"Ayaah"
"Iyaa nak?'
"Beliin penghapus.."
"Oh.. Yasudah yuk sini.. ayah belikan"
Di depan sekolah Risa meminta kepada ayahnya untuk di belikan penghapus, sang ayah pun membelikannya di penjual mainan depan sekolahnya itu.
Namun pada saat sang ayah meminta Risa untuk memilih penghapus yang ia suka, Risa justru diam dan melamun menatap boneka barbie yang terpajang menggantung itu.
"Risa mau itu?" Tanya ayah kepada Risa.
Pada saat ayahnya menawarkan boneka barbie Risa hanya mengangguk saja, tetapi uang ayahnya tidak cukup untuk membelinya saat itu, sang ayah tetap akan membelinya namun ia akan membayar kekurangannya esok hari.
Risa melihatnya menjadi merasa bersalah karena ayahnya rela berhutang demi dirinya.
Dalam hati ia berjanji tidak akan membuat ayahnya melakukan itu lagi untuk dirinya.
Setelah Risa sudah berada di dalam kelas ia mengeluarkan boneka barbie barunya itu, dengan perasaan yang senang bahwa ia sudah mempunyai barbie baru yang akan mengisi imajinasinya.
Namun ternyata Annie melihatnya pada saat Risa dan ayahnya membeli boneka barbie dan Annie menceritakannya kepada teman-temannya.
"Baru yah?" Tanya Annie kepada Risa.
Annie bertanya kepada Risa soal boneka barunya itu akan tetapi Risa hanya diam saja tanpa menjawabnya.
"Hutang yah?"
"Ayah Kamu gak punya uang kasian deh"
Mendengar Annie yang merendahkan ayahnya Risa pun berdiri dari tempat duduknya dan ia mendorong Annie sampai Annie hampir jatuh.
Lalu Vera menghampiri Risa dan ia menarik baju Risa.
"Jangan sentuh temenku!!" Bentak Vera kepada Risa.
Risa hanya diam lalu duduk sambil membenarkan bajunya.
Ia merasa sedih saat Vera membentaknya dan Annie hanya tertawa lalu mengajak Vera kembali duduk ke tempatnya.
Risa kembali memasukan bonekanya ke dalam tas karena ia tidak mau jika mereka mengganggunya saat sedang bermain boneka.
Hari demi hari ia lalui di sekolah dengan perasaan sedih.
Setiap hari mereka mengejeknya dan membuat Risa selalu bersedih setiap harinya, meski begitu Risa tetap kuat menjalaninya agar ia bisa terus bersekolah.
* * *
6 bulan kemudian tepatnya di hari kenaikan kelas Risa mendapat Ranking lima di kelasnya dan ayah ibunya sangatlah bangga kepada Risa.
Orang tua Risa tidak menyadari kalau anaknya itu sangat kesepian di sekolahnya.
Setiap hari sendirian duduk di kelas dan keluar kelas jika ia ingin bertemu dengan ayahnya saja.
Sampai Risa sudah kelas 3 pun ia masih tetap sendirian dan Risa mulai terbiasa dengan keadaan itu.
--------------------------
Angel at School
--------------------------
Pada saat Risa sudah kelas 4.
Ia sudah tidak lagi di temani ayahnya karena Risa sudah bisa pergi ke sekolah sendirian.
Risa sudah benar-benar sendirian di sekolah tanpa ada ayahnya lagi dan kakaknya yang sekarang sudah masuk SMP.
"Ayah.. Ibu.. Aku brangkat.."
"Iya nak.. hati-hati di jalan.. jangan lupa bawa payung nak.."
Setiap jam istirahat Risa selalu duduk di tempat yang biasa yaitu di belakang sekolah, di sana ia duduk sambil melihat pemandangan sawah karena tepat di belakang sekolah adalah persawahan.
Ia duduk sejak masih di kelas 2, setiap sedang bersedih ia selalu ke sana untuk menenangkan hatinya.
Pada saat Risa sedang duduk bel pun berbunyi menandakan jam istirahat sudah selesai dan ia bergegas masuk ke dalam kelasnya.
Sesampainya di kelas ia melihat coretan kapur bertuliskan "Pencuri" namun Risa sudah terbiasa melihat kata-kata itu di mejanya dan ia tau itu adalah ulah Vera.
Setelah sudah waktunya pulang Vera menghampiri dan berbisik.
"Jangan sampai ada yang tertinggal ya" Ucap Vera sambil tersenyum.
Risa yang curiga langsung mengecek semua barang bawaannya, lalu Risa menyadari bahwa payung yang ia bawa tidak ada di sana.
Semua anak bergegas pulang meninggalkan kelas namun tidak untuk Risa yang masih mencari payungnya.
Selama 30 menit ia mencarinya namun belum juga ketemu, sampai sekolah itu sepi hanya ia sendirian di sana.
Risa sangat sedih memikirkan dirinya sendiri yang sudah tiga tahun ia tidak memiliki teman dan selalu di sakiti.
Seakan langit ikut menangis mendengarkan kata hati Risa.
Hujan pun turun dengan derasnya.
Risa semakin panik dan kebingungan, ia berdiri di depan sekolah menunggu hujannya berhenti tetapi tak kunjung reda.
Risa mulai lelah dan lapar.
Ia sendirian di sekolah itu dan ia semakin takut dengan keadaannya yang sendirian.
Risa mencari kantung kresek untuk melindungi bukunya, ia pergi ke kantin namun tidak menemukannya.
Lalu Risa mencari ke tempat sampah di sekolah itu dan mendapatkannya.
Ia mulai berjalan keluar dan meninggalkan sekolah.
"Ini adalah air mata ku, aku akan menangis sepuasnya di bawah guyuran air hujan supaya tidak ada orang yang tau bahwa aku sedang menangis"