Sebenarnya aku bingung menghadapi kalian🗿😭😂 Kebanyakan pengen aku update cepet dan udah diusahakan selalu lho ya, dear. Setiap hari up mulai 1-3 bab tergantung kesibukanku di dunia nyata. Tapi, ya ... namanya FF cepet digarap berarti cepet tamat. Kenapa malah pada bilang sama saya enggak boleh tamat? 💀🤣 [Seingetku ada 7 orang yang udah bilang gitu]. Kan author-nya pusing double ini.

[Ekspresi Thankhun bener-bener mewakili perasaan saya. Oh, iya. Abis FF ini tamat, aku mau Hiatus dulu yaaa].

Vegas tak peduli dengan Kinn yang terus mengejar di belakang. Di pikirannya hanya ada Pete, dan bagaimana cara cepat sampai ke kapal. Pintu mobil Kinn bahkan dibantingnya begitu saja. Lalu menghambur ke dalam.
"Pete ...."
Meskipun begtiu, Vegas tidak terlihat emosional. Dia langsung menuju tempat sumber kekacauan, yang ternyata adalah kamar perawatan Porche. Di sana, penghuninya sudah tidak ada. Hilang. Namun, Vegas bisa memastikan kejadian ini belum ada dua puluh menit. Sebab hangat tubuh Porche masih sangat terasa, bahkan sisa-sisa penjagaan Pete juga di tempat itu.
KACRAK!
"Pertama-tama, aku hanya ingin penjelasan ...." tanya Kinn putus asa. Lelaki itu memang menodong pelipis Vegas dengan kaliber istimewanya, tetapi juga tampak ingin memarahi diri sendiri.

"Pete adalah milikku," kata Vegas. "Dan aku paham seperti apa dirinya. Tapi jika kau masih tidak percaya, tembak saja aku di sini. Bukankah sudah kukatakan kau boleh mengambil nyawaku kapan pun."
Tangan Kinn sudah terasa begitu gatal. Dia ingin sekali menghabisi Vegas di tempat, tapi itu keputusan yang sungguh tak bijak. Tidak ada bukti nyata di depan matanya. Hanya Porche dan Pete yang sudah tak ada, satu mayat bodyguard yang teronggok di sekitar mereka, sisanya adalah pihak yang bersaksi bahwa Pete tadi ada 2.
Ini memang tidak masuk akal. Namun, Kinn justru mengembalikan kaliber itu ke dada Vegas. Prakh!
"Sudahlah, lupakan," kata Kinn. Namun, meski dengan kening yang berkerut-kerut, itu justru pertama kalinya dia memeluk Vegas, bahkan meremas rambutnya seperti abang kepada adik. "Terima kasih telah benar-benar jadi saudaraku, Vegas."
"...."
"Terima kasih juga telah membuatku waras diantara situasi gila ini."
Karena aku pun mengenalmu, seperti kau mengenal lelaki itu.

Mereka pun duduk di tempat itu untuk menenangkan diri. Baik Vegas maupun Kinn sempat meremas rambut masing-masing. Namun, itu hanya sejenak. Kinn mulai memandangi sepupunya yang berjalan mondar-mandir, tampak berpikir begitu keras, kemudian duduk lagi bagai orang kehilangan arah.
Kalau tahu lokasi targetnya, mereka pasti akan segera mengejar. Mau itu hidup atau mati, Vegas dan Kinn tetap memilih membawa kekasih mereka pulang.
Namun, posisi keduanya ada di titik yang sama sekarang.
"Kau ingat ... hari itu aku pernah membahas tentang tujuh wajah?" tanya Vegas tiba-tiba. "Maksudku, flashdisk. Sebenarnya setelah kau pergi menghilang, Arm memberikan salinannya padaku juga."
Kinn hanya memandangnya untuk menyimak. Sebab mata analitis Vegas memang lebih tajam darinya. Bila tidak, Kinn takkan bisa menyimpulkan semua situasi ini dengan begitu baik. Jelas-jelas memang Vegas yang mengukuhkan posisinya sebagai kepala keluarga selama ini. Bila dirinya masih memandangnya sebelah mata, Kinn pasti punya noda dosa yang tak bisa dia hapus lagi dalam seumur hidupnya.

"Mungkin aku belum sempat bergerak karena waktu itu langsung menyusulmu kemari," kata Vegas. "Tapi, diantara mereka, sudah dibuktikan Arm kalau ada yang mati salah satunya."
"Maksudmu tinggal 6 orang sekarang?" tanya Kinn.
"Aku tidak bilang begitu, karena kita belum tahu jumlah pastinya berapa," kata Vegas. "Lagipula, tujuh orang itu adalah yang berhasil aku temukan, dan semuanya atas nama satu identitas: Ken."
"...."
"Tapi lain-lainnya entah dimana, wujudnya seperti apa, dan bisa jadi tidak semuanya laki-laki."
"...."
"Mereka bisa berubah menjadi Pete, Sepupu," tegas Vegas. "Bahkan kau dengar sendiri suara mereka sama. Lalu kenapa tidak hanya untuk jadi perempuan?"

