porche tidak pergi kemana pun.
Pete bernyanyi-nyanyi lagi Korea yang dia suka sepanjang jalan, bersiul-siul, bahkan menyapa bodyguard di sekitarnya dengan senyum yang manis. Hanya saja, aneh. Beberapa dari mereka kini menatapnya bingung?
Pete bahkan sempat ditunjuk-tunjuk beberapa dari kejauhan, lalu dihentikan salah satu dari mereka.
"Tunggu, Tuan Pete," kata Gun. Lelaki itu berlari dari dek atas, lalu menggamit lengan kanannya hingga nampan nyaris oleng.
"Argh! Hati-hati, oi!" protes Pete kesal. "Kau ini hampir membuat mesin uapnya jatuh!"
Gun justru menyeretnya dengan beberapa rekan. "Sudah dapat," katanya. "Penyusupnya ada di sini, ganti." Dia berbicara lewat walkie talkie.
DEG

"Apa?! Aku?! Penyusup?!" Pete tampak begitu bingung, tetapi dia benar-benar diberangus dari tempat itu, bahkan hingga nampannya terjatuh.
BRAKH!!!
"SIAL! APA YANG SEBENARNYA TERJADI DI SINI?!" teriak Pete diantara kokangan tangan mereka. Dia pun berontak sekuat tenaga, bahkan bertarung hingga nyaris membuatnya lompat nekad ke dek bawah.
BUAGHHH!!
"ARRRGHH!"
BUGHH!
"Rasakan itu, BRENGSEK! Siapa yang kau bilang penyusup?!"
"TAPI TADI--ARRGH!"
BRAKHHH!
Rasanya agak kaku, serius! Semenjak dirinya lepas dari tugas bodyguard dan menjadi kekasih resmi Vegas, tubuh Pete seperti kurang latihan. Meskipun begitu, sebagai mantan kepala di garda bodyguard Thankhun, dia jelas tidak langsung selemah itu.
Dengan kekuatan penuh, Pete bisa membuat bodyguard-bodyguard itu tumbang, bahkan ada yang muntah darah meski tidak pingsan. Dia tidak menggunakan pistol meski bisa. Dan dia juga melempar jauh tiap pistol mereka yang pernah ditodongkan padanya. Jangan sampai ada yang mati!! Sebab di matanya, mereka masih sama-sama saudara.

"Hahhh ... hahh ... hahh ...." Pete pun tersengal sebentar begitu membereskan pertarungan malam itu. Lengan sampai dipuntir perlahan agar lega dari rasa ngilu, baru melompat ke dek kamar Porche untuk mengecek.
Sungguh ada yang tidak beres!! Sebab bukan hanya gerombolan ini, dari bawah tim bodyguard lain juga ingin memburunya juga. Mereka ini apa sudah gila?! Tidakkah semuanya mengenali dia itu--
"PORCHE!"
BRAKH!!
Tepat saat Pete membuka kamar sang calon sepupu ipar, pemandangan mengerikkan lah yang dia lihat di dalam sana.
CRAKH!
"BANGUN!"
"ARRRGHH!!" teriak Porche dengan suara pedihnya.

Detik itu, Pete bahkan nyaris tidak mempercayai matanya sendiri. Sebab di seberang sana, sungguh ada sosok lelaki tiruan dari dirinya, menggunakan pakaian yang sama persis, wajah seolah mereka kembar sedari lahir, dan kini tengah menancapkan jarum suntik ke paha Porche sesuka hati.
Hebatnya, Porche langsung sadar saat itu juga. Lelaki itu memuntahkan darah, tampak sangat kesakitan, tapi lemas dan harus dijambak dulu hingga benar-benar duduk.
"KUBILANG BANGUN YA BANGUN!" bentak "Pete 02" itu kepada Porche. Namun, setelah tubuh Porche dilemparnya ke sofa, dengan santainya sosok itu justru merokok untuk menunggu Porche berhenti terbatuk-batuk. "Cih ... benar-benar misi yang merepotkan. Kenapa tidak menyuruhku langsung membunuhnya saja."

