Kembali Berkunjung

Suasana gembira terlihat di paviliun keluarga Zang Yun dan Lung Nie, dan sementara itu terlihat Zang Yun mondar-mandir sambil mengumpulkan semua pelayan dan beberapa pengawal paviliunnya.

"Segera kalian menyiapkan makanan dan arak yang terbaik...!, karena kita akan membuat pesta kecil malam ini..., untuk menyambut kelahiran putraku...!" kata Zang Yun kepada mereka.

"Baik tuan besar...!, kami akan segera menyiapkannya..., dan selamat atas kelahiran tuan muda...!" kata mereka serempak.

"Ahh..., baik...! terimakasih..., ayo bergegaslah kalian...!, kita tidak punya waktu banyak...!" kata Zang Yun selanjutnya.

Suasana mulai cerah kembali dan aktivitas para penduduk desa terlihat kembali normal seperti biasanya, dan menyisakan banyak perbincangan yang terjadi dikedai makan, dipasar, dijalan, dan ditempat berkumpul lainnya. Para penduduk membicarakan tentang fenomena alam yang barusan terjadi, karena selama hidup mereka baru kali ini mengalami fenomena alam seperti yang terjadi beberapa menit yang lalu. Fenomena aneh dimana siang hari tiba-tiba berubah menjadi gelap seperti malam hari, dan disertai sambaran petir beberapa kali dan ditutup dengan sebuah sambaran petir terkuat yang pernah terjadi.

Banyak pendapat yang bermunculan bahwa akan terjadi suatu bencana alam yang besar, ada juga yang mengatakan tentang bangkitnya sosok iblis yang kuat dan akan menguasai Alam Fana ini, dan ada juga yang mengatakan bahwa akan turunnya seorang Dewa dari atas langit sambil membawa berkah untuk penduduk desa serta berbagai spekulasi dan pendapat dari perbincangan para penduduk. Sementara itu didalam paviliun keluarga Zang Yun terjadi kesibukkan karena para pelayan sedang mempersiapkan sebuah pesta kecil untuk menyambut kelahiran tua muda mereka.

Diruangan tengah paviliun terlihat empat sosok pria paruh baya sedang berkumpul Zang Rong, Zang Tong, Zang Rou dan Zang Wui, mereka duduk sambil minum teh hangat dan membicarakan fenomena alam yang barusan mereka alami bersama,...

"Fenomena apa yang terjadi tadi...?, baru sekarang ini aku melihat siang hari tiba-tiba berubah menjadi malam...?" kata Zang Rou sang Alkemis.

"Benar saudara Rou...!, sama denganku yang baru sekarang ini melihat hal seperti itu terjadi...!" kata Zang Rong sang Patriark Klan Zang.

"Hahaha..., jangankan kalian aku saja yang sudah tua ini...!, baru sekarang mengalaminya..., tapi aku pernah mendengar cerita guruku bahwa kejadian tersebut dinamakan Gerhana Matahari dan fenomena itu akan terjadi kembali setiap 400 tahun sekali...!" kata Zang Lang sang Pendekar Pedang Emas.

"Dan menurut cerita guruku...?, kejadian seperti ini pertanda adanya sebuah Pusaka Surgawi yang muncul di Alam Fana ini..., dan hanya seorang yang terpilih oleh langit yang berhak mendapatkannya...!" kata Zang Lang melanjutkan.

"Selain itu...!, guruku juga mengatakan bahwa kejadian langka seperti ini bisa jadi ada sebuah Materai Alam Surgawi yang diberikan kepada Ras Manusia di Alam Fana...?, dengan dipilihnya seorang anak manusia untuk menjadi Prajurit atau Jendral Dewa di Alam Surgawi...!" kata Zang Lang menambahkan.

"Hahaha..., aku melihat masa depan yang cerah kepada buyutku yang baru lahir ini...!" kata Zang Lang sambil tersenyum penuh arti.

Perkataan Zang Lang tersebut membuat 4 sosok didepannya terperangah memandang pria lanjut usia dihadapan mereka karena baru sekarang mendengar cerita tentang Fenomena Alam yang dinamakan dengan Gerhana Matahari tersebut.

"Ayah...!, apakah cucuku itu ada kaitannya dengan Fenomena Gerhana Matahari barusan...?" kata Zang Tong kepada Zang Lang.

"Ahh..., mungkin saja itu suatu kebetulan...!, cucumu lahir saat sedang terjadi Gerhana Matahari...!, tapi jika hal ini terjadi dizaman dulu...?, pasti orang-orang akan menganggap bahwa kejadian itu berkaitan..., ditambah lagi kelahiran seorang manusia saat Gerhana Matahari akan mempunyai tanda lahir yang mencolok ditubuhnya...!, tidak seperti tanda lahir dilehermu itu Tong...?, mirip luka habis dipatok ayam hehehe..." kata Zang Lang sambil bercanda karena anaknya Zang Tong mempunyai tanda lahir berwarna coklat kehitaman dilehernya.

"Ahh..., aku baru ingat...!, aku melihat ada tanda lahir didada bagian kiri cucumu saudara Tong...!, warnanya merah kecoklatan dan sebesar biji jagung...?" kata Zang Wui sebagai tabib yang membantu persalinan Lung Nie barusan.

"Ahh..., itu mungkin karena faktor keturunan...!, karena aku punya tanda seperti itu dibagian punggung..., anakku Zang Tong ada dilehernya..., dan Zang Yun tidak memiliki tanda lahir tapi menurun keanaknya ada dibagian dada kiri...?, itu pasti karena darahku banyak mengalir ditubuh buyutku itu...!, hehehe..." kata Zang Lang bangga sambil menunjukkan dadanya yang bidang.