Kinn pun beranjak dari tempat duduknya. Dia menuju ke meja, sengaja menumpahkan balok-balok hiasan vas bunga, lalu menyusunnya menjadi jejeran hasil hipoteusa. "Jadi, masih ada kemungkinan banyak kloningan mereka," katanya sembari menyusun balok. "Semuanya berwujud sempurna, tidak punya banyak kelemahan, belum diketahui tujuan jelasnya, dan kita tidak tahu bagaimana cara membedakannya."
"Tidak, menurutku justru sangat bisa," kata Vegas. Tatapan matanya begitu tajam, lebih-lebih saat dia menghadapi Kinn di meja itu. Dia lantas ikut menyusun balok mereka. "Karena Pete dibius jarum sebelum ada tiruannya. Efeknya beda dengan milik Porche, dan jarum itu masuk ke leher."
"...."
"Jadi, mari kita anggap jarum itu bukan hanya benda kecil," kata Vegas. "Seseorang harus mengeceknya ulang agar kita bisa pastikan bahwa memang data calon model asli lah yang dibutuhkan mereka."
"Oke." Kinn kini memandangi konsep besar pemikiran keduanya. "Tapi, mau bentuknya manusia atau bukan, mereka pasti punya perbedaan."
"Ya, dan Faye bilang darah mereka hilang sesaat setelah dia membunuhnya di lift yang waktu itu," kata Vegas. Daripada sedang memecahkan kasus, secara kasat, meraka justru seperti sepasang saudara yang tengah bermain-main gim saat ini. "Sementara kita tidak mungkin melukai orang sembarangan hanya untuk membuktikan mereka klona atau bukan."
"Tapi kau bilang 1 identitas Ken bisa dipakai 7 orang klona ini," kata Kinn. "Jadi, mari bayangkan kornea dan sidik jari Pete pun sudah dipakai 7 lainnya diantara mereka."
Kali ini, Vegas tampak ingin meremukkan sesuatu. Dia meremas pinggiran meja dengan rahang mengetat, tetapi kemudian mengangguk pelan untuk membenarkan sang sepupu. "Bisa jadi," katanya. "Walau diantara semua itu, kita harus lebih memastikan apa tujuannya kepada Porche."
DEG
"Apa?"

"Mereka tidak membunuhnya dengan cepat, Sepupu. Mereka seperti sengaja membuatnya tidur," kata Vegas. "Tidakkah kau berpikir bisa saja karena Porche tahu sesuatu? Atau dia pernah melihat bukti entah apa? Dia tetap orang yang harus cepat kita temukan pertama kali."
Mendengarnya, mana mungkin Kinn tidak setuju? Bahkan meski situasinya begitu buruk, Kinn mungkin bisa membuat tindakan egois untuk Porche terlebih dahulu.
Untungnya tidak.
"Oke."
"Tapi apapun itu, sementara ini kita harus menghubungi Laura," kata Vegas. "Karena jika Jirayu, dokter pribadinya merupakan salah satu klona, kemungkinan dia pun tidak tahu apapun selama ini--"
Baru saja Vegas menutup mulut, mendadak ada suara sering telepon dari saku Kinn. Dan benar saja, itu merupakan Laura. Sang ratu mafia ternyata sudah sampai di pulau Regio di Cliabrica sekarang. Wanita itu bahkan langsung menuju pabrik rahasianya, mengecek, lalu mengirim sebuah data penting ke ponsel lelaki itu.
"Kinn, kau lihatlah apa yang kutemukan di tempat ini ...." kata Laura. "Dan berani sumpah bukan aku yang melakukannya."
Seketika, suhu tangan Kinn pun mendingin setelah melihat berkas tersebut. Adalah gambaran jelas tubuh Ken Nakhuawan Pariram yang telanjang di dalam sebuah tabung kimia. Mengambang dalam posisi mata terbuka dan jantung berdenyut, tetapi dia diam seolah tak lagi ingat identitasnya sendiri.


Bersambung ....
🤭 Ini hasil alur yang kemarin kurubah dikit 🔥 Siapa yang waktu itu membayangkan Porche berhasil dibawa pergi? 😊 Udah kejadian nih. Bahkan ditambahi Pete juga. Yesss! Vegas bakal ikutan ngereog!
[Dan inget gak? Vegas yang ngasih flashdisk ke Kinn titipan dari Arm. Berarti yang tahu informasi soal 7 Wajah ini juga cuma mereka bertiga. Sekarang berempat sama Pete]
[Aku enggak bakal bahas sci-fi ini terlalu jauh. Bisa-bisa nanti berubah genre. Fokusku tetap ke Action-Romance-nya. Apapun yang diceritakan, intinya tetep ke cinta-cintaan sebenarnya 🗿 Jadi, ya begitulah ... jangan kaget kalau nanti ada adegan ewe di tengah-tengah suasana ilmiah]
⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️
Untuk yang kepengen gabung grup diskusi FF ini, silahkan masuk ke bawah [Screenshot ➡️ salin di google lens ➡️ hapus spasinya ➡️ masuk]
https:// chat. whatsapp. com/ByfANJuZXFGBByok0Zg1oG