BAB 91

Lovely Review:

***

"Cih ... jangan kau pikir semudah itu," dengus Domenico kesal. Lelaki itu menoyor-noyor belakang kepala Jirayu dengan pistolnya. "Lagipula, berikutnya kau yang akan mati."

DEG

".... apa?"

"Kecuali kau ikut bersama kami. Bagaimana?" tawar Domenico. "Tidakkah itu rencana sempurna? Kulihat kau pun ingin mengkhianati Tuanmu juga." Kedua matanya melirik ke arah layar.

Seringai Jirayu semakin lebar. "Hmph, juga?" Namun, lelaki itu belum berani memutar kepala. "Lalu, jika bukan di pihak Mossimo, sebenarnya kau ikut siapa."

Domenico kini membalas dengan seringaian serupa. "Ikut? Aku bukan tipe seseorang seperti itu," katanya.

"Ha ha ha ha ha," tawa Jirayu. "Ternyata di sini ada anjing yang tidak sadar dirinya anjing." Dia menggeleng-gelengkan kepala. "Apa kau lupa setiap hari menjilati sepatu dan pelir Mossimo? Betapa rendahan sekali ...." (****)

Domenico pun menyeringai tipis. Sebagai satu-satunya yang tidak mengenakan seragam kepolisian, jelas sekali lelaki itu pemimpin pasukannya di sekitar.

Entah sedang menyamar saja, atau memang penguasa di balik pemerintahan Kota Venezia. Yang pasti, Jirayu paham Domenico datang bukan karena Mossimo.

Kim, kira-kira aku harus melakukan apa sekarang?

"Menurutmu sendiri aku di pihak siapa?" tanya Domenico dengan bahu terangkat. "Karena jika otakmu memang jenius, aku yakin jawabannya takkan ditarik terlalu sulit. Setuju?"

Di ruangan yang sunyi itu, Jirayu pun melirik ke sekitar. "Memangnya aku peduli? Lebih baik jawab untuk apa kau inginkan aku," katanya. "Tidakkah attitude pada calon rekan wajib dijaga? Kemana sopan santunmu itu?"

"Benar-benar sombong sekali ...." Domenico malah menatap ke layar virtual. "Padahal kau hanya salah satu diantara ketiga pembuat klona," katanya. "Baiklah, jika kau yang tidak mau, maka lebih baik kujajaki lelaki cantikmu di seberang sana."

DEG

"...."

"Walau malas jika harus menghabisi beberapa nyawa berbahaya sekaligus."

Perut Jirayu pun refleks tergelitik. "Pffft ... BUAHAHAHAH ... kau?" katanya benar-benar geli. "Ingin menghancurkan Kim Theerapanyakul? Dikira semua mafia itu jadi tawanannya tanpa alasan apa?"

"Aku sedang tidak ingin berdebat denganmu," tegas Domenico mulai kesal.

"Really? Padahal aku ahli memancing emosi siapapun," kata Jirayu tak kalah keras kepala. Lelaki itu kemudian berbalik, melempar senyum paling mengerikkannya, dan membuat pelatuk yang berbicara.

KACRAK!!

"Iya atau tidak, Tuan James?" sela Domenico tak sabaran. "Karena aku tidak ingin buang-buang waktu untuk melakukan misi ini."

Bukannya merasa terancam, Jirayu justru tertawa senang. "HA HA HA H HA ...."

"...."

Tapi dalam tiga detik, tawa itu malah berganti ekspresi datar. "Bunuh saja aku, Domenico," kata Jirayu dengan kelopak mata menurun. "Karena dunia ini terlalu gila untuk aku tangani lagi. Serius. Aku sendiri tidak tahu harus kemana dulu untuk kembali."

Domenico pun mengedarkan pandangan ke pasukan polisi yang siaga di sekitar mereka. Semuanya membentuk melingkar, sementara Domenico tiba-tiba fokus ke salah satunya. "Sudah benar-benar kau temukan?" tanyanya.

"Valid, Tuan! Yang berada di ruang sebelah adalah Wik Nakjunorn Ma," sahut lelaki itu.

"Bagus," puji Domenico senang. "Kalau begitu bawa pergi yang ini sebelum pasukan Inspektur datang." (****)

DEG

Apa katanya barusan?

