Braydon Neal, yang sedang duduk bersila, memiliki cahaya di matanya.
Dia ingin secara pribadi menyaksikan pertarungan ini.
Alasannya sederhana: melalui pertarungan ini, dia melihat sekilas jalur transendensi si kera.
Seseorang bisa dengan mudah melihat potensinya sekilas.
Meski dia tak bisa 100% yakin tentang pencapaian masa depannya, dia masih bisa membuat tebakan yang cukup bagus.
Ketika tubuh cacat kedua melangkah ke platform ke-8, si kera berlevel transenden melepaskan aura mengerikannya.
Tekanan Transendensi menyapu.
"Aura transenden? Aura mu saja tak bisa menekan ku. Mencapai tingkat kesembilan, apalagi melampaui kesepuluh, akan sulit."
Tubuh cacat kedua melangkah maju dan menyerang, kekuatan jalur dewa menekan transendensi.
Mereka bertarung sengit, bertukar ratusan gerakan, sampai si kera transenden terpotong oleh tubuh cacat kedua.
Braydon menonton dengan tenang; dia sudah mendapatkan jawabannya.
Kera coklat itu pasti bukan yang meninggalkan warisan itu.