Chikage Hizaki terlihat bahagia dengan cokelat yang telah dia beli yang dia bungkus dalam kotak berwarna ungu yang dibalut dengan pita berwarna merah.
"Aku harap Mikoto suka dengan cokelat pemberianku ini," ujar Chikage Hizaki dengan penuh rasa bahagia. "Selain cokelat, aku juga akan memberikan yang lain bagi Mikoto-ku tercinta."
Sementara itu, Mikoto Kiba tengah memperbaiki motor Suzuki GS1200SS miliknya.
"Hari yang melelahkan," keluh Mikoto Kiba setelah memperbaiki motor miliknya.
"Kau selalu sibuk seperti biasanya, Mikoto," sapa Chikage Hizaki pada Mikoto yang telah memperbaiki motor.
"Daripada diperbaiki ke bengkel. Lebih baik diperbaiki sendiri," balas Mikoto Kiba. "Setidaknya dengan begini, kita bisa berkencan bersama, dan berkeliling dunia dengan moto," sambung Mikoto Kiba dengan penuh kebahagiaan.
"Tapi untuk saat ini. Aku tidak ingin jalan-jalan," kata Chikage Hizaki.
"Tak apa. Asalkan kau ada di sampingku. Itu sudah lebih dari cukup," balas Mikoto Kiba dengan begitu romantisnya.
Chikage Hizaki begitu merona mendengarkan kalimat romantis yang meluncur dari bibir kekasihnya itu.
"Mikoto," kata Chikage Hizaki. Dia kemudian memberikan sekotak cokelat kepada Mikoto Kiba dan tangan kanannya membuka jaket cokelatnya yang memperlihatkan belahan gunung kembarnya yang berukuran besar.
"Aku punya cokelat untukmu dan juga susu," kata Chikage Hizaki. "Kau pilih yang mana."
Ekspresi wajah Mikoto Kiba terlihat begitu sumringah ketika melihat belahan dada Chikage Hizaki yang begitu besar.
"Aku mau susu," balas Mikoto Kiba yang segera membenamkan wajahnya pada gunung kembar Chikage Hizaki yang begitu besar.
Mikoto Kiba juga meremas-remas gunung kembar Chikage Hizaki yang begitu besar. Chikage Hizaki mengerang begitu seksi dan menikmati setiap remasan yang dilakukan oleh kekasihnya terhadap dirinya. Sambil meremas-remas sepasang gunung kembar milik kekasihnya. Mikoto Kiba menjilati leher kekasihnya.
"Argh, nikmatnya," ujar Chikage Hizaki yang merasakan kenikmatan dan sensasi berbagi cinta dengan Mikoto Kiba.
Setelah menjilati leher kekasihnya, Mikoto Kiba kemudian mencium bibir Chikage Hizaki.
Kedua perempuan lesbian itu saling beradu bibir sambil meremas-remas gunung kembar mereka berdua masing-masing. Mereka berdua berciuman dengan penuh nafsu dan hasrat. Mereka berdua saling meremas-remas kedua gunung kembarnya, sehingga membuat kegiatan ciuman mereka semakin menggairahkan.
Mereka berdua berhenti berciuman. Kedua tangan Mikoto Kiba berhenti meremas-remas gunung kembar Chikage Hizaki dan membelai lembut wajah kekasihnya. Jari-jemari Mikoto Kiba merasa setiap inci wajah kekasihnya dan ibu jarinya memainkan bibir Chikage Hizaki yang begitu seksi.
"Aku benar-benar mencintaimu, Chikage. Aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku. Terima kasih kau mau menjadi bagian dari hidupku ini," ungkap Mikoto Kiba sambil membayangkan ciuman pertama yang mereka berdua lakukan.
"Aku juga mencintaimu, Mikoto. Kau adalah tempat di mana aku ingin kembali dan ingin selalu bersama menghabiskan waktuku dengan orang yang aku cintai," balas Chikage Hizaki.
Kedua perempuan lesbian itu kemudian kembali berciuman dan beradu bibir mereka sambil kembali meremas-remas kedua gunung kembar mereka yang begitu besar.
Cinta mereka berdua memang cinta terlarang. Akan tetapi, bagi Chikage Hizaki. Mikoto Kiba adalah tempat untuknya kembali dan ingin hidup bersama hingga akhir. Sementara bagi Mikoto Kiba, Chikage Hizaki adalah sosok yang mencintai dirinya dengan sepenuh hati. Mengingat Mikoto Kiba merasa sakit hati dengan Arashi Mikami yang menolak cintanya.
Setelah berciuman dan saling meremas kedua gunung kembar mereka. Kedua perempuan lesbian itu tengah duduk bersantai di ruangan tengah rumah Mikoto Kiba. Mereka berdua sedang memakan cokelat dengan slaing menyuapi satu sama lain.
"Kita sudah hidup seperti suami-istri saja yah, dengan hidup serumah. Walaupun kita lesbian," ujar Chikage Hizaki dengan senyuman jahil terhias di wajah cantiknya.
"Memang apa salahnya jika kita hidup serumah? Lagian kita juga bekerja di organisasi yang sama. Daripada kita hidup terpisah, lebih baik kita tinggal serumah agar kita selalu bersama," balas Mikoto Kiba dengan wajahnya yang memerah.
Chikage Hizaki menatap dengan dalam wajah kekasihnya. Sementara Mikoto Kiba merasa seperti salah tingkah ditatap dengan lebih dalam oleh kekasihnya.
Chikage Hizaki menutup matanya dan mulai mencium bibir Mikoto Kiba. Chikage Hizaki menyosor bibir kekasihnya dan lidahnya saling beradu dengan lidahnya Mikoto Kiba. Kedua perempuan lesbian itu kembali berciuman dengan penuh nafsu dan hasrat setelah makan cokelat. Cokelat, ciuman, dan cinta. Itu adalah simbol dari hubungan suci antara Mikoto Kiba dengan Chikage Hizaki.