"Biar aku sendiri yang membantai bodyguard itu untuk mengambil alih sistemnya." (*****)

"SIAP!"

Tepat saat Domenico berlalu, makian Jirayu pun refleks keluar. "TUNGGU, BRENGSEK!! DOMENICO APA MAKSUDMU YANG TADI?! HEI! HEI!! UPPHHHH!!!"

Namun, segalanya tidak berguna. Jirayu sudah diberangus seperti mangsa. Dibekap agar tidak mengatakan instruksi apapun. Lalu dipukul di bagian leher hingga terjatuh begitu saja. (******)

JDUAGH!

BRUGGHH!

"Kita pergi sekarang ...." Dengan cepat, langkah kaki Domenico pun menghilang dari ruangan tersebut.

DORRR!! DORRR!! DORRR! DORR!!

"TUAN KIM AWASSSSS!!!" teriak dua pelayan klona bersamaan. Mereka refleks memeluk Kim dan Tawan sebagai pelindung, dan membiarkan serbuan peluru menghujani mereka secara mendadak.

DORRR! DORRR!! DORR!! DORR!! DORR!! DOR!! DOR!! DOR!! DOR!!

DORR! DOR!! DOR!! DOR!! DOR!!

"BUNUH MEREKA BERDUA!! CEPAT! KITA HARUS BAWA MAYATNYA SEGERA!" teriak salah satu klona yang menjadi pemimpin.

Suasana sangat ribut saat itu. Antara klona dan klona. Mereka berhadapan begitu pasukan Kim menyusul datang untuk menghadang yang berkhianat.

"HEI, APA KALIAN INI SUDAH GILA?! MEREKA ORANG TUA KITA! KEPARAT!!"

KACRAK!! KACRAKK!! KACRAKK!!

Si pemimpin pun berteriak lagi. "SIAPA YANG ORANGTUA?! MEREKA HARUS KITA BAWA UNTUK SAMPEL PERCOBAAN!"

"APA?!"

Pemimpin itu pun mengayunkan tangannya sebagai isyarat. "ABAIKAN APAPUN PERKATAAN MEREKA!! SERAAAAAANNNGG!!" (*)

Mereka pun saling bertarung di ruang penuh air kolam itu. Ada yang ikut memeluk dalam barikade demi mempertebal perlindungan di sekitar Kim dan Tawan. Ada juga yang menghajar si penyeramg meski mereka kadang ragu itu kawan atau lawan.

Bagaimana pun, klona terlahir sebagai anak, prajurit, dan saudara sendiri. Mereka tidak diciptakan untuk saling melukai, dan ini adalah yang pertama kali.

GILA!! GILA!!

Pete sampai tidak perlu menyusup lagi karena memang tak satu pun klona peduli padanya. Malahan, Kinn, Porche, Mossimo, bahkan Vegas keluar untuk melihat situasi tersebut.

"Ada apa? Apa?!" kata Porche panik. Dia tergopoh-gopoh keluar karena suara tembakan, lalu melewati Vegas dan Mossimo yang masih tampak pucat sekali.

"TUNGGU, PORCHE!! KAU INI DI BELAKANG SAJA! BAHAYA!!" kata Kinn yang berlari untuk jadi yang paling depan. "BIAR KULIHAT DULU SITUASINYA!"

Sang mafia melongok ke bawah melalui mezzanine yang memutar di sekitar ruangan. Matanya menegang karena sang adik digempur puluhan klona. Apalagi terjebak diantara ratusan yang tengah bertarung.

"KIIIIIMM!" teriak Kinn tanpa disadarinya. Kalau bisa, lelaki itu ingin menjebol dinding kaca agar cepat ke lantai kolam, tapi tentu saja tak mungkin. Kegelisahannya pun menular ke semua orang, lebih-lebih kala darah para klona mulai membanjir di sekitar Kim dan Tawan.

"Ada apa, Kinn? Sumpah. Bisa jelaskan padaku?!"

Bukan Kinn, Pete lah yang menanggapi Porche. "Aku sendiri tidak tahu! Tapi tadi sumpah baik-baik saja!" katanya yang baru mendekat. "Para klona ini mendadak menggila! Apa kalian tidak dengar suara sistem di sekitar lagi?" tanyanya.