Gestur, mimik wajah, suara, bahkan caranya melirik Pete sendiri ... sosok "Pete 02" itu benar-benar tidak memiliki kecacatan apapun. Dia tiruan yang sempurna, memiliki nyawa genap, dan Pete sampai meragukan keaslian dirinya sendiri.
"OI, KAU!!" teriak Pete begitu sadar dengan situasi itu. "DIAM DI TEMPAT, KEP*RAT!"
KACRAK!!
Seketika, Pete pun siaga tinggi. Dia menodong sosok itu dengan senjata, tetapi malah dibalas dengan senyuman. "Apa?" tanyanya. "Mau membunuhku dengan benda itu? Benar-benar sangat konyol."
"Apa?!!"
Tidak mau basa-basi lagi, Pete pun menembakkan beberapa pelurunya sekaligus.
DORR!! DORRR!! DORRR!!
Dia benar-benar tidak ingin sinting! Namun, sekujur tubuh Pete langsung dingin ketika peluru-peluru itu hanya membocori kulit "Pete 02" hingga darahnya menciprat.
"Oh ...." desah sosok itu dengan mengusap dada kirinya yang basah. Dia hanya berkedip beberapa kali, menjilat darahnya sendiri, lalu menatap Pete yang gentar tanpa sanggup disembunyikan lagi. "Jadi begini rasanya eritrosit." (*)
(*) Nama lain dari sel darah merah.
DEG
"APA?!"
"Aku jadi ingin merasakan milik manusia lain juga ...."
"Sumpah demi tuhan aku harus melakukan apa?!" batin Pete frustasi. Hal itu lebih diperparah karena suara serak Porche tiba-tiba mendistraksi fokusnya.
"Pete ...." panggil Porche dari arah sofa. Lelaki itu meremas kepalanya sendiri, lalu melihat situasi mereka dengan mata yang kabur. "Pete ... aku tidak salah kan kalau itu suaramu?"

Namun, sebelum sempat Pete berpikir, sebuah tendangan keras sudah melompat langsung di wajahnya.
"KAU SEDANG MELIHAT KEMANA, HAH?!"
BUAAAAAGHHHHHH!!
"UHOKKHH!"
"BENAR-BENAR MENJIJIKKAN PUNYA
PROTOTIPE LEMAH SEPERTIMU!!" (*)
(*) Prototipe itu semacam rancangan awal. Atau desain asal. Jadi, di sini dia merupakan klona/tiruan Pete versi asli.
BRAKHHH!!
Tanpa aba-aba, tubuh Pete pun terpental ke dinding hingga dia merosot terduduk. Wajahnya tercoreti luka seketika, dan bibirnya lecet di sana-sini. Gilanya, beda jauh dengan Pete, sosok tiruannya justru tetap bugar, malahan darah yang mengalir dari tubuhnya mulai berkumpul sebelum terserap tubuhnya kembali. Bersih. Hilang. Walau lubang bocor di dadanya butuh waktu lebih untuk sungguhan menutup.
"Aku benar-benar akan mati! Mati! Mati!" teriak Pete dalam hati. Dia bahkan sudah memejamkan mata untuk siap dihajar, tetapi mendadak ada Gun dan para kawanannya menyusul dari belakang.
"TUAN PETE, JANGAN--"
DORRRR!!!
"BERISIK!!"
KACRAK!
"TURUTI AKU ATAU AKAN KUBUNUH MEREKA DI TEMPAT INI!"

Saat itu, diantara ceceran darah Gun yang mengalir di depan pintu, Pete mendadak bisa mendengar suara makian seorang Kinn Anakinn dari ponsel yang terlempar di sudut kamar.
"VEGAS, BRENGSEK! KAU DI SINI HANYA UNTUK MENGALIHKAN PERHATIANKU BUKAN?! JAWAB!"
KACRAK!!
Bersambung ...
SELAMAT UNTUK SAUDARA "Magnum_Gun"!! Cuma kamu yang benar-benar tajam kali ini! Uwu! Tebakannya benar, Dear!!!

🔥🔥🔥
Walau masih belum ada yang bisa nebak villain aslinya 😂 karena faktanya manusia-manusia klona ini masih suruhan "seseorang" atau menjalankan misi saja.
Oh, iya ... abis disuntik "Pete 02" si Porche udah bangun nih! Uhuy! Siapa penasaran kapan dia ketemu Kinn dan Lauraaaa!! 😍😍😍😍
See you next chapter!!
~Ren~