"Berarti dalam tubuh Zang Yun darah siapa yang mengalir ayah...?, apa mungkin darah hewan yang selalu diburunya itu...?", kata Zang Rong sang kakak.

Pletuk...!,

Suara ujung tongkat kayu hitam berkepala naga emas milik Zang Lang mendarat dengan keras dikepala Zang Rong.

"Aduuuuhh...!, sakit ayah...!" kata Zang Rong sambil memegang kepalanya yang sakit.

"Dasar otak miring...!, itu pertanda bahwa darah yang mengalir didalam tubuh keponakanmu itu sebagian besar adalah darah keturunan dari ibunya...?" kata Zang Lang menjelaskan.

Suasana paviliun Zang Yun bertambah ramai karena hampir seluruh anggota keluarga dari pihak Zang Yun telah hadir, demikian juga dari pihak keluarga Lung Nie dan beberapa anak murid Perguruan Pedang Emas ikut hadir karena dipanggil untuk membantu menyiapkan pesta kecl dimalam nanti. Malam harinya semua anggota keluarga telah berkumpul diruang tengah paviliun keluarga Zang Yun yang cukup besar, meja panjang terbentang dan diatasnya telah tersaji berbagai macam hidangan dan tak lupa beberapa gentong Arak Wangi telah dikeluarkan dari gudang penyimpanan menemani pesta kecil malam itu. Silih berganti para anggota keluarga memberikan ucapan selamat kepada Zang Yun, dimana hari itu dia baru mendapatkan seorang putra yang lahir dengan keadaan sehat.

Bayi laki-laki berumur 3 hari terlihat tidur pulas dalam dekapan neneknya karena sepanjang malam tidak tidur, sementara itu didalam kamar pribadi Lung Nie masih terlelap dengan mimpinya dan diatas lantai kamar terlihat Zang Yun sedang fokus dengan kultivasinya, sudah 2 jam berlalu tapi dia masih fokus menstabilkan aliran energi didalam tubuhnya. Dalam keheningan kultivasinya dia merasakan tubuhnya terbang melayang dalam kehampaan, seakan ditarik oleh suatu kekuatan yang besar kemudian memasuki sebuah gumpalan awan sebesar paviliunnya, dengan masih duduk berposisi lotus dia juga melihat Lung Nie sang istri duduk bersila disampingnya dan didepan mereka sudah berdiri 6 sosok bercahaya yang pernah mendatangi mereka berdua beberapa bulan sebelumnya.

Sosok-sosok bercahaya tersebut semuanya memakai Jubah Kebesaran selayaknya seorang Raja dengan Mahkota dikepala mereka kemudian berkata...

"Segala sesuatu tercipta karena kehendak sang Maha Tinggi...!, dan Materai Surgawi telah turun ke Alam Fana ini terhadap keluargamu...!, Ingat...! jangan pernah memberitahukan kepada siapapun segala sesuatu yang kalian alami ini...!, kami datang untuk memberitahukan kepada kalian berdua tentang anakmu...!, namakan putramu dengan nama 'Zang Lung' karena dia adalah 'Putra Pilihan Langit' yang akan membawa Cahaya atas Peradaban ini...!, Kami akan datang kembali untuk mempersiapkan Sang Terpilih saat usianya cukup untuk menerima latihan dan pengetahuan dari Kami...!, Ingat pesanku...!, karena Kami adalah DEWA...!" suara bergema dan berwibawa dari salah satu sosok bercahaya yang berada ditengah dari 6 sosok yang datang menemui Zang Yun dan Lung Nie.

Seketika Zang Yun tersadar dari kutivasinya saat 6 sosok bercahaya itu menghilang, kemudian memandang sang istri yang juga sedang duduk diatas tempat tidur sambil termenung, mereka berdua mengingat kembali apa yang baru mereka alami tentang semua perkataan 6 sosok bercahaya yang mengaku sebagai Dewa tersebut.

"Ahh..., mereka kembali datang istriku...!, mereka memenuhi janjinya untuk kembali ketika putra kita lahir...!, hmm..., ternyata putra kita adalah Putra Pilihan para Dewa di Alam Surgawi...!, dan namanya adalah Zang Lung...!" kata Zang Yun kepada sang istri yang masih terlihat bingung.

"Sayang...!, apakah semua ini kenyataan...?, atau aku hanya bermimpi seperti sebelum-sebelumnya...?, ahh..., aku takut suamiku...?" kata Lung Nie gelisah menkhawatirkan sang putra yang baru 3 hari dia lahirkan.

"Tenangah sayang...!, ini semua sudah takdir dari Sang Pencipta untuk anak kita...?, kita harus menerimanya dan tidak mungkin para Dewa akan membiarkan anak kita sebagai Putra Pilihan mereka untuk mendertita...?, eennmm...?" kata Zang Yun yang terlihat tegar kemudian memberikan ketenangan kepada sang istri.

Hua Ing (ibu Zang Yun) dan Shu Wang (ibu Lung Nie) masih ditahan untuk menginap dipaviliun Zang Yun, mereka berdua diminta untuk membantu menjaga dan secara bergantian menggendong cucu mereka Zang Lung. Hal ini dikarenakan Lung Nie masih dalam tahap pemulihan setelah melahirkan, dan Zang Yun belum berani melepas sang putra kepada para pelayannya karena mereka belum berpengalaman dalam mengurus seorang bayi.