Mossimo yang baru datang malah ikut-ikutan bertanya. "Apa kau keluar sebelum kami?" katanya sambil memegangi sisa suntikan Ken di lengan.

"Ya! Begitulah--ah ... Vegas?! Kau kenapa ikut kemari?" tanya Pete yang segera menopang tubuh sang kekasih.

Vegas memandang Kinn sambil memegangi perutnya yang masih ngilu. "Tadi Pete kusuruh menemuimu untuk memberitahu sesuatu. Tapi, entah."

Kinn dan Porche pun berpandangan.

"Pasti terjadi sesuatu pada aksesnya. Aku yakin," kata Porche.

Kinn pun mengepalkan tangan tanpa sadar. "Apa benar-benar begitu?" tanyanya. "Karena adikku lah yang jadi objeknya. Dan Tawan. Tidakkah kau melihat mereka berdua? Kita bahkan tak diganggu para klona-klona itu."

"Apa kau tidak percaya padaku, Kinn?" tanya Porche.

Kinn menyentuh bahu Porche lembut. "Bukan tidak percaya, oke? Tapi kau bilang si pemilik akses tinggal "sang eksekutif."

Meski tak benar-benar mengerti pembahasannya, semua mata pun menatap ke arah Porche. Membuat lelaki itu menahan napas, hingga Ken berlari cepat dari lift yang baru terbuka.

TING!

"SEMUANYA!! CEPAT IKUT AKU SEKARANG! KITA HARUS BERLINDUNG TERLEBIH DAHULU!" teriak Ken. Dia menabrak beberapa pelayan klona yang entah kenapa ikut menyerang, dan terus mempercepat langkahnya. Mungkin, semua klona itu takut Kim dan Tawan terbunuh di bawah sana. Jadi, apapun yang bisa mereka perbuat, maka pasti akan dilakukan demi menyelamatkan.

"Kenapa, Ken? Jelaskan padaku secara singkat!" perintah Kinn sambil menjambak kerah lelaki itu.

"Aku juga tidak tahu, Tuan Kinn! Sungguh! Aku saja langsung mengecek data sistem dan tak ada masalah," kata Ken.

"Apa katamu?!" kata Kinn dengan jambakan yang makin menjadi. "Jangan bercanda denganku di saat seperti ini! ADIKKU HAMPIR TERBUNUH! BRENGSEK!!"

Ken pun kelabakan mencari napas dengan ikut menjambak longgar. "Aku serius, Tuan. Segalanya sesuai izin! Tapi mungkin, apa ada diantara kalian yang bisa mengecek perangkat AI lebih dalam?" tanyanya. "Sistem ini hasil rancangan kombinasi Kim dan Jirayu, jujur saja. Aku hanya membantu kalau ada yang bisa kulakukan. Tapi--"

"Laura pasti bisa melakukannya," kata Porche tiba-tiba. "Maksudku, dia pemilik asli pabrik AI sebelum Kim dan lain-lain me-recreate-nya. Dia pencetus database dasar dan lain-lain. Aku yakin--"

Kali ini Mossimo lah yang menjambak kerah lelaki itu.

BRAKH!

"TRAUMANYA KEMBALI KARENA MELAKUKAN SESUATU UNTUKMU!" bentak Mossimo saat tubuh Porche tergebrak ke dinding. "Sekarang dia kritis! KRITIS! Memang kau mau dia melakukan apa lagi, hah?!"

"Hei, Mossimo--"

BRAKH!

"ARRGHH!"

"DIAM KAU KINN, AKU SEDANG MEMBERIKAN PELAJARAN PADA ISTRI KEPARATMU INI," sela Mosssimo dengan lirikan tajamnya. "Dengar, ya Porche. Aku tahu hubungan kami tidak lagi baik. Dia juga takkan kularang kalau jatuh pada orang rendahan seperti dirimu. Tapi, maaf. Kalau terjadi sesuatu padanya lagi, tanganku ini takkan segan kucuci dengan darahmu di masa depan ...."

Semuanya pun diam karena situasi tak wajar itu, hingga ada raungan pedih yang terdengar dari bawah sana.

