Hari ini semua berangkat seperti biasa, begitu juga dengan Mey yang di hari sebelumnya ia tidak berangkat.
Mey selalu takut dan harus siap menahan sakit setiap di kelasnya.
"Hei Mey.." Sapa Ririn.
"Ya" Jawab Mey.
"Iihh kok jutek sih.." Ucap Ririn
"Maaf kalo gitu"
"Sisirin rambut ku dong" Pinta Ririn.
Mey hanya diam menuruti perintah Ririn karena Mey sangat takut.
"Ehh Tante lagi sisirin rambut ponakannya.." Ucap Nancy.
"Diem lo Nan.. nanti dia nangis gak mau sisirin aku" Ucap Ririn.
"Hahaha" Tawa Nancy melihat Mey menyisir rambut Ririn.
"Rin, lo udah gede masih di sisirin sama Ibunya" Ucap Tirta.
"Lo lagii.. diem deh semua!! terusin Mey" Ucap Ririn.
Dengan perasaan yang sakit Mey menahan air matanya dan terus menyisir rambut Ririn.
"Eh Mey, Kamu sebenernya punya temen gak sih di sekolah? kok aku gak pernah liat Kamu sama temen" Tanya Ririn.
"Aku gak punya temen" Jawab Mey.
"Oh kasiaann.. Kamu mau jadi temenku?" Ucap Ririn.
"Aku bilang gak punya temen karna aku gak mau Ririn tau tentang Risa dan Vera, Ririn jahat aku harus jauhkan dari temen-temenku.. tapi Ririn nawarin aku buat jadi temennya, Ya tuhan aku bingung" Ucap Mey dalam hati.
"Kok diem.. jawab dong!!" Bentak Ririn kepada Mey.
"I..iya.. a aku mau" Jawab Mey takut.
"Tapi harus nurut ya sama aku" Ucap Ririn.
Mey hanya mengangguk sebagai tanda bahwa ia mau.
"Aku gak punya pilihan" Ucap Mey dalam hati.
Mey pun menerima tawaran Ririn sebagai teman, namun dalam ucapan Ririn seperti bukan menjadikan teman, tetapi lebih ke pesuruh.
* * *
Zain menghampiri Danis yang sedang duduk sendirian.
"Daniiss!!" panggil Zain dengan keras.
"Eh Zain.. gimana bukunya bagus gak?" Tanya Danis.
"Kau bilang buku tentang deketin cewek.. tapi malah bikin aku bertobat!!" Ucap Zain.
"Ah maaf mungkin aku salah kasih buku" Ucap Danis.
"Mana buku yang bener?"
"Udah ku buang semua Zain" Jelas Danis.
"Kok di buang?" Tanya Zain.
"Aku lagi sedih nih" Ucap Danis.
"Kamu sedih kenapa Nis?"
"Aku sudah baca banyak buku tapi gak ada satupun yang buat aku bisa deketin dia" Jelas Danis.
"Berarti kita sama Nis, aku juga gak tau caranya deketin cewek" Jelas Zain.
"Nasib kita sama Zain" Ucap Danis.
"Iya Nis" Ucap Zain.
Tidak lama kemudian Tian pun datang, lalu Danis menceritakan tentang dirinya yang tidak bisa mendekati seseorang.
"Aku tau Kamu mau deketin Vera kan Nis?" Ucap Tian.
"Iya, aku ingin berteman sama Vera tapi dia selalu menghindari ku seperti saat di kantin" Jelas Danis.
"Aku punya rencana Nis" Ucap Tian.
"Gimana tuh rencanamu?" Tanya Danis.
"Kamu ke kantin seperti kemarin, Kamu duduk aja sendirian nanti ku panggilkan Vera" Jelas Tian.
"Baiklah aku ke kantin dulu" Ucap Danis pergi.
Tian pun menghampiri Vera yang sedang bersama Risa, dan Tian bilang kepada Vera bahwa ada seseorang yang sedang menunggunya di kantin.
"Aku harus siap" Ucap Danis dalam hati.
"Hai D a n i s" Sapa Nancy duduk dengan Danis.
"Aah i..iyaa N a n c y" Jawab Danis.
Vera pun memasuki kantin dan melihat Danis sedang bersama Nancy.
"Tenang Zain.. Rencanaku pasti berhasil" Ucap Tian.
"Sip Tian.." Ucap Zain.
"Tian!" Panggil Vera.
"iya Ver gimana?" Ucap Tian.
Plakk!!!
Sesampainya di Taman.
"Nis gue dapet tanda tangan Vera nih" Ucap Tian.
"Wah bagus dong" Ucap Danis.
"Bukan itu, maksudnya kena tampar" Ucap Tian.
"Ah maaf gara-gara aku.. terimakasih udah bantu.. emang udah nasibku walau jadi teman pun gak bisa.." Ucap Danis meninggalkan Tian dan Zain.
Di kelas 10E
"Kita di sekolah jadi punya 2 musuh, itu karena gara-gara lo Annie!!" Ucap Alex.
"Kok nyalahin aku sih? bilang aja Kamu kapok sama Tirta" Ucap Annie.
"Lo juga kapok kan sama Ririn!!" Ucap Alex.
"Udah dong.. kok kalian ribut sendiri sih" Ucap Lita.
"Yaudah besok kita mulai ya.. aku bawa gunting besok" Ucap Annie.