Ini adalah hari minggu, hari yang selalu dinanti oleh Risa bukan karena liburnya tetapi cuma di hari inilah Risa merasa hatinya tenang meski hanya sehari.
Risa bangun pagi dan duduk di depan rumah sendirian, ia melamun membayangkan kalau ia memiliki banyak teman di sekolahnya, bermain kesana kemari dan tertawa bersama teman-temannya.
Seketika semua angan-angan itu hilang pada saat teman-teman kakaknya memanggilnya.
"Itu adiknya Kiki kan ?" Tanya Niko kepada yang lain.
"Iya, tapi kok dia melamun" Ucap Alan.
"Coba kita tanya Kiki ke dia yuk" Ajak Arin kepada yang lain.
Lalu mereka pun mendekat untuk menanyakan kakaknya kepada Risa yang masih melamun.
"Hei Kamu melamun apa bukan" Tanya Yuta kepada Risa.
"Bukan begituu!!" Bentak Niko, Arin, Alan kepada Yuta.
Risa sedikit kaget dengan kehadiran teman-teman kakaknya yang sudah di sebelahnya dan ia pun langsung masuk ke dalam untuk membangunkan kakakny.
Setelah bangun dan selesai sarapan, mereka akan pergi memancing namun mereka menyadari kalau ternyata Risa mengikuti mereka di belakang.
"Risa kenapa ikut?" Tanya Kiki kepada adiknya.
"Ikuutt kaak"
"Hmm Yasudah ayuk sini".
Pada akhirnya Risa pun ikut bersama mereka untuk memancing ikan di sungai.
Saat memancing mereka bercanda satu sama lain, di sini Risa selalu tertawa karena melihat tingkah teman-teman kakaknya itu.
Seperti pada saat Risa melempar batu ke dalam air yang sedang di pancing oleh Alan, namun Alan yang tidak tau malah menuduh Yuta sampai berkelahi tetapi hanya berpura-pura saja.
Dan lagi-lagi Risa tertawa di buatnya saat melihat tingkah mereka berdua.
Meski ikan yang di dapat tidak lah banyak namun keseruan bersama mereka cukup membuatnya lupa dengan masalahnya di sekolah.
Hari menjelang siang, mereka harus segera pulang supaya tidak di marahi karena mereka membawa Risa.
Sesampainya di rumah mereka pun memakan ikan dari hasil memancing.
Lalu setelah makan mereka akan bermain bola tetapi Risa meminta agar di izinkan ikut mereka lagi.
Niko menunjuk Risa sebagai wasit saja.
Setelah permainan sudah di mulai tidak sengaja Arin menjatuhkan Alan dan mereka menanyakan kepada Risa soal siapa yang melakukan pelanggaran, namun Risa memberikan kartu kuning kepada penjaga gawang yang dimana pada saat itu Yuta lah penjaga gawangnya.
Yuta yang tidak terima menghampiri Risa.
"Yang jatuhin Alan kan Arin kenapa aku yang di kasih kartu kuning?" Tanya Yuta kepada Risa.
"Soalnya Kakak cuma diem aja gak kaya yang lain rebutin bola" Jawab Risa kepada Yuta.
"Loh!! namanya juga penjaga gawang ya harus diem di depan gawang" Kata Yuta menjelaskan.
"Udah Yut.. kita semua harus ikutin keputusan wasit" Ucap Niko dan yang lain.
"Gak mau!! aku gak lakuin pelanggaran tapi di kasih kartu kuning, seperti aku di fitnah sama wasit" Ucap Yuta dengan marah (hanya pura-pura)
Mereka semua tertawa melihat ulah Risa yang asal tunjuk karena tidak mengerti apa-apa soal permainan bola.
Namun Risa penasaran dengan ucapan Yuta yang bilang kalau ia seperti di fitnah oleh wasit.
"Kak Yuta" Panggil Risa kepada Yuta.
"Iya, kenapa Risa?"
"Fitnah itu apa?" Tanya Risa.
Semua memberi tau secara jelas kepada Risa soal fitnah, dan setelah Risa sudah tau ia jadi paham kalau dirinya seperti di fitnah oleh seseorang di kelasnya, namun ia tidak tau siapa yang melakukan itu semua pada dirinya.
Malam hari nya di kamar Risa duduk melamun sambil memainkan jarinya di ujung baju.
Ia ingin menceritakan kepada ayah ibunya namun ia takut mereka memarahi Vera dan Vera pasti akan lebih menyakiti dirinya.
"Apakah seperti ini kalau sekolah?" Ucap Risa dalam hati.