"ARRRRGGGGHHH!"

DOR!! DOR!! DOR!!

"TUAN KIM! KUMOHON JANGAN! IKUT BERTARUNG!" teriak seorang klona saat Kim merebut salah satu pistol untuk menghentikan pergerakan beberapa yang mendekat. Sebagai eksekutif yang menurunkan gaya bertarungnya kepada semua klona, dia jelas yang paling tahu bagaimana cara menghadapi mereka. Namun, lelaki itu tampak sangat emosional. Dia menumbangkan 7 klona dalam waktu singkat, lalu memeluk Tawan yang sudah pingsan dengan bahu dan kaki berdarah.

"PERSETAN DENGAN KALIAN SEMUA! BUATKAN AKU JALUR UNTUK PERGI KE UTARA!" teriak Kim sambil melempar pistolnya.

"BAIK!" teriak para klona yang masih setia. Mereka pun mulai membuat jalan berlindung. Semuanya berbaris dan berderet menjadi barikade yang baru, kemudian membiarkan Kim berlari dari sana dalam kondisi menggendong Tawan.

"MEREKA KABUR! CEPAT KEJAR!" kata si pemimpin klona pengkhianat.

Pasukannya pun langsung menyerbu, walau Kim tetap lebih cepat karena perlindungan tebalnya. Lelaki itu tampak tersiksa dengan napasnya sendiri, tetapi sanggup masuk ke lift hingga jatuh terduduk di dalam.

TING!

BRAKHH!

"CEPAT TUTUP PINTUNYA SEKARANG!" teriak Kim sambil melindungi kepala Tawan yang nyaris tertembak.

DOR!! DOR!! DOR!!

Padahal, semua peluru itu jadi bersarang dalam lengannya. Pemandangan yang membuat Kinn berkaca-kaca, walau amarah masih tersisa di dalam sudut batinnya.

"Baik, Porche. Aku memilih percaya padamu," kata Kinn. "Sekarang katakan jika kau memiliki ide untuk dilakukan."

Bersambung ....

(***) Kalimat ejekan saja. Ini berarti Domenico berada di sisi Mosssimo bertahun-tahun karena ingin sesuatu. BUKAN berarti dia gay ke Mossimo.

(****) Kalimat ini menunjukkan Domenico tidak di pihak pemerintahan juga. Karena pasukannya yang menyamar beda dengan pasukan polisi Inspektur Smith. Cuman, mereka ikut masuk ke dalam saat penyelidikan demi mendapatkan Jirayu. (selaku salah satu pembuat klona).

(*****) Jika Wik dibunuh Domenico, maka pemegang akses 30% klona pindah kepada dia. Lho? Kenapa bukan Jirayu? Karena Jirayu cuma hacker, tapi dia biarin Wik dalam mode tidur. Jadi, semisal Jirayu mati, akses kembali milik Wik. Cuman, kalau Wik-nya yang mati. Akses permanen jadi milik Domenico. [Saya ulang penjelasannya biar makin detail]

(******) Sebanyak 30% klona yang di-hack Jirayu itu berlaku untuk yang udah aktif/bangun saja. Dan kenapa Jirayu tidak bisa menggunakan pasukannya di tempat penggerebekan? Itu karena lokasi 30% pasukannya di luar sana. Enggak ikut dia di ruangan pusat sistem. Mana lorong-lorongnya teratas digenangi air pemadam kebakaran otomatis, kan? Semisal disuruh nyusul pun enggak semudah itu. Apalagi lantai-lantai atas udah dipenuhi aparat kepolisian yang asli. So, Jirayu bener-bener sendirian di sana.

____________

GAMBARAN SEMUA RUMAH KIM 🏘

CONTOH YANG ADA DI VENEZIA

[Anggap saja yang terkubur itu 23 lantai. Ada lift utama. Ada lift rahasia. Ada penjara. Ada pabrik kelahiran klona. Ada tempat senjata. Ada showroom mobil-mobil dan kendaraan lain guna menjalankan misi. Dan yang terbawah itu merupakan pusat sistem]

Nah, seperti yang kalian tahu ... bagian atasnya baru dibangun sedemikian